"Terkadang hati dan pikiran selalu tidak sinkron."
Kantin.
Nesya berjalan sendirian ke arah kantin karena Aqilla mempunyai urusan mendadak.Nesya mengedarkan pandangannya ke setiap sudut kantin. Dia melihat Alavaro duduk sendirian di meja yang terletak di pojok kantin. Nesya melangkahkan kakinya ke arah sang pujaan hati.
"Alva, gue boleh nggak duduk di dekat lo?" tanya Nesya tersenyum manis ke arah Alavaro.
"Nggak," ucap Alvaro dingin.
"Tapi Alva,"
"Lo bisa nggak sih, nggak ganggu hidup gue? Lo kayak nggak ada harga diri aja." Alvaro lalu meninggalkan Nesya sendirian.
Orang-orang menatap iba ke arah Nesya, gadis itu terlihat sangat menyedihkan jika berada di dekat Alvaro. Alvaro sunguh mempunyai hati yang dingin.
Mata Nesya terasa sangat panas, mungkin air matanya akan jatuh. Dia lalu pergi ke arah kamar mandi.
Di kamar mandi.
Nesya melihat ke arah cermin, matanya tampak sangat merah karena menangis."Alva kenapa lo bisa berubah? Hiks... hiks... hikss..." Hati Nesya sangat terluka karena sikap dan ucapan Alvaro. Alavaro, pria tersebut sangat dingin dan sarkas sekarang ini tidak seperti yang dikenalnya pada awal.
Nesya sangat ingin berhenti mencintai Alvaro karena mencintai orang yang tidak mencintai kita adalah salah satu kebodohan. Tetapi hati dan otak Nesya tidak ingin sinkron. Hatinya tetap mencintai cowok dingin tersebut tetapi pikirannya menyuruhnya agar pergi dan membuka lembaran baru.
Dia lalu mencuci wajahnya dan mencoba untuk tersenyum.
Pulang sekolah.
Apartemen.
Nesya sangat lelah sekarang ini, dia lalu memasuki kamarnya. Nesya melihat Arvin membelakanginya sambil duduk di depan meja belajar. Arvin terlihat menonton sebuah film. Nesya kemudian mendekati Arvin."Astaga Arvin lo nonton b*k*p?" tanya Nesya terkejut.
Arvin lalu buru-buru mematikan laptopnya tersebut karena melihat Nesya. Arvin tadi tidak sengaja membuka link yang diberikan oleh temannya dan isinya ternyata adalah film tersebut. Teman Arvin memang nggak ada otak mengirimkan film itu.
"Emangnya kenapa? Gue udah kelas 12 dan udah nikah juga." ucap Arvin cuek.
"Sumpah lu mesum banget,"
"Gue mesum?" Ayo kita lihat seberapa mesum gue."
Arvin lalu berjalan ke arah Nesya. Setiap langkah Arvin membuat Nesya merasa takut, apa yang akan dilakukan oleh cowok tersebut. Nesya memundurkan badannya perlahan sampai menabrak dinding. Posisi Arvin sudah sangat dekat dengan tubuh Nesya. Nesya ingin pergi tetapi bahunya dipegang oleh Arvin.
Arvin kian mendekatkan wajahnya ke arah wajah Nesya, menghilangkan semua jarak di antara mereka. Nesya lalu menutup matanya perlahan. Posisi mereka seperti akan berciuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shine
Teen FictionHappy reading ✨✨✨ Cerita ini tentang pernikahan kontrak antara sepasang remaja. Apakah mereka akan bisa melewatinya sampai akhir? Atau apakah mereka akan terjebak ke dalam perasaan masing-masing? Tetap stay sama cerita ini ✨✨✨ Baca aja dulu, tau-tau...