NOTE :
✨Sebelum membaca, tekan dulu bintangnya ya. Coba hargai karya orang ya, readers
✨Ingin berkomentar? Silahkan berkata - kata dengan baik.TERIMAKASIH, SELAMAT MEMBACA!
◼️❤✨❤◼️
Rasanya perbincangan kali ini begitu hangat. Keluarga besar dua insan yang baru dipersatukan dalam ikatan pernikahan itu begitu antusias untuk menyiapkan resepsi pernikahan untuk Fathur dan Ranitha.
Fathur dan Ranitha pun hanya menganggukkan kepalanya dengan kompak menyetujui semua masukan - masukan dari keluarganya yang bertanya apakah ini atau itu cocok dengan keinginan mereka atau tidak.
"Habis resepsi mau honeymoon kan? Duh, kita nggak sabar loh gendong cucu." Ranitha yang baru meneguk air minumnya langsung tersedak dan hampir saja menyemburkannya kalau tidak segera menutup mulutnya.
"Doain aja ya. Semoga cepet diberi kepercayaan sama Allah." jawab Fathur sembari tersenyum. Tangannya mengelus punggung Ranitha dengan lembut, membantu meringankan rasa sakit di dadanya.
"Yaahhh, cepetan deh ya kak. Randi sama Ikram udah nggak sabar ingin punya keponakan." Ucap Ikram dengan wajah tak bersalahnya sembari ber tos ria dengan Randi setelah berhasil membuat Ranitha memerah.
"Iya insya Allah. Udah dong, kasihan istri masnya digodain gitu terus." Bela Fathur sembari melirik Ranitha yang sudah menundukkan kepalanya. Dan tawa bahagia mulai tercipta setelahnya.
Setelah makan malam yang diiringi canda tawa yang dilempar Randi juga Ikram dengan kompak dan jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, Fathur dan Ranitha segera pamit untuk istirahat karena besok Fathur tetap bekerja.
Ranitha keluar dari kamar mandi setelah mencuci muka dan berwudhu. Sekaligus menyiapkan diri jika Fathur akan meminta haknya sekarang. Siap tidak siap. Aish, memikirkan itu membuat Ranitha malu sendiri membayangkannya.
Tapi sepertinya tidak karena Fathur sedang bersandar dan membaca Al-Qur'an. Barulah saat Ranitha menampakkan diri, Fathur menyudahi kegiatan rutinnya sebelum tidur itu.
"Sini, sayang." Ranitha menghela nafasnya diam - diam lalu menghampiri Fathur yang sudah berganti piyama dan duduk disamping Fathur yang mulai menyalakan televisi dan menayangkan siaran komedi.
Ranitha sebenarnya masih takut dengan kejadian dua hari lalu, mendengar perkataan Aulia yang tidak dikenalnya begitu mengancamnya untuk menyuruhnya meninggalkan Fathur.
Tangannya pun masih diperban. Tapi mana bisa ia mengatakan hal itu pada Fathur. Apakah Fathur juga mau memberitahu kebenaran padanya?
" Mas.." panggil Ranitha hati - hati sambil menatap Fathur yang baru saja selesai menghentikan tawanya karena sebuah adegan lucu. Fathur menolehkan kepalanya.
"Ada apa?" tanya Fathur karena melihat kegelisahan Ranitha. Ranitha tampak berfikir sebentar sebelum akhirnya menjawab.
"Aulia itu siapa?" Fathur memang belum menjelaskan hal itu karena kemarin pun dia tidak bertemu dengan Ranitha dengan alasan dipingit.
"Kenapa?" Bukannya menjawab, Fathur malah balik bertanya. Ranitha yang ditanya langsung mengernyit bingung.
"Kenapa apanya, mas?" Ranitha bertanya lagi. Fathur tersenyum kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Abadi Seindah Mimpi✓
RandomMohon maaf kalau ada kesalahan kata karena masih dalam proses pembelajaran. Juga maaf kalau alur cerita yang mungkin kurang menarik karena inspirasi datang dari berbagai cara. Satu pinta author, jadilah pembaca yang bijak dan bisa mengambil setiap p...