NOTE :
✨Sebelum membaca, tekan dulu bintangnya ya. Coba hargai karya orang ya, readers
✨Ingin berkomentar? Silahkan berkata - kata dengan baik.TERIMAKASIH, SELAMAT MEMBACA!
◼️❤✨❤◼️
Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Dan Fathur baru memarkirkan mobilnya dihalaman rumah orangtuanya Ranitha akibat mereka yang harus shalat isya di perjalanan pulang sembari mencari makan malam.
Fathur menatap Ranitha yang ternyata tertidur. Bibirnya membentuk senyuman melihat wajah polos nan menggemaskan istrinya itu.
Fathur pun melepas sabuk pengamannya dan Ranitha. Setelahnya turun dan bergegas menggendong Ranitha untuk masuk kedalam rumah.
"Assalamu'alaikum." Ucap Fathur setelah berhasil masuk kedalam tanpa menganggu Ranitha.
"Wa'alaikumsalam, Thur. Loh Nitha kenapa?" tanya Raharja yang kebetulan lewat didepannya.
"Nitha kecapean, pi. Jadi ketiduran." Raharja menghela nafas leganya mendengar penjelasan sang menantu.
"Yaudah, gih langsung istirahat. Yang lain juga udah pada istirahat soalnya." Fathur menganggukkan kepalanya mendengar titah mertuanya itu.
"Kami istirahat dulu ya, pi." Raharja mengangguk dan membiarkan Fathur untuk meninggalkannya sembari menggendong putrinya itu.
Dalam hati Raharja berbicara, alangkah beruntungnya ia mendapatkan menantu seperti Fathur. Fathur begitu menyayangi putrinya.
Fathur meletakkan tubuh mungil istrinya itu dengan hati - hati. Setelahnya melepaskan sepatu dan khimar yang Ranitha kenakan lalu menyelimutinya hingga sebatas dada. Lalu Fathur pun segera membersihkan diri.
Ranitha mengerang kecil lalu membuka matanya saat merasakan pergerakan disisinya. Dia menoleh dan mendapati Fathur yang baru menaiki ranjang. Fathur tersenyum padanya dan mengusap dahinya yang berkerut.
"Mau bebersih dulu?" tanya Fathur. Ranitha yang masih setengah sadar pun menganggukkan kepalanya lalu bangkit dari duduknya sembari mengucek mata.
"Maafin Nitha yang ketiduran ya mas. Jadi mas harus gendong Nitha. Tangannya sakit nggak?" ucap Ranitha setelah menyadari kalau mereka berada dikamar. Pastinya Fathur yang menggendongnya bukan?
"Gapapa, sayang. Udah nggak usah difikirin. Gih bersih - bersih dulu." Titah Fathur. Ranitha pun mengangguk pelan dan bergegas membersihkan diri dulu setelah Fathur mencium pipinya. Fathur tersenyum kecil lalu mengambil sebuah amplop didalam nakas.
"Itu apa mas?" Fathur mendapati Ranitha yang baru keluar dari kamar mandi dan sudah mengenakan piyamanya. Fathur pun memberi isyarat agar Ranitha bergabung dengannya lagi.
Ranitha pun mendudukkan dirinya disamping Fathur lalu mengambil amplop yang Fathur sodorkan. Dia tampak mengernyit sebentar sembari menurut untuk bersandar pada Fathur.
"Ini amplop apa?" tanya Ranitha sembari mendongak dan memudahkan Fathur untuk mencium dahinya.
"Hadiah buat kamu." jawab Fathur. Ranitha mengernyit lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Abadi Seindah Mimpi✓
RandomMohon maaf kalau ada kesalahan kata karena masih dalam proses pembelajaran. Juga maaf kalau alur cerita yang mungkin kurang menarik karena inspirasi datang dari berbagai cara. Satu pinta author, jadilah pembaca yang bijak dan bisa mengambil setiap p...