"Bagaimana? Kau sudah taruh petasannya?" Lelaki paruh baya itu memandang bawahannya menuntutSang bawahan menunduk hormat, "sudah tuan, apalagi mereka akan comeback" jawab sang bawahan merasa puas
Pria paruh baya itu tertawa kejam "wah, padahal aku hanya ingin anak itu. Tapi malah semuanya, kerja bagus" pria itu menepuk bahu bawahannya bangga
"Tapi, bukankah anakmu juga akan kena imbas?" Tanyanya remeh. sang bawahan menggeleng cepat "tak apa tuan, dia masih bisa hidup walau dengan masalah ini"
Pria paruh baya itu mengangguk "ahh sayang sekali aku tak bisa membunuhnya" ia melipat lengan jas nya hingga ke siku
"sabar tuan, anda yang berkuasa disini. Jadi anda pasti bisa cepat atau lambat. lagian ini hanya petasan, belum bom yang sesungguhnya"
-----
"Masalahnya bukan cuman rumor dating itu hyung" mulainya sambil berjalan beriringan kearah mobilnya.
"Ha!?" Kaget Jaehyun
"Entar deh gue ceritain itu, manager hyung udah nunggu" ujar Jaemin sambil mengarahkan dagunya menunjuk mobil hitam yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
"Engga engga! Gue gasuka di gantung ya!" Teriak Jaehyun cepat sambil menarik Jaemin ke arah mobil "Hyung! Jaemin pulang sama gue!" Heol, semudah itu? Batin Jaemin. Dia heran, pelet apa yang diberikan hyung nya ini kepada sang manager?
Manager itu tampak menyerngitkan dahinya bingung "kenapa kau disini, Jae?" Tanyanya sambil melirik kearah Jaemin.
"Pengen aja, udah ya hyung gue bawa Nana byeee" Jaemin kembali oleng ketika tangannya diseret oleh Jaehyun.
Keduanya sekarang sudah duduk nyaman di mobil Jaehyun sedang dalam perjalanan. Jaemin menoleh, memicingkan mata curiga "Hyung, lo ga ada hubungan apa apa kan sama manager hyung?"
Jaehyun melotot, menoleh kearah Jaemin "HEH! amit amit kaga lah gila gue NORMAL, mending gue sama sijeuni cantik cantik" ada ada saja dongsaeng nya satu ini.
"lagian lo gampang banget hyung langsung di izinin, lah gue? Di bentak yang ada"
Jaehyun terbahak "gue berpengaruh saham disini, ah lebih tepatnya keluarga gue sih kalo lo lupa" Jaehyun mengambil cemilan disampingnya "gimana tadi masalah lo? tambah ngalihin topik" lanjutnya kemudian.
"ck inget aja, ya gitu" decaknya kesal
"Gitu gimana sih bambang kesel gue lama lama digantung terus"
"Ternyata yang dipermasalahin bukan rumor dating" Jaemin menyenderkan tubuhnya kekursi sambil memejamkan mata.
"What?, maksud lo?"
"Sangsanim, dia tanya soal keluarga gue jadi tadi tuh--" Jaemin menceritakan semua tanpa tekecuali.
Jaehyun melongo mendengar cerita Jaemin "siapa wartawannya? ntar gue bilangin Jungkook" Jaemin terkekeh "kali ini lo gaboleh terlibat hyung, gue cerita karena lo udah bela belain nyusul gue ke agensi" bukannya Jaemin sok bisa, tapi jika semuanya terbongkar dia tidak ingin karir Jaehyun ikut dalam masalah.
Lagian, Jaemin belum tau apa masalah yang sesungguhnya. Menyenangkan? Atau malah mematikan?
"lo tuh ya! Keras kepala banget sih, kalo lo gatau namanya, staffnya ketemu dimana?"Jaehyun tidak sadar, bahkan dirinya lebih keras kepala daripada Jaemin.
"Gue serius hyung, udah cukup lo ngebantu gue sampe disini"
Jaehyun menghentikan mobilnya di depan dorm dreamis "ngga Na Jaemin! Gue bahkan belum bantu lo apa apa" sahut Jaehyun mutlak
"pikirin karir lo hyung! Kalo semua ini terbongkar, Lo juga bakal keseret karna ngebantu gue!" Jaemin sedikit menaikkan suaranya, sambil menatap Jaehyun memohon.
Jaehyun menghela napas lelah "gue gabakal miskin Na, bahkan kalaupun orang tua gue tau ini mereka pasti bakal setuju. lo udah gue anggep adik gue sendiri Na" ya, dulu Jaemin pernah beberapa kali bertemu dengan orang tua Jaehyun. Mereka kaya, jelas dan juga mereka begitu baik kepada Jaemin.
Jaemin tersenyum, sangat tulus "terimakasih banyak hyung, tapi maaf" sambil tetap tersenyum, Jaemin membuka pintu mobil dan masuk ke dorm.
Jaehyun membuka ponselnya, mendekatkan kearah telinga beberapa saat "Jung, ayo kita ketemu di tempat biasa" dasar Jung Jaehyun si keras kepala.
Tapi,
Jika saja si Jung tidak keras kepala, mungkin semuanya akan lebih rumit mengingat Jaemin dengan semua topengnya.
Ya kan?
"NA! GIMANA HOY! KELAR?"
"NJUN! gue di depan elah gausah teriak teriak" Teriak Jaemin sambil menggelengkan kepalanya heran, dia di dorm apa di kebun binatang sih. Rame bener
"gimana?" Tanya Jeno ketika melihat Jaemin mendudukkan dirinya di sofa
"kelar, katanya tenang aja biasa kalau mau comeback kan gini"
"udah? gitu doang?" Tanya Haechan kepo
"Iya gitu doang gembul, lagian mau ngapain lagi orang gue ga salah apa apa" Jaemin meringis dalam hati,
"Oh ya gini gaes, mumpung Nana udah balik dan masalahnya kelar gue mau ngabarin" kata Jeno meminta perhatian para member.
"apaan hyung?" Kini, giliran sang maknae yang menyahut.
"Jadi, appa gue baru ngabarin kalo dia dinaikin pangkat tadi nah karena besok kita latihan sama par hyungnya sore, kita diundang kerumah gue buat sarapan bersama" dia melirik satu persatu member "ya cuman member dream sih" lanjutnya.
Chenle mengalihkan pandangannya dari ponsel "appa lo bukannya kerja di politik ya hyung?" Jeno menoleh "iya bener le"
"Gue heran deh, keluarga lo di dunia politik semua kenapa lo nyasar ke dunia entertainment sih?" Tanya Renjun sambil sibuk berkutat dengan lukisannya
"Kalo di politik ada menteri penyanyian atau gak perdance an gue udah menyalonkan diri dari dulu"
Jaemin terkekeh "yakalii Jen" dia beranjak dari sofa "gue ke kamar dulu, ngantuk banget daritadi" dia merenggangkan badan, berjalan ke arah kamar.
Di kamar, setelah memastikan pintu terkunci Jaemin terdiam. Berbaring sambil menatap kearah langit kamar "bagaimana bisa?" Gumamnya.
Dia terdiam sesaat, sebelum rasa sesak mulai menyekik dirinya "Kenapa selama bertahun tahun baru sekarang?" Kali ini, tangannya gemetar
"Apa aku akan merasakan dinginnya lantai?" Otak Jaemin terputar seperti kaset rusak, memutar kejadian demi kejadian yang dialaminya.
"Apa aku akan menyeret tubuhku ke rumah sakit lagi?"
"A-apa tubuhku akan kembali mengeluarkan darah?" Jaemin meringis ketika dadanya semakin nyeri, Keringat dingin mulai bermunculan. Dia mengambil botol yang berisi pil di laci. Jaemin sadar, penyakitnya kambuh.
TBC.
Voment juseyo~
Aku naroh kode disini gais kalo kalian sadar ^•^Echan Gans: gaseyo~
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH -(Na) Jaemin
Fanfiction[SLOW UPDATE] ❞𝙠𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙨𝙚𝙗𝙪𝙖𝙝 𝙠𝙚𝙣𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙗𝙖𝙝𝙖𝙜𝙞𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙞𝙨𝙖𝙠 𝙩𝙖𝙣𝙜𝙞𝙨, 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙩𝙪𝙡𝙖𝙝 𝙠𝙖𝙩𝙖 𝙧𝙞𝙣𝙙𝙪 𝙩𝙚𝙧𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙧 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙨𝙖𝙠𝙠𝙖𝙣❞ Duri demi duri ia lewati, jawaban demi jawaba...