NOTE :
✨Sebelum membaca, tekan dulu bintangnya ya. Coba hargai karya orang ya, readers
✨Ingin berkomentar? Silahkan berkata - kata dengan baik.TERIMAKASIH, SELAMAT MEMBACA!
◼️❤✨❤◼️
Waktu berlalu dengan cepat, pagi pun sudah tiba. Semua orang mulai sibuk untuk bersiap kembali ke rutinitasnya.
Termasuk dua sejoli yang sudah terbangun sejak jam menunjukkan pukul tiga pagi untuk melaksanakan shalat tahajud dan bersiap melaksanakan shalat shubuh.
Fathur sedang mengobrol dengan Raharja dan Thariq setelah pulang dari masjid saat Ranitha baru selesai bertadarus selepas shalat shubuh.
Ranitha pun mulai bangkit dan membereskan mukenanya untuk menyiapkan pakaian Fathur.
Saat jam menunjukkan pukul setengah enam, barulah Fathur masuk ke kamar untuk mempersiapkan diri.
Bertepatan dengan Ranitha yang baru saja selesai menyiapkan air hangat untuk Fathur. Pasalnya cuaca pagi ini cukup dingin.
"Assalamu'alaikum, sayang." Ranitha tersenyum lalu menyalimi punggung tangan Fathur yang akan menjadi kebiasaannya saat ini dan seterusnya.
"Wa'alaikumsalam mas. Mau langsung mandi? Nitha udah siapin air hangatnya." Fathur pun menganggukkan kepalanya sembari menatap Ranitha yang entah kenapa begitu cantik dengan wajah polosnya.
"Iya. Mas mau mandi dulu. Kamu mau turun duluan? Mami sama bunda lagi siapin sarapan." Ranitha menepuk dahinya pelan lalu menganggukkan kepalanya.
"Oh iya. Nitha mau bantuin siapin sarapan. Gapapa kan mas?" Fathur tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. Pasalnya dua wanita paruh baya itu juga menanyakan kehadiran Ranitha.
"Yaudah, Nitha turun dulu ya mas." Pamit Ranitha lalu hendak melangkah namun tangannya ditahan oleh Fathur membuat Ranitha berbalik lagi, menatap Fathur bingung.
"Kenapa mas? Ada yang perlu Nitha siapin lagi?" Fathur menggelengkan kepalanya sembari memegang bahu Ranitha.
"Ada yang lupa, sayang." Ranitha berfikir tentang apa yang Fathur ucapkan. Namun pipinya memanas begitu saja saat dahi, hidung, pipi dan bibirnya dikecup oleh Fathur untuk kedua kalinya.
"Udah, gih. Nanti mas nyusul ya." ucap Fathur lalu mengelus lembut pipi Ranitha. Ranitha pun hanya diam melihat Fathur yang kini meninggalkannya untuk segera membersihkan diri.
"Mas Fathur romantis banget, ya Allah. Jantung Nitha bisa nggak sehat nih." gumam Ranitha sembari tersenyum sendiri. Lalu menghela nafasnya dan segera turun untuk membantu ibu dan ibu mertuanya itu.
Pukul setengah tujuh, Fathur baru keluar dari kamar dan langsung melangkah menuju meja makan dimana sudah berkumpul keluarganya itu.
"Emang nggak bisa cuti gitu, nak?" tanya Farah tiba - tiba. Fathur melirik Ranitha yang sedang mengambilkan makanan untuknya.
"Nggak bisa bun. Karena Fathur udah ngambil cuti minggu depan selama dua minggu." Jawab Fathur. Farah dan Rastia saling bertatapan lalu mengangguk.
Berbeda dengan Raharja dan Thariq yang tampak asyik berbincang tentang bisnis. Sedangkan Ikram dan Randi asyik mengunyah sambil membicarakan motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Abadi Seindah Mimpi✓
RandomMohon maaf kalau ada kesalahan kata karena masih dalam proses pembelajaran. Juga maaf kalau alur cerita yang mungkin kurang menarik karena inspirasi datang dari berbagai cara. Satu pinta author, jadilah pembaca yang bijak dan bisa mengambil setiap p...