Part 22 Pensil Alis

18.1K 1.6K 335
                                    

Shiny ✨ komen dong 💙💙💙😭😭😭

"Terkadang perhatian sederhana tampak sangat manis."

Nesya terbangun dari tidurnya karena cahaya matahari yang menerobos masuk melalui kaca-kaca jendela kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nesya terbangun dari tidurnya karena cahaya matahari yang menerobos masuk melalui kaca-kaca jendela kamarnya.

"Jam berapa sih?" tanya Nesya dengan suara serak sambil mengucek-ngucek matanya.

Dia kemudian mengedarkan pandangannya ke arah jam dinding yang bertengger di hadapannya.

"Apa? Gue kesiangan?" Nesya melihat jam itu menunjukkan pukul 6 lewat 30 menit.

Dia lalu bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Sekarang ini Nesya sudah berada di depan gerbang SMA Nusa Kencana. Nesya melihat gerbang bercat putih itu sudah tertutup.

"Ah sial," Nesya mengasihani dirinya yang akan di hukum.

Nesya sekarang berada di depan tiang bendera, kalian pasti sudah tau apa yang dilakukan Nesya, apalagi kalau bukan hormat ke arah tiang bendera tersebut. Nesya diperhatikan oleh beberapa orang yang lewat, sungguh sangat memalukan. Dia juara 1 umum jurusan IPS tetapi dia malah tampak seperti badgirl, padahal dia seharusnya mempunyai image siswi berprestasi.

"Ini semua gara-gara Arvin," batin Nesya.

Kalau Arvin membangunkannya tadi pagi, pasti Nesya tidak akan terlambat seperti ini. Nesya malam tadi sangat kelelahan setelah pergi kencan dan mengikuti mobil ayahnya.

"Ahh gerah banget sih," ucap Nesya merasakan sinar matahari menerobos memasuki kulitnya yang putih.

"Sumpah hukumannya kudet banget sihh dari zaman nenek moyang gue sampai sekarang malah hormat ke tiang bendera. Apa coba faedahnya?"

"Coba hukumannya maraton drakor 16 episode gue jabani, ini malah hormat ke tiang bendera. Sumpah gaje banget yang buat hukuman ini." Cerocos Nesya panjang lebar.

Di tempat Arvin.
"Itu kan Nesya," ucap Arvin melihat perempuan yang berstatus sebagai istrinya tersebut sedang hormat di tiang bendera.

Arvin melihat keringat sudah membanjiri wajah Nesya. Setelah melihat Nesya, Arvin melanjutkan perjalanan ke kantin.

Di tempat Nesya.
Nesya sudah kehausan sekarang ini, terik matahari sepertinya sangat suka dengannya karena dari tadi matahari selalu berada di atas kepalanya, dia begitu kepanasan sekarang.

Tiba-tiba ada seseorang guru yang mendatangi Nesya.

"Hukuman kamu telah selesai, silahkan pergi ke kelas untuk mengikuti pelajaran." ucap guru perempuan tersebut.

Shine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang