56.CASM : Mulai Sensitif

162 14 7
                                    

DEAR READERS:
💌Sebelum membaca, ayo tekan bintangnya dulu untuk vote cerita ini
💌Bubuhkan komentar jika kalian menyukai part dari cerita ini
💌Jangan menjiplak karya orang ya, menyalurkan inspirasi untuk menulis itu sulit
💌Jadilah pembaca yang cermat dan bisa mengambil pelajaran yang tersisip dari setiap bagian cerita

***

NOTES FROM AUTHOR :
Maaf banget baru bisa up lagi. Bahkan hasilnya kurang memuaskan. Bener - bener stuck banget buat nulis juga ada beberapa kesibukan yang gabisa ditinggalin. Hope you'll enjoy!

🌼SELAMAT MEMBACA🌼

"Sayang!!!"

Teriakan Fathur tampak menggema di dapur rumahnya saat melihat Ranitha yang sedang asyik membuat pasta carbonara di pagi buta.

Bayangkan, jam baru juga menunjukkan pukul dua pagi, tapi istrinya sudah menghilang dari sampingnya.

Dan lebih parahnya, Ranitha memasak tanpa membangunkannya untuk sekedar meminta tolong. Ya Allah! Fathur dibuat gemas oleh istrinya!

Sedangkan Ranitha kaget saat mendengar suara suaminya yang tampak begitu marah. Apalagi saat melihatnya yang sedang mengaduk saus kental berwarna putih itu.

Ranitha langsung mengerjapkan mata kala Fathur berdiri disampingnya dengan tatapan mengintimidasi,"Loh? Mas udah bangun? Kan tahajudnya nanti jam tiga." Kata Ranitha dengan tampang bodohnya.

Fathur menghela nafas berat lalu mematikan kompor, menatap Ranitha yang mulai menggigit bibir,"Siapa yang suruh masak sendiri, sayang?" Tanya Fathur lembut namun tampak jelas ketidaksukaan dalam nadanya.

"Mas--"

"Mas udah berkali - kali bilang kan? Kalau kamu ngidam tengah malem, bangunin mas aja. Biar mas yang masak. Kenapa nggak diturutin?" Tanya Fathur lagi, nadanya tetap tenang namun terselip nada geram disana.

Ranitha menatap Fathur dengan tatapan ketakutan, khawatir Fathur akan marah padanya,"Mas--itu--Nitha minta maaf. Nitha bukannya gamau nurut, Nitha cuman--Nitha minta maaf, mas." Tutur Ranitha sembari meraih tangan Fathur untuk ia kecup punggung tangannya.

"Kamu ngerti kenapa mas larang kamu capek - capek? Mas nggak mau kamu sama baby kenapa - napa. Ini udah kesekian kalinya loh, sayang. Apa teguran mas yang kemarin - kemarin masih kurang buat kamu?" Tanya Fathur lagi, kali ini nadanya mulai terdengar berbeda.

Mata indah Ranitha berkaca - kaca, ia menggelengkan kepalanya,"Nggak, mas. Ya Allah, maafin Nitha, mas. Nitha nggak bermaksud gitu. Nitha cuman gamau ngerepotin mas. Mas baru pulang jam sepuluh tadi dan mas baru tidur jam dua belas. Nitha kasihan liat mas capek banget. Maafin Nitha." Lirih Ranitha, nadanya bergetar menahan tangis.

Fathur menahan nafasnya dan menatap Ranitha yang kini menunduk. Ya Allah, hanya karena masalah sepele begini, Fathur membuat Ranitha menangis?

Hingga Ranitha dibuat bungkam kala Fathur memeluknya lembut dan mengecup puncak kepalanya beberapa kali. Sepersekian detik kemudian, Ranitha menangis di dada bidang suaminya.

"Mas--maafin Nitha. Maafin Nitha. Nitha nggak bermaksud buat nggak menghargai mas. Nitha cuman--hiks. Maaf." Rengek Ranitha.

Fathur mengangguk lalu mengecup dahi Ranitha,"Sutt, iya sayang. Iya. Bukan kamu yang salah, mas yang salah. Mas minta maaf udah marah - marah. Maaf ya." Ucap Fathur, penuh penyesalan.

Ranitha menggelengkan kepalanya,"Hiks--bukan mas yang salah. Nitha yang salah, mas. Kalau Nitha nurut sama mas, mas nggak akan marah. Maaf." Rengeknya lagi.

Cinta Abadi Seindah Mimpi✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang