Part 1 Rapuh

59.6K 3.3K 423
                                    

Hujan deras dan suara gemuruh melengkapi kesedihan perempuan yang sedang patah hati. Perempuan tersebut bernama Nesya, siswi kelas 12 SMA.

Siswi itu terduduk lemas ketika mendengarkan kata-kata yang terlontar dari seorang  yang bernama Alvaro Faresta, seorang pria yang berhati dingin.

Flashback on.

Nesya hari ini sudah berdandan sangat cantik. Dia ingin bertemu dengan sang pujaan hatinya, siapa lagi kalau bukan Alvaro Faresta. Alvaro adalah laki-laki yang selama ini dikejar oleh Nesya.

Nesya sangat menyukai Alvaro karena aura yang dikeluarkan oleh laki-laki dingin itu.

Nesya lalu pergi ke pesta sahabatnya yang merupakan sepupu Alvaro.

"Hai Sya, lo cantik banget malam ini. Gue yakin Alva bakalan suka sama lo." ucap Aqilla atau sahabat Nesya yang juga merupakan sepupu dari Alvaro.

"Iya dong, siapapun laki-laki yang lihat gue dandan kayak gini. Gue pastikan mereka bisa jatuh cinta sama gue." Nesya bangga kepada dirinya.

"PD lo nggak pernah luntur Sya," ucap Aqilla dibarengi dengan tawa.

Nesya adalah sosok perempuan yang ceria dan pantang menyerah. Nesya sudah 3 bulan mengejar cinta Alvaro, tetapi laki-laki itu terus saja bersikap dingin kepadanya. Tetapi Nesya yakin hari ini, Alvaro akan menerima cintanya bagaimana pun caranya.

"Qilla, tolong gue yaa." ucap Nesya menampilkan puppy eyes nya.

Melihat itu, Aqilla gemas dengan sahabatnya.

"Iya, iya, lo mau gue lakuin apa?"

"Lo tolong bilangin ke Alvaro biar nunggu gue di taman belakang rumah lo ya Qil."

"Iyaaa, lo kesana aja dulu. Biar gue panggilin Alva."

"Sip, oke."

Nesya lalu pergi ke taman, malam hari ini terasa sangat dingin. Tetapi hatinya terasa hangat karena ingin menyatakan perasaannya kepada Alvaro.

Nesya mendengarkan langkah kaki yang kian mendekat.

"Lo mau bilang apa?" tanya Alvaro dengan aura dingin.

Karena melihat sikap dingin Alvaro, Nesya menjadi ragu untuk menyatakan perasaannya kepada Alvaro.

"Alva, gue suka sama lo. Gue mau lo jadi pacar gue." ucap Nesya memberanikan diri.

Tetapi pria di depannya ini tidak menanggapi kata-kata Nesya.

"Alva, please jadi cowok gue." ucap Nesya memohon.

"Gue nggak bisa," ucap Alvaro singkat.

"Kenapa?" tanya Nesya, air matanya sudah terkumpul di pelupuk mata. Mungkin sebentar lagi air mata itu akan jatuh.

"Karena lo selalu menganggu hidup gue." Alvaro meninggalkan Nesya.

Air mata yang sedari tadi ingin ditahan oleh Nesya pun perlahan jatuh membanjiri wajahnya yang putih. Nesya terduduk lemas di tanah.

Lalu hujan deras pun muncul, menemani hati Nesya yang patah.

Hatinya sangat remuk mendengarkan penjelasan dari cowok yang sangat dicintainya itu.

Flashback off.

"Alva, kenapa sih lo nggak bisa menghargai hati gue? Hiks... Hikss.." Nesya menagis.

Shine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang