'aku akan kembali, aku akan kembali pada kalian. Aku tau ini akan menjadi kenangan yang tak terlupakan'-J
Plak
Jaemin meringis, bukan karena suara keras yang saat ini terdengar nyaring di telinganya. Namun bekas tamparan dipipi kanan nya yang terasa panas, hingga membuat bekas merah dikulit putihnya.
"belum sadar? Kau semakin tidak tahu diri, seharusnya sedari dulu aku sadar bahwa kau tidak berguna Kim Jaemin!" lantang seorang pria paruh baya di depan Jaemin
Jaemin mengeluarkan senyum miringnya, "oh jadi wanita tua itu mengadu lagi padamu?" ucapnya sambil menunjuk wanita yang diam diam tersenyum saat dirinya ditampar papa kandungnya sendiri.
Plak
Lagi. Kini giliran pipi kiri Jaemin yang ditampar "jaga bicaramu! Dasar tidak tau diri"
"setidaknya aku tidak pernah menganggu keluarga lain untuk mendapatkan uang, appa" sarkas Jaemin lalu pergi menuju kamar klasik yang selama ini ditidurinya. Jaemin melangkahkan kakinya kearah jendela dan menatap langit malam dengan sendu "bunda, Jaemin lelah"
Malam itu, seperti malam biasanya Jaemin kembali menatap bintang dengan sendu, membuka jendela membiarkan angin malam kembali menusuk kulitnya.
Suara jangkrik yang selalu menemaninya seakan menjawab semua pertanyaan dari Jaemin. Dan seperti malam biasanya juga, Jaemin akan berkata "setiap malam aku akan memeluk diriku sendiri, tanpa kata"
Kringgg
Jaemin membuka matanya perlahan, menatap kearah langit langit kamarnya sejenak "jam 7 rupanya" gumamnya dengan suara khas bangun tidurnya.
Jaemin melangkahkan kakinya ke kamar mandi, bersiap untuk memulai sekolah privatnya. Ya, Jaemin tidak pernah sekolah umum karena dari dulu bundanya tidak pernah mengijinkan entah karena apa.
Saat menapakkan kakinya di lantai satu, Jaemin menghela napas kesal "sarapan sendiri lagi" lalu dia melangkahkan kakinya kedapur dan mengambil makan.
Selalu seperti ini, makan dalam kesunyian, bangun disambut sepi dan yang paling menyesakkan, melihat rumah kosong tanpa sapaan pagi
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya Na Taeyon datang "pagii Jaem" Jaemin tersenyum tipis, hatinya membaik setelah melihat Taeyon "pagi bun"
3 jam berlalu, kini Jaemin sedang minum di dapur. Hingga suara Taeyon mengintrupsi "Jaemin" Jaemin yang merasa terpanggilpun segera menoleh "ne?"
Taeyon tersenyum hangat, mendekat kearah murid yang selama ini sudah dianggap seperti anaknya sendiri "bagaimana dengan tawaranku kemarin? Untuk urusan papamu, biarkan aku yang mengurusnya" ucap Taeyon yang memang sudah mengerti kondisi Jaemin.
Jaemin terdiam sesaat, "sebenarnya, aku sudah membuat keputusan bun" jawab Jaemin dengan ragu, lalu dia melanjutkan kata katanya "jadi jika aku masuk, aku bisa keluar dari rumah ini?" lanjutnya. Taeyon menepuk pundak Jaemin dengan pelan "tentu Jaemin, kau bisa"
"baik, akan kucoba" ucapnya mantap setelah menaruh gelasnya kembali ke meja.
Taeyon tersenyum senang, setidaknya Jaemin tidak akan merasakan pukulan papa nya lagi meskipun untuk sementara "nanti akan ku bicarakan dengan appamu, kau tenang saja. Aku sudah memiliki alasan untuk membujuknya"
-----
Seperti janjinya tadi, kini Taeyon sedang berbicara bersama appa nya di ruang tamu. Sementara Jaemin yang sedari tadi hanya diam di kamar dan menatap kosong kearah jendela.
Jaemin hanya takut.
Tidak, Jaemin tidak takut appanya tidak mengijinkan. Tapi sebaliknya. Jika kalian tanya mengapa, jawabannya mudah 'berarti appanya memang ingin dia pergi'
Mungkin karena Jaemin sibuk dengan pikirannya sendiri, hingga ia tak sadar jika 'eomma'nya sudah mengetuk pintu kamarnya sedari tadi.
Tok tok tok tok tok
"Yak! Kim Jaemin!" bentakan sekaligus ketukan, ah bukan lebih tepatnya gedoran pintu itu membuat Jaemin sedikit tersentak. Ia segera membuka pintu dengan wajah datar, eomma nya terlihat mendengus "kau dipanggil"
Setelah mendengar dua kata itu, Jaemin segera bergegas ke lantai bawah dan menuju ruang tamu. Kim Siwon, appa Jaemin yang mendengar langkah kaki pun menoleh "kau boleh pergi"
Belum sempat Jaemin mendekat dan duduk, Siwon sudah mengucapkan tiga kata yang membuatnya sedikit membeku. Dia memandang punggung Siwon yang melangkah pergi 'sebegitunya kah?' batin Jaemin.
"duduk lah Jaemin" Jaemin mengalihkan pandangannya kearah Taeyon. Setelah melihat Jaemin duduk, Taeyon menjelaskan "kau boleh mengikuti audisi itu Jaemin. Tapi--" ucapan Taeyong menggantung
"kenapa?" tanya Jaemin penasaran
"aku yang akan menjadi wali mu"
Deg
Tbc.
Hai kawan kawann, gimana?
Maap yaa kalo masih ada typo atau kekurangan lainnya hehe. Kalo mau ngasih saran juga gapapa kok dengan senang hatiByee terimakasih sudah membaca, jangan lupa tinggalkan jejak ya
Echan Gans:gaseyo~
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH -(Na) Jaemin
Fanfiction[SLOW UPDATE] ❞𝙠𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙨𝙚𝙗𝙪𝙖𝙝 𝙠𝙚𝙣𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙗𝙖𝙝𝙖𝙜𝙞𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙞𝙨𝙖𝙠 𝙩𝙖𝙣𝙜𝙞𝙨, 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙩𝙪𝙡𝙖𝙝 𝙠𝙖𝙩𝙖 𝙧𝙞𝙣𝙙𝙪 𝙩𝙚𝙧𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙧 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙨𝙖𝙠𝙠𝙖𝙣❞ Duri demi duri ia lewati, jawaban demi jawaba...