35. Halaman Baru

387 45 15
                                    

"aku pergi"

---------

Sebenarnya semua ini hanya tentang mengapa. Pertanyaan Mengapa yang hingga sekarang belum terjawab. Pikirannya kosong, menatap kearah satu satunya cahaya yang tertangkap di netranya, televisi.

Ruang tamu itu sepi, hanya suara berita yang terdengar. Ponsel baru digenggamnya erat, banyak berita yang berjudul kan namanya. Ia menghela napas berkali kali. Menetralkan detak jantungnya, menjernihkan pikirannya yang berisik. Tangannya gemetar, dadanya pun sangatlah sesak. Jaemin tahu jelas apa yang terjadi pada tubuhnya.

 Jaemin tahu jelas apa yang terjadi pada tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ia menatap tampilannya di televisi. Pasti akan cepat berakhir kan?

Ceklek

"Lo gapapa?" Suara asing namun akrab terdengar ditelinga Jaemin. Mengangguk tanpa suara, atau tidak sedikitpun menoleh pada sumber suara.

"Lo-" suara itu terdengar ragu, membuat Jaemin akhirnya menoleh "lo- ga pengen ngehubungi temen temen Lo? Engga, maksud gue itu gimana ya, gue tau lo butuh waktu tapi mereka pasti gak kalah bingung sama situasi ini"

Menghela napas, "terus lo mau Jeno tau dan akhirnya keberadaan gue bocor ke ayah dan pamannya?"

"Gak gitu, Na"

"Gue bukan Nana, oke?"

Jungkook menutup mulutnya rapat, dia lupa. Namja itu mendekat lalu mendudukkan diri di sebelah Jaemin.

"Jadi, lo bener bener siap buat ngelepas semuanya? Termasuk diri lo sendiri?" Tanyanya.

Jaemin melirik sebelum menjawab, melihat layar ponsel yang terpampang berbagai berita tentangnya. "Siapa bilang gue siap? Enggak, belum" jawabnya lalu dengan segera mematikan ponsel.

"So?"

"Emang penting gue siap atau engga? Gue hanya harus"

Baru saja Jungkook akan menjawab, terdengar suara sedikit gaduh dari luar. Mereka berdiri, mengintip lewat jendela dan terbelalak. Secepat ini?

"Appa lo? Haha, cepet juga ya Hyung"

Jungkook menoleh lalu kembali menutup tirai. Ia mengerutkan keningnya, tidak mungkin Appanya tahu secepat ini. Karena beberapa hari kebelakang, Jungkook terlihat tidak lagi peduli dengan urusan Jaemin (di depan Appanya tentunya).

"Ani, sebentar" Jungkook menahan tangan Jaemin yang akan beranjak pergi. Ia menggeleng, "sepertinya Appa belum tahu, tapi gue ga yakin kenapa ia tiba tiba berkunjung" Jelasnya.

Jaemin mengangguk pasrah "Yaudah gue ke kamar dulu. Gue harap lo bisa dipercaya"

--------

Jaemin terdiam di kamar barunya. Kamar ini jauh sangat berbeda dengan dorm yang biasa ia tinggali. Entah itu isinya ataupun suasananya.

Di tengah kesunyian itu banyak pertanyaan pertanyaan yang terlintas, 'apa yang dipikirkan para membernya sekarang?' satu pertanyaan terbesar yang juga memiliki banyak kemungkinan.

"Maaf," monolognya.

Hatinya lelah. Ia hanya ingin berhenti, menjadi orang baru dengan hidup baru. Namun manusia hanya bisa berandai, takdir tetaplah takdir yang harus dijalani.

"Bunda..." Ujarnya lirih menatap langit langit kamar yang kosong itu. Tidak ada yang bisa ia harapkan kecuali memperbaiki semua ini satu persatu. Tentang bagaimana akhirnya nanti, Jaemin sudah tidak akan meminta akan seperti apa.

Ia sudah tidak akan meminta sebuah rasa yang didambakan manusia seperti kebahagiaan ataupun cinta. Ia sudah lelah mengejar sesuatu yang tak pasti. Ia melirik jendela kamarnya sambil mendengarkan suara samar yang tak jelas apa topiknya. Langit diluar tampak biru sejuk. Indah.

Apakah kalian pernah merasa kosong dan hampa? Seperti langit yang saat ini Jaemin tatap. Walaupun indah namun terlihat kosong.

Bertahun tahun ia menjalani masa trainee, bertahun tahun juga ia membuang keringat untuk memperjuangkan hidupnya hingga bertemu teman dan keluarganya. Bahkan, Jaemin juga bertemu dengan ribuan penggemar yang selalu mendoakan kebahagiaannya.

Namun memang sejauh apapun Jaemin berlari, ia harus tetap berbalik. Memperbaiki yang patah, menyelesaikan yang rumpang, dan mengembalikannya ke tempat semula.

Percuma, percuma untuk lari dari masalah dan mencari kehidupan baru. Karena sebelum masalah itu belum selesai, hidupmu akan selalu rumpang. Akan selalu ada bagian kosong yang harus segera diselesaikan.

Maka dengan alasan itu Jaemin berbalik. Kembali menjadi Kim Jaemin dan melepaskan sosoknya sebagai Na Jaemin.

Jaemin tahu tak hanya hidupnya yang berubah, namun teman temannya juga. Penggemarnya yang selalu mendoakan kebahagiaan bagi Jaemin juga. Namun sebelum itu, sebelum sosok Na Jaemin ada. Ada Kim Jaemin yang diam diam dikubur dengan penuh luka.

Untuk itu, mari kita lepas bersama sama. Kita iringi Kim Jaemin untuk menyembuhkan lukanya. Mari kita simpan Na Jaemin yang hebat itu direlung hati kita.

Siapa tahu? Di senja selanjutnya, Na Jaemin kembali dengan sosok baru.

Dan ayo kita lihat. Sejauh apa dan bagaimana Kim Jaemin menyembuhkan lukanya. Entah ia akan menyerah ataupun berhasil meraih hidupnya kembali.

Na Jaemin pamit. Nana yang selalu menghiburmu ini pamit ya, jika kalian merindukannya ingatlah dia dengan melihat temannya yang lain, NCT yang akan terus tumbuh.

Dan selamat datang kembali Kim Jaemin, ayo berjuang.























TBC.

It's been a while lol.
Apa kabar semua?
Masih nunggu cerita ini ga sih?

Sampai bertemu lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HIRAETH -(Na) JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang