Special Ending

21.4K 1.5K 1.1K
                                    

"Penyesalan selalu datang di akhir. Hargai lah setiap waktu dengan orang yang kamu sayangi."

Kedua orang Nesya mendapatkan kabar bahwa dompet Nesya yang berisi kartu kredit, kartu siswa, dan foto Nesya di temukan di sebuah bangunan terbakar yang menjadi tempat pengambilan organ ilegal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua orang Nesya mendapatkan kabar bahwa dompet Nesya yang berisi kartu kredit, kartu siswa, dan foto Nesya di temukan di sebuah bangunan terbakar yang menjadi tempat pengambilan organ ilegal. Polisi juga mengatakan bahwa selain pelaku semuanya sudah tewas dimutilasi.

Ayah dan ibu Nesya sekarang ini tinggal ditempat terpisah. Hal ini karena ibu Nesya bertengkar dengan suaminya karena dia tidak mau suaminya menikah lagi.

Di tempat ibu Nesya.

"Nggak, nggak mungkin pak, anak saya nggak mungkin meninggal." ucap Jane menggelengkan kepalanya tidak ingin mendengarkan berita ini, dia lalu mematikan sambungan telpon sepihak.

Ibu Nesya langsung terduduk lemas di kursinya. Matanya memanas, ibu Nesya menangis terisak-isak. Dia tidak bisa merelakan anak semata wayangnya meninggal. Jane sekarang ini tidak mempunyai siapapun lagi. Kedua orang tuanya telah meninggal, Nesya meninggal, dan suaminya akan menceraikannya.

"Nesya nggak mungkin meninggal," ucap Jane berteriak. Jane tidak sengaja menyenggol pigura Nesya, lalu pigura foto itu jatuh. Jane lalu mengambil pigura itu karena tidak hati-hati pecahan pigura itu melukai tangan Jane.

"Nesya," ucap Jane mengeluarkan foto Nesya dari pigura yang sudah pecah tersebut.

"Kamu nggak mungkin meninggal kan sayang," ucap Jane mengelus foto itu. Tangannya bergetar memegang pigura tersebut karena darah tangannya mengotori foto wajah Nesya.

Jane lalu mengambil tisu membersihkan wajah Nesya. Dia lalu menghapus darah itu. Jane tidak mau putri cantiknya terluka. Jane sudah seperti kehilangan kesadaran. Dia lalu memeluk foto Nesya seperti foto itu adalah anaknya yang masih hidup.

"Hiks... hiks... Mama bakal nemenin kamu sayang, kamu mau nerima lapor kan?" Jane menangis terisak-isak.

"Mama bakal ada disana sayang," ucap Jane mengelus foto rambut Nesya.

"Maafin Mama yaa nak, mama nggak pernah nemenin Nesya, mama selalu sibuk ngurusin pekerjaan mama. Mama selalu sibuk mikirin masa depan kamu, mama cuman takut papa ninggalin kita dan mama nggak ada uang buat menuhin kehidupan kamu. Tapi ternyata mama kehilangan masa-masa bersama kamu, maafin Mama." ucap Jane.

Keesokan harinya.
Arvin sekarang ini berada di sekolah, ia tampak tidak bersemangat.

"Lo kenapa?" tanya Rafael.

Arvin hanya diam tidak menjawab pertanyaan Rafael.

"Lo masih mikirin Nesya? Nesya pasti ketemu. Gue bakal bantu lo cari dia." ucap Rafael yang tidak mengetahui kabar kematian Nesya.

Tidak ada seorang pun yang tau kabar kematian Nesya selain keluarga Nesya dan keluarga Arvin.

"Nggak perlu,"

Shine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang