Happy Readingg sobat sobatkuu~~~🌻🌻🌻
Jaehyun terkekeh pelan "lo bawel Na, lagian lo percaya kalo kita mau ke tempat cofee? Gue yakin seratus persen kalo member lain juga ga percaya, makanya gue langsung narik lo tadi"
Jaemin mengerutkan dahinya "terus kita mau kemana?" tanyanya penasaran
Bukannya menjawab, Jaehyun justru mengalihkan pembicaraan "pake penyamaran lo, kita hampir sampai" lalu Jaemin hanya memilih diam dan menuruti permintaan hyungnya.
Rumah sakit.
Tempat yang paling Jaemin benci setelah rumah, karena ia harus kembali mengingat masa masa dimana ia menyeret tubuhnya yang lemah usai di siksa Appanya sendiri.
"Kit-"
"jangan tanya dulu, gue bingung jelasinnya"
Jaemin kembali mengatupkan mulutnya dan hanya mengikuti lahkah kaki Jaehyun. Hingga mereka sampai di depan sebuah ruangan dengan seorang pemuda di depan pintu.
"Jungkook hyung!?" kaget Jaemin dengan suara yang teredam, bagaimanapun ini Rumah sakit.
"Jenguk dulu, baru gue jelasin" kata Jk datar.
Sebentar sebentar, Jaemin masih proses mencerna keadaan jadi ia dibawa Jaehyun kesini lalu menemui Jk untuk--MENJENGUK APPANYA!?
Jk menarik Jaemin yang masih membeku "Appa, Jaemin datang" kata Jk setelah berhasil menarik Jaemin masuk
Dapat Jaemin lihat, Appanya yang sedang melihatnya tanpa berkedip. Jaemin mendekat, meraih tangan Appanya yang entah setelah sekian lama. Bibir Jaemin bergetar "Ap-Appa"
Tak
Tangan Jaemin terhempas meskipun tak sekeras biasanya "pergi" ujar Siwon dingin, sangat dingin.
"Mas jangan begit-"
"anda juga pergi! Bukankah saya sudah menyuruh anda untuk pergi sedari tadi?" Mata Jaemin terbelalak, bukan karena Siwon yang mengusirnya, namun Appanya itu juga mengusir Yoona yang notabene 'istri kesayangan'nya
"Appa udah, mereka hanya ingin menjenguk" ujar Jungkook berusaha melerai keluarganya
"bawa anak sialan sekaligus eomma mu pergi Jungkook!"
"oke aku akan membawa mereka pergi, tapi sebelum itu aku ingin mengatakan ini semua bukan salah Jaemin Appa" setelah itu Jungkook menarik tangan Jaemin dan memberikan isyarat kepada ibunya agar segera pergi
Jaehyun yang sedari tadi menunggu diluar ruangan merasa perbedaan atmosfer ketika Jungkook, Jaemin dan seorang wanita yang kini telah berlari menjauh itu keluar. Dirinya hanya diam mengikuti kedua namja yang sekarang menuju ketaman.
Hening, hanya suara pohon rindang yang terkena hembusan angin. Jaehyun yang merasa canggung pun berdiri dari bangku taman "emm gue tunggu dikantin ya"
"lo disini aja Jay" suruh Jungkook
"o oke"
Jungkook menghela napas "sebelumnya gue minta maaf, karna tanpa seizin lo gue udah cerita tentang hubungan kita ke Jaehyun"
Jaemin diam, tetap diam dengan muka datar dan mata yang mengarah kedepan lurus.
Merasa tidak ada tanggapan, Jungkook kembali melanjutkan kata katanya "gue ngelakuin ini supaya lo bisa gampang kalo ada apa apa, karena gue tau kalo lo izin ke manager lo sendiri ga bakal di izinin lagian, semua udah beda Jaem lo bakal kesulitan kalo ngehadepi sendiri"
Jungkook melirik Jaemin yang tetap dengan pendiriannya "dan hp lo, jangan pernah hubungin gue lewat itu. Karena hp gue di sadap eomma, semuanya sih card gue juga, jadi gue gabisa beli handphone baru. Dia ga pengen gue ngebantu lo, jadi gue bakal ketemu langsung sama Jaehyun kalo ada apa apa"
"Gue bisa, buktinya empat tahun belakang gue bisa ngejalanin ini semua" sahut Jaemin datar
"Gue udah bilang, semua udah beda Jaemin! Setelah ini karir lo di pertaruhkan" Jungkook memegang kedua bahu Jaemin sambil sedikit mengeratkan pegangannya.
Jaemin menunduk belum sepenuhnya mengerti "ini--ini semua ada apa hyung? Apa yang terjadi? Dan kenapa hyung tiba tiba peduli ke gue? Kenapa Appa bisa kecelakaan? Kenapa appa jadi benci eomma?" tanya Jaemin lirih
Jungkook tercekat. Dia belum siap untuk menjelaskan semuanya, ah bahkan ia pun belum tau pasti mengapa semua ini terjadi. Semua terlalu cepat dan semu.
"gue juga gatau, Minnie"
Jaemin menghela napas, ia tidak akan memaksa Jungkook. Dia sudah cukup berterimakasih karna Jungkook mau membantunya.
"Jaehyun hyung, bisa kita pulang sekarang? Nanti dicariin yang lain" tanya Jaemin dengan memasang senyum tipis di bibirnya
"a-ah ayo Na, Kook kita pulang dulu ya"
-----
Dimobil, hanya terdengar suara kendaraan lain yang saling bersautan. Dengan Jaemin yang menyandarkan kepala sambil memejamkan mata, dan Jaehyun yang sesekali melirik kearah Jaemin.
"Na, lo gapapa?"
Hening
Jaehyun tahu, namja disebelahnya ini tidak tidur
"Na? Lo bisa cerita ke gue jangan dipendem sendiri"
"lo kuat banget ya, selama ini lo simpen sendiri"
Hening lagi, ah Jaehyun jadi merasa seperti orang gila karena berbicara sendiri. Lalu ia terkekeh "Na kenapa Jk manggil lo Minnie? Lucu juga ya, gue boleh manggil lo itu kan?" cair Jaehyun sambil sedikit meringis membayangkan ia diposisi Jaemin.
"gue gakuat hyung, kalo bisa pun gue juga udah bunuh diri"
Kini Jaehyun yang terdiam, merasa bersalah "Na lo ngomong apa sih"
Jaemin terkekeh dengan mata terpejam yang sudah meneteskan air mata, dan Jaehyun yang menyadari hal itu memilih kembali terdiam, menunggu Jaemin berbicara.
"gue yang tersiksa rasa penasaran, fisik sekaligus batin gue hyung. Gue penasaran kenapa Appa benci gue, gue sakit karna di pukul, di tampar, di tendang, di dorong kemeja, dan gue tertekan dengan makian makian anak gak berguna, anak pembawa sial. Gue gapunya tempat buat berteduh. Jadi gue sempet berpikir buat apa gue hidup?"
Jaehyun sedikit berkaca kaca mendengarkan cerita Jaemin, sebenarnya ia sudah tahu semua dari Jungkook. Tapi entah kenapa mendengar dari Jaemin langsung, membuatnya lebih terdengar menyesakkan, bahkan ia kehabisan kata kata.
"gue bahkan masih inget karena hampir mati kedinginan dibawah hujan saat Appa ngunci gue di luar rumah, kalo saat itu Jungkook hyung ga pulang kerumah dan ngeliat gue. Mungkin sekarang hyung ga bakal tau ada orang bernama Na Jaemin, ah bahkan gue udah lupa sama marga asli gue"
"Gue-- gue cuman ngerasa kekacauan ini disebabkan oleh gue sendiri Hyung" Jaemin terdiam sejenak kemudian tersadar "eh kok jadi curhat?"
Jaehyun tersenyum, menampilkan bulatan cacat di pipinya "gapapa gue seneng Lo bisa terbuka" Namun tak lama Jaehyun mengeratkan pegangannya ke stir mobil "Bapak lo sinting Na" katanya tersulut emosi
Jaemin membuka matanya tersenyum lebar, sungguh Jaehyun benci senyum Jaemin saat ini "bisa bisa nya lo senyum"
"gue tau sebenernya Appa itu baik kok, setidaknya dulu gue ngrasain itu, pasti ada alasan yang kuat makanya Appa jadi kayak gini"
"lo bener bener gila Na, lo terlalu baik. Gimana kalo lo gue angkat aja jadi adik gue?"
Jaemin terbahak "gamau ah, ntar yang ada gue malah ngerusak gen keluarga lo yang visualnya tingkat dewa hyung"
Tbc.
Hai Halo Anyoengg apa kabareuu~
Gimana si gais huhu bagus gasii takut gueeLanjut nggaaa???
Echan:gaseyo~
Makasih buat yang udah baca:)
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH -(Na) Jaemin
Fanfiction[SLOW UPDATE] ❞𝙠𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙨𝙚𝙗𝙪𝙖𝙝 𝙠𝙚𝙣𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙗𝙖𝙝𝙖𝙜𝙞𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙞𝙨𝙖𝙠 𝙩𝙖𝙣𝙜𝙞𝙨, 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙩𝙪𝙡𝙖𝙝 𝙠𝙖𝙩𝙖 𝙧𝙞𝙣𝙙𝙪 𝙩𝙚𝙧𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙧 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙨𝙖𝙠𝙠𝙖𝙣❞ Duri demi duri ia lewati, jawaban demi jawaba...