NOTE :
✨Sebelum membaca, tekan dulu bintangnya ya. Coba hargai karya orang ya, readers✨Ingin berkomentar? Silahkan berkata - kata dengan baik.
TERIMAKASIH, SELAMAT MEMBACA!
◼️❤✨❤◼️
Semenjak tahu kalau Fathur dan Safira satu tempat kerja, Ranitha jadi kesal setengah mati bahkan sampai Fathur pulang pun, dia masih tidak banyak bicara.
Ranitha sedang menyiapkan makan malam, sedangkan Fathur belum pulang dari masjid. Ya, belakangan ini, Ranitha meminta Fathur untuk shalat berjamaah di masjid saja dan syukurnya Fathur mau.
Saat Ranitha sedang sibuk menata ikan goreng diatas piring, sepasang tangan melingkar di perut ratanya. Ranitha menoleh ke kanan dan sebuah kecupan lembut menghampiri pipinya. Fathur.
"Harum banget!" Ranitha tersenyum tipis mendengarnya dan membiarkan Fathur mengecupi bahunya yang tertutup piyama biru itu.
"Mas duduk aja gih. Bentar lagi selesai kok." Fathur menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Ranitha yang seolah mengusirnya. Jelas sekali, raut wajahnya pun tampak beda.
"Kamu kenapa, sayang?" Pertanyaan Fathur membuat Ranitha terdiam sejenak baru menggelengkan kepalanya.
"Nggak apa - apa, mas. Udah gih duduk." jawab Ranitha dengan tenang.
Padahal Fathur tahu, dibalik kata 'nggak apa - apa'-nya seorang perempuan itu, pasti ada apa - apanya. Apalagi Ranitha istrinya, jelas Fathur sangat mengerti jika ada yang Ranitha sembunyikan.
"Habis makan, kita ngobrol dulu." ucap Fathur dengan tegas, namun mengakhirinya dengan sebuah kecupan dipuncak kepala Ranitha. Lalu melenggang pergi menuju meja makan.
Sedangkan Ranitha menghela nafas panjang, pasti obrolannya akan sangat panjang. Tapi biarlah, Ranitha juga tidak tahan kalau harus berfikir macam - macam.
Keduanya makan dalam hening. Fathur yang diam memperhatikan Ranitha, sedangkan Ranitha tampak banyak melamun sembari menundukkan kepalanya. Fathur semakin yakin kalau Ranitha memendam sesuatu.
Selesai makan, Ranitha bergegas mencuci piringnya. Sedangkan Fathur langsung naik ke kamar dan mengganti bajunya dengan baju tidur. Tak lupa berwudhu dan menggosok gigi.
Ranitha masuk ke kamar dan mendapati Fathur yang sedang berkutat dengan laptopnya. Akhirnya Ranitha melenggang masuk kedalam kamar mandi untuk cuci muka, gosok gigi dan berwudhu.
"Duduk sini, yang." Ranitha kira Fathur melupakan niatannya untuk mengajaknya ngobrol. Tapi ternyata pria itu sudah duduk manis bersandar di kepala ranjang, laptopnya pun sudah beralih keatas nakas.
"Iya, mas." Fathur memperhatikan Ranitha yang sedang melepaskan jilbab instan yang dikenakannya baru bergabung dengannya diatas ranjang.
"Ada apa, hm? Jangan bohong loh, mas tau kamu mendem sesuatu kan?" Ranitha hanya diam sembari menundukkan kepalanya dengan tangan yang tertaut.
"Sayang, kenapa?" Fathur bertanya lebih lembut seraya menyentuh dagu Ranitha agar mau menatapnya. Ranitha menghela nafas pelan.
"Nitha gapapa, mas. Serius." Elak Ranitha sembari mengalihkan pandangannya. Fathur menggelengkan kepalanya, menarik dagu Ranitha agar mendekat dan mencuri sebuah kecupan di bibir istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Abadi Seindah Mimpi✓
RandomMohon maaf kalau ada kesalahan kata karena masih dalam proses pembelajaran. Juga maaf kalau alur cerita yang mungkin kurang menarik karena inspirasi datang dari berbagai cara. Satu pinta author, jadilah pembaca yang bijak dan bisa mengambil setiap p...