"sepertinya, ini adalah awal yang menjadi akhir"
-----
Tepat pukul 23.30 KST dan bagian depan gedung itu masih dipenuhi orang orang yang berlalu lalang. Sebagian member sudah masuk ke dalam mobil karena menimalisir adanya resiko lain.
Bahkan Jaehyun pun masih belum bergabung dengan mereka semenjak memisahkan diri tadi, dia masih terlihat berbincang serius dengan Jaksa yang tadi mereka lihat.
"Bagaimana ini hyung?" Tanya Taeyong lirih kearah namja di sampingnya. Masih tidak menyangka acara menyenangkan tadi menjadi kacau seperti ini. Terlebih lagi, karena ia merasa lalai tak memastikan kelengkapan jumlah membernya tadi.
Johnny menepuk pundak Taeyong, ia menghela napas "Jika Jaemin pingsan di suatu tempat, polisi pasti akan segera menemukannya tenanglah" ia menatap ke depan di mana tempat Jungkook dan Jaehyun berdiri, "lagipula ada kakaknya sekarang, meski aku masih bingung bagaimana mereka menjadi saudara" lanjutnya.
Taeyong menundukkan kepalanya sambil mengacak rambutnya dengan frustasi, "masalahnya-- masalahnya Jaemin menderita gangguan panik hyung, nyawanya-- bagaimana- Dia akan baik baik saja kan?" Taeyong kalut sungguh, terakhir kali ia melihat Jaemin menunjukkan gejalanya, waktu itu masih terlihat parah.
"Apa maksudmu Taeyong!? Jangan bercanda" Johnny menatap Taeyong tak percaya sekaligus kaget.
"Bahkan dia terlihat lebih parah dari gue dulu" lagi lagi Taeyong menyahut lirih.
Johnny membuka mulutnya kaget, masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan Taeyong. Masalahnya, Jaemin terlihat baik baik saja selama ini, terlebih lagi ia selalu ceria dan tidak menunjukkan gejala yang disebutkan Taeyong tadi.
"Apa Jaehyun mengetahui ini?"
Taeyong mengulum bibir, terlihat mengingat sesuatu "sepertinya iya, karena setiap saat Jaemin menunjukkan gejalanya, Jaehyun juga melihatnya walau gue ga yakin Jaehyun tau bahwa itu gejala gangguan panik atau bukan"
"Syukurlah, berarti dia sudah memberi tahu Jungkook-ssi kalau begitu" Johnny menolehkan kepalanya kearah Taeyong "tapi, apa dia nggak pernah nyeritain sedikit pun tentang keluarga Jaemin? Ia terlihat mengenal Jungkook-ssi tadi, terlebih lagi dia sudah mengetahui bahwa mereka bersaudara"
"Sebenarnya gue udah curiga sama mereka sedari awal, semakin yakin waktu mereka bertengkar tadi, tapi ia benar benar nggak pernah menceritakan apapun"
Keduanya kembali terdiam, bergelut dengan pemikiran masing masing. Yang satu menatap kearah tanah, sedangkan yang lebih tinggi menatap orang orang yang sibuk di depannya.
Johnny melihat salah satu manager berlari kearah mereka, "kalian akan diantar pulang, tenang saja akan ada salah satu mobil polisi yang mengikuti kalian, sekarang pulanglah dengan sopir masing masing, pastikan tak ada yang tertinggal" mereka diam, tak merespon sama sekali.
"Kecuali Jaehyun, dia masih akan disini dengan Jaksa keluarganya" finalnya.
Jaksa keluarganya? Apa mereka belum memberi tahu manager hyung?
"Ba-bagaimana dengan Jaemin?" Taeyong akhirnya menyahut, mendongakkan kepalanya penuh harap.
Manager Hyung tampak menghela napas lelah, "masih belum ditemukan, polisi dan para bodyguard masih menyusuri gedung, bagaimanapun juga gedung ini sangat besar jadi memerlukan waktu" jelasnya, kemudian ia menepuk pundak Taeyong "bawa pulang anggotamu Taeyong, jaga mereka bagaimanapun mereka pasti sangat terkejut dengan kejadian tadi"
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH -(Na) Jaemin
Fanfiction[SLOW UPDATE] ❞𝙠𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙨𝙚𝙗𝙪𝙖𝙝 𝙠𝙚𝙣𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙗𝙖𝙝𝙖𝙜𝙞𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙞𝙨𝙖𝙠 𝙩𝙖𝙣𝙜𝙞𝙨, 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙩𝙪𝙡𝙖𝙝 𝙠𝙖𝙩𝙖 𝙧𝙞𝙣𝙙𝙪 𝙩𝙚𝙧𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙧 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙨𝙖𝙠𝙠𝙖𝙣❞ Duri demi duri ia lewati, jawaban demi jawaba...