Vote dulu!
Happy Readingg~"Yang namanya lautan, berarti ada banyak hal disana. Ada banyak hal yang lo kubur disana, ada banyak hal yang lo biarin hidup disana. Padahal, itu bisa menciptakan ombak dan nenggelemin diri lo sendiri"
----
Tepat seminggu mereka comeback dengan album bertajuk Resonance. Namun, Jaemin masih belum memiliki jawaban yang tepat. Ia sudah bertanya ke rekan setimnya. Dan malah membuatnya menyesal.
Ingin tahu?
Baiklah.
Flashback on.
Meja makan terlihat tenang, hanya suara dentingan sendok juga tv yang dibiarkan menyala. Hari ini, meja makan terlihat lengkap karena Haechan dan Mark yang memilih mampir ke dorm dreamis usai mereka latihan.
Jaemin terlihat berpikir, sebelum ia memulai pembicaraan "woy guys" sahutnya.
Semua mata yang berada di meja makan mendongak, memfokuskan netranya kearah Jaemin. Jaemin terlihat kikuk sejenak, namun tetap melanjutkan pembicaraan "gue kan nonton drama nih ya, si pemeran utama itu nyari jawaban yang cocok tentang 'cara memandang diri sendiri' intinya gitulah, nah episodenya tuh masih gantung baru tayang Minggu depan"
Jaemin menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali "menurut kalian, jawaban yang cocok tuh apa" dia kembali mengambil sumpit dengan santai, menutupi kegugupannya.
Ke enam pasang mata terlihat mengangguk anggukkan kepalanya, sebelum Namja berkulit Tan mendahului.
"Drama apa sih kok gue gatau? Kalo gue sih ya, gue itu ganteng, paling lucu, paling pinter, rendah hati, sopan sama yang lebih tua" Namja itu terlihat mengangguk anggukkan kepalanya dengan bangga "ya, itu gue"
Plak
Dan namja yang tak lain tak bukan adalah Haechan itu meringis, mendapat pukulan di bahunya.
Renjun ikut menimpali, setelah menyempatkan diri untuk memukul Haechan "kalo gue ya? Gue paling sabar ngadepin kalian yang kek gini, terus gue tuh orangnya santai, kalo ada yang ngajak gelut dorong aja ke sungai, selesai"
Jaemin memijit keningnya pusing, apalagi Mark yang daritadi udah ketawa ngakak sama kelakuan adik adiknya. Sampai sampai kursinya Mark udah menjauh satu meter dari meja. Kalo ketawa gabisa diem.
Ditambah si bocil yang tadi ketawa ketawa aja ikut nyahut "kalo gue sih Hyung, gue ganiat pamer nih tapi diri gue itu penting" katanya menjeda kalimat.
Semua menghentikan tawanya, menoleh kearah Jisung.
"Karna tanpa gue yang imut ini, hyung Hyung gue pasti udah stres. Terus gue tuh bisa dijadiin referensi buat kalian makin tinggi. Dan yang paling penting, tanpa gue dunia ini hampa"
Dan meja makan itu berakhir dengan perdebatan tak manusiawi.
Flashback off.
"Jaemin" suara itu membuat lamunan Jaemin buyar. Saat ini, ia sedang terduduk di lantai studio dengan tubuh yang bersender di dinding. Usai stage terakhir tadi, ia memutuskan untuk langsung berlatih lagu comeback selanjutnya, Work it sekaligus Resonance.
Jaemin mendongak mengalihkan pandangannya dari lantai keasal suara "loh? Taeyong hyung? Kok udah sampe? Kan Resonance nya masih-" dia membuka ponselnya "dua setengah jam lagi" lanjutnya.
Taeyong mendudukkan diri di samping Jaemin, ikut bersender "lo sendiri? Kenapa udah disini? Work it masih sejam an lagi kalo gue gasalah" Taeyong melirik Jaemin yang terlihat gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH -(Na) Jaemin
Fanfiction[SLOW UPDATE] ❞𝙠𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙨𝙚𝙗𝙪𝙖𝙝 𝙠𝙚𝙣𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙗𝙖𝙝𝙖𝙜𝙞𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙞𝙨𝙖𝙠 𝙩𝙖𝙣𝙜𝙞𝙨, 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙩𝙪𝙡𝙖𝙝 𝙠𝙖𝙩𝙖 𝙧𝙞𝙣𝙙𝙪 𝙩𝙚𝙧𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙧 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙨𝙖𝙠𝙠𝙖𝙣❞ Duri demi duri ia lewati, jawaban demi jawaba...