NOTE :
✨Sebelum membaca, tekan dulu bintangnya ya. Coba hargai karya orang ya, readers
✨Ingin berkomentar? Silahkan berkata - kata dengan baik.TERIMAKASIH, SELAMAT MEMBACA!
◼️❤️✨❤️◼️
Hari demi hari silih berganti. Tak terasa, sudah tiga bulan, dua insan itu mengarungi bahtera rumah tangga yang tidak selalu mulus arahnya.
Ya, Ranitha dan Fathur.
Beruntung, Ranitha dan Fathur selalu bisa menyelesaikan setiap kesalahpahaman itu dengan kepala dingin.
Karena jujur, untuk Fathur pribadi, dia takut kalau Ranitha akan menangis kecewa seperti bulan lalu karena permasalahan Satya. Dan sampai saat ini juga rasa bersalah itu masih ada.
Hari ini hari rabu. Dan Fathur sedang libur. Jadi dia berencana untuk menemani Ranitha kemanapun Ranitha ingin pergi.
Termasuk ke dapur. Setelah shalat shubuh, keduanya langsung turun ke dapur untuk menyiapkan sarapan bersama.
Ranitha menghampiri Fathur yang sedang menggoreng ayam dengan lihainya,"Suaminya Nitha hebat banget nggak takut kecipratan minyak." Kekeh Ranitha seraya memeluk perut Fathur.
Fathur menoleh lalu ikut terkekeh mendengarnya,"Iya dong. Demi istri tersayangnya ini, Fathur memberanikan diri." Jawab Fathur menimpali lalu mencium dahi Ranitha dengan gemas.
Mendengar itu, Ranitha tersenyum lebar sembari mengeratkan pelukannya sebelum keduanya mendengar suara dering ponsel milik Ranitha.
Ranitha mengurai pelukannya lalu merogoh saku bajunya dan mengambil ponsel,"Bunda, mas." Ucap Ranitha sembari menatap Fathur yang ikut menatap layar ponselnya.
Setelah mendapat anggukan dari Fathur, Ranitha pun menggeser tombol hijau dan menyalakan speaker agar Fathur bisa ikut mendengar.
"Hallo, assalamu'alaikum bunda." - Ranitha
"Wa'alaikumsalam, menantu kesayangannya bunda. Bunda ganggu nggak?" - Farah
"Nggak kok, bunda. Ini Nitha juga lagi sama mas Fathur. Lagi masak bareng." - Ranitha
"Oalah lagi sama Fathur."- Farah
"Iya, bunda. Tumben bunda telepon duluan, ada apa?"- Fathur
"Hehehe iya nih. Bunda kangen kalian sekalian mau ngabarin, bunda lagi di bandara. Mau take off ke Bandung nih." - Farah
"Eh? Serius, bunda? Kok nggak ngabarin dari kemarin?" - Fathur
"Ya, bunda juga dadakan ini. Gatau aja pengen ketemu kalian. Jadi, bunda izin sama ayah buat ke Bandung. Ternyata dibolehin. Dan katanya ayah dan Ikram juga nyusul ke Bandung besok." - Farah
"Iya, bunda. Fathur ngerti. Yaudah, kalau gitu nanti Fathur sama Nitha jemput di bandara ya." - Fathur
"Okey, sayang. Nanti bunda kabarin lagi kalau udah sampai." - Farah
"Iya, bunda. Bunda hati - hati ya. Jangan lupa berdoa. Kami tunggu." - Ranitha
"Iya, sayang. Kalau gitu, bunda tutup teleponnya ya. Udah harus naik nih. Assalamu'alaikum, kesayangan bunda." - Farah
"Iya, bun. Sampai nanti. Wa'alaikumsalam." - Ranitha
Ranitha kembali meletakkan ponselnya kedalam saku bajunya setelah mengakhiri panggilan itu sedangkan Fathur mematikan kompornya karena kegiatan menggorengnya sudah selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Abadi Seindah Mimpi✓
RandomMohon maaf kalau ada kesalahan kata karena masih dalam proses pembelajaran. Juga maaf kalau alur cerita yang mungkin kurang menarik karena inspirasi datang dari berbagai cara. Satu pinta author, jadilah pembaca yang bijak dan bisa mengambil setiap p...