2.CASM : Bertemu Lagi

818 72 0
                                    

NOTE :
✨Sebelum membaca, tekan dulu bintangnya ya. Coba hargai karya orang ya, readers
✨Ingin berkomentar? Silahkan berkata - kata dengan baik.

TERIMAKASIH, SELAMAT MEMBACA!

◼️❤✨❤◼️

Ranitha memarkirkan mobilnya tepat didepan sebuah cafe bernama Fourever Cafe. Sebuah cafe yang menjajakan aneka minuman berbahan dasar kopi, aneka jenis dessert kekinian dan makanan cepat saji lainnya.

"Eh, selamat sore ibu bos!" sapa seorang pelayan laki - laki bernama Akbar itu. Ranitha yang disapa langsung tersenyum simpul padanya.

"Sore, Bar. Gimana? Aman? Ada komplen atau kendala?" tanya Ranitha seraya mengambil sebuah buku catatan penjualan.

Perlu diketahui. Cafe ini memang milik Ranitha. Cafe yang ia bangun sendiri, atas hasil jerih payahnya sendiri tanpa meminta bantuan orang lain.

Cafe yang ia bangun untuk membuktikan pada orang - orang jika ia pun bisa dengan apa yang dimilikinya.

Dan buktinya sudah ada 2 cabang cafe yang tersebar di titik kota lainnya. Sungguh kebanggaan tersendiri untuk Ranitha karena mendapatkan rezeki tak terhingga dari Allah.

Dulu dia hanyalah anak seorang karyawan pabrik tekstil yang kini menjelma menjadi bos dari pabrik tekstil itu sendiri.

"Aman, bu bos. Semuanya terkendali. Alhamdulillah gada komplen. Malah pada muji karena kuenya enak. Siapa dulu dong yang buat." Ranitha menatap Akbar geli lalu terkekeh pelan dan menganggukkan kepalanya.

"Alhamdulillah kalau gitu. Semoga makin hari makin sukses ya." Akbar mengamini ucapan bosnya itu sembari menyunggingkan senyum manisnya.

Membiarkan Ranitha mengecek perlengkapan dapur dan bagian kasir, sedangkan dia melayani seorang pelanggan yang baru datang dan memilih duduk dibangku pojok.

"Kenapa Bar? Kok kaya yang pucet gitu?" tanya Ranitha saat baru keluar dari dapur produksi dan melihat Akbar yang tampak panik dan sedikit ngos - ngosan.

"Emm..bu bos. Aku minta tolong. Bisa anterin ini nggak bu? Maap nih ngerepotin. Tapi aku sakit perut. Mules tiba - tiba." Ucap Akbar sembari memberi sebuah tray berisi segelas matcha latte dan vanillla mousse cake.

" Oke. Sana kamar mandi. Awas hati - hati." Tanpa menjawab ucapan Ranitha, Akbar langsung berlari kearah toilet dan meninggalkan Ranitha yang kini menatap bill disana. Meja nomor 21.

Ranitha pun mulai melangkah menuju meja nomor 21 yang ternyata ditempati oleh seorang lelaki bertubuh yang tidak bisa dibilang kurus maupun gemuk. Lelaki itu membelakanginya dan sedang memainkan rubiknya.

"Permisi, pak. Ini pesanannya." Ucap Ranitha setelah sampai disamping meja kotak tersebut. Sang pelanggan mendongak saat Ranitha selesai meletakkan pesanan itu diatas mejanya.

"Makasih ya, mbak..eh?" Ranitha membeku ditempatnya. Matanya tak berkedip. Dalam sekejap, oksigen disekitarnya terasa menghilang.

Ya Allah. Ternyata dunia sesempit ini? Padahal tadi malam dia tidak bisa tidur hanya karena orang yang ada dihadapannya ini? Apa malam ini juga ia harus begadang lagi karena kejadian yang sama?

Cinta Abadi Seindah Mimpi✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang