51.CASM : Berita Bahagia

293 31 3
                                    

NOTE :
✨Sebelum membaca, tekan dulu bintangnya ya. Coba hargai karya orang ya, readers
✨Ingin berkomentar? Silahkan berkata - kata dengan baik.

TERIMAKASIH, SELAMAT MEMBACA!

◼️❤️✨❤️◼️

Pagi hari datang kembali. Ranitha sudah berkutat dengan peralatan memasaknya setelah dia shalat shubuh bersama ibu mertuanya.

Farah juga ikut andil dalam membuat sarapan pagi ini. Mereka memasak udang asam manis kesukaan Fathur juga sup bayam kesukaan Farah.

"Gimana, sayang? Enak?" Tanya Farah begitu Ranitha mencoba saus asam manis buatannya.

Ranitha mengangguk semangat mendengarnya,"Iya bun. Enak banget ini. Nitha suka." Jawabnya antusias.

Farah terkikik geli mendengarnya,"Syukurlah. Kalau bunda masak ini dirumah, seperempat kilo udangnya bisa Fathur habisin langsung." Sahutnya dengan senyum.

Senyum Ranitha ikut tersungging,"Itu artinya mas Fathur bersyukur punya bunda. Nitha juga sangat bersyukur punya mertua seperti bunda. Nitha sayang banget sama bunda." Ucapnya sembari memeluk Farah.

Farah tersenyum haru lalu mengusap punggung menantunya,"Bunda jauh lebih bersyukur dikasih menantu cantik dan baik hati seperti kamu. Jangan bosen sama Fathur ya, nak."

Ranitha menggelengkan kepalanya,"Nggak akan pernah, bun." Gumamnya dengan yakin.

Farah kembali tersenyum sembari mengecup dahi Ranitha, menantu terbaik yang begitu ia sayangi. Rasanya bahagia memiliki Ranitha dalam keluarganya.

"Kok mas nggak diajak pelukan?"

Suara Fathur membuat pelukan Ranitha dan Farah terlepas. Sontak keduanya tertawa receh mendengar ucapan Fathur.

Ranitha tersenyum begitu Fathur mengecup dahinya sejenak,"Mas udah selesai? Duduk aja gih, nungguin bentar lagi." Ucapnya.

Fathur menggeleng lalu beralih mengecup dahi sang bunda,"Gapapa. Mas disini aja. Ngelihatin dua bidadari kesayangan." Jawabnya dnegan kerlingan mata.

Farah mendelik mendengar ucapan manis putra sulungnya,"Ya Allah, Fathur. Darimana coba belajar ngegombal gini? Padahal dulu, dia ngomongnya nggak gini loh, sayang." Sindirnya sembari menatap Ranitha.

Kekehan Ranitha tercipta lagi,"Iya nih, bun. Nitha juga gatau. Nitha aja gakuat waktu digombalin mas. Hehehe."

Fathur tertawa gemas lalu memeluk Ranitha erat,"Ya gapapa dong. Malah kan bagus, bun. Kan gombalnya cuman ke istri kesayangan. Ya, sayangku?" Goda Fathur sembari mencolek dagu Ranitha.

Dengan gemas, Ranitha mencubit hidung mancung suaminya,"Mas..malu sama bunda." Tegur Ranitha sembari melirik Farah yang tersenyum - senyum sendiri.

"Gapapa, sayang. Bunda ngerti kok. Udah deh mending kamu tunggu di meja makan dulu. Makanannya tinggal dibawa kesana aja kok." Titah Farah pada Fathur.

Fathur yang mendengarnya sontak menyengir,"Yaudah iya. Sini biar dibantuin."

Ranitha tersenyum sejenak mendengarnya, lalu memberikan piring berisi udang asam manis pada Fathur.

Dan bertepatan saat piring itu sudah berpindah tangan, Ranitha merasa sesuatu yang seperti mengocok perutnya.

Rasa mual tiba - tiba datang dan menjalar naik hingga membuatnya menutup mulut.

Tanpa fikir panjang, Ranitha langsung berlari menuju toilet untuk memuntahkan semua yang memaksa keluar.

Melihat istrinya yang tiba - tiba seperti itu membuat Fathur panik, begitupun dengan Farah yang sontak melotot,"Sayang, kamu kenapa?!" Tanya Fathur panik sembari meletakkan piring yang baru dipegangnya.

Cinta Abadi Seindah Mimpi✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang