NOTE :
✨Sebelum membaca, tekan dulu bintangnya ya. Coba hargai karya orang ya, readers
✨Ingin berkomentar? Silahkan berkata - kata dengan baik.TERIMAKASIH, SELAMAT MEMBACA!
◼️❤✨❤◼️
Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang cukup memakan waktu, mobil Fathur terhenti didepan sebuah bangunan yang seperti sudah lama tak dihuni.
Fathur dan Randi segera turun untuk menghampiri Ranitha sebelum terjadi sesuatu yang buruk pada gadis itu.
"Bismillah." Gumam Fathur sembari membuka pintu yang ternyata tidak dikunci itu. Randi mengikutinya dari belakang. Dia sedikit khawatir jika mereka juga akan ikut celaka.
"JANGAN!!! TOLONG LEPASIN SAYA! JANGAN, SAYA MOHON!" Suara teriakan itu membuat Fathur dan Randi saling bertatapan.
Mereka langsung mencari kearah sumber suara yang ternyata berada di di ujung lorong. Fathur menendang pintu itu dengan sekali tendangan dan terbuka begitu saja.
Fathur mengepalkan tangannya begitu saja melihat Ranitha yang sedang diikat disebuah kursi. Sudut bibirnya mengeluarkan darah, pipinya lebam.
Dan jangan lupakan rok yang Ranitha gunakan sudah sobek meskipun didalamnya Ranitha mengenakan celana hitam lagi. Tetap saja itu kelewatan!
Dan Ranitha dijaga oleh empat pria bermuka sangar dan mesum itu menatap Ranitha lapar. Bahkan salah satu pria itu sudah membuka celananya dan menyisakan boxer hitam.
Mereka hendak membuka hijab dan kemeja yang Ranitha gunakan, tapi Fathur lebih dulu datang hingga membuat penghuni ruangan itu mengalihkan tatapan padanya.
Ranitha menghela nafas panjang, bersyukur Allah mendengarkan doanya dan mengirim Fathur juga Randi untuk menyelamatkannya.
Dia sangat takut jika kehormatannya akan hilang saat ini juga. Dia akan sangat malu pada Allah dan tentu saja pada Fathur, calon suaminya itu karena tidak bisa menjaga diri.
"Ow ow ow. Dokter Fathur udah dateng?" Aulia yang sedari tadi duduk manis dikursi memperhatikan kejadian yang akan membuatnya puas itu langsung berdiri sembari memainkan sebilah pisau lipat ditangannya.
Sedikit kecewa karena Fathur datang di saat yang tidak tepat. Padahal kalau Fathur datang di saat Ranitha sudah dinikmati anak buahnya, suasana akan lebih panas.
"Lepaskan Ranitha!" ucap Fathur dengan datar. Aulia tersenyum miring lalu tangannya terjulur untuk menyentuh wajah Fathur.
Dibelakangnya Randi mengepalkan tangannya saat Ranitha menangis melihat kejadian itu. Sialan, penampilan kakaknya itu sangat berantakan!
"Jauhkan tangan kamu dari saya, kamu perempuan." Aulia menurunkan tangannya dan senyuman iblisnya masih terpampang nyata disana.
"Aduh, dokter ini munafik atau gimana sih? Lihat, calon istri dokter aja bakal dinikmati sama anak buah saya, masa dokter harus diam aja. Nggak mau juga menikmati surga dunia?" Fathur mengeraskan rahangnya mendengar ucapan tidak senonoh yang keluar dari bibir Aulia.
"Jaga ucapan kamu Aulia! Kenapa kamu tega melakukan itu pada Ranitha?! Harusnya kamu sadar kalau kamu ada di posisi Ranitha itu seperti apa? Kalian itu sama - sama perempuan dan harusnya kamu mengerti. " Fathur berkata dengan tajam setelah menatap Ranitha yang kini menundukkan kepalanya.
Keempat orang lelaki bertubuh besar itu hanya bersedekap dibelakang Ranitha seolah menunggu apa yang selanjutnya akan diperintahkan oleh bos mereka.
"Itu karena dia kecentilan sama dokter. Kalau dia nggak ngerebut dokter dari saya, kalau dia sadar diri kalau dia nggak pantes buat dokter, kalau dia nggak mengakui dirinya sebagai calon istri dokter, dia nggak akan kaya gini? Apa sih yang buat dokter jatuh cinta sama anak kemarin sore itu hah? Apa dok? Apa dia punya tubuh yang bagus seperti saya? Apa dia lebih kaya dari saya? Apa dia lebih menarik dari saya? Jelas saya lebih dari segalanya. Saya punya segala yang bisa diberikan untuk dokter secara percuma. Saya bahkan lebih cantik dari dia dok. Dia itu apaan sih hah? Palingan juga pake dukun atau susuk buat bisa dapetin dokter." Sentakan itu membuat Fathur menatapnya dingin lalu tersenyum remeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Abadi Seindah Mimpi✓
RandomMohon maaf kalau ada kesalahan kata karena masih dalam proses pembelajaran. Juga maaf kalau alur cerita yang mungkin kurang menarik karena inspirasi datang dari berbagai cara. Satu pinta author, jadilah pembaca yang bijak dan bisa mengambil setiap p...