Part 25 Pelukable

18.8K 1.5K 469
                                    

"Terkadang kamu harus mengikhlaskan semua yang membuatmu terluka agar kamu bisa bahagia."

Arvin melihat Nesya sudah tertidur, wajah Nesya terlihat sangat damai dalam tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Arvin melihat Nesya sudah tertidur, wajah Nesya terlihat sangat damai dalam tidurnya. Dia menepikan beberapa rambut yang ada di pipi Nesya.

"Good night my enemy," Arvin kemudian menyelimuti istrinya tersebut.

Arvin berjalan ke arah sisi kanan tempat tidur, dia lalu tidur disebelah Nesya.

Jam 2 pagi, Arvin merasakan ada tangan yang memeluk tubuhnya. Arvin kemudian membuka matanya. Dia melihat sang pemilik tangan itu yang tidak lain adalah istrinya sendiri. Tiba-tiba tubuh Arvin kaku, seumur hidupnya, dia tidak pernah dipeluk oleh wanita kecuali ibunya.

"Deg," Arvin merasakan jantungnya berdetak tidak teratur.

Dia lalu mencoba menormalkan detak jantungnya.

"Vin, lo cuman dipeluk Nesya bukan dipeluk setan. Nggak usah parno gitu." batin Arvin.

Arvin kemudian mencoba melepaskan pelukan Nesya. Dia mencoba menurunkan tangan Nesya pelan tetapi sayangnya tidak bisa. Arvin tidak mau jika gadis itu terbangun.

"Kayaknya gue nggak bisa tidur," batin Arvin menagis membayangkan bertapa kejamnya dirimu  memeluk diriku sehingga aku tidak bisa tertidur 🎶🎶🎶

Jam 4 pagi Arvin baru bisa tertidur, 2 jam matanya terjaga akibat perlakuan Nesya.

Jam 5 pagi.
Nesya merasakan tubuhnya memeluk sesuatu yang hangat. Dia lalu membuka matanya. Nesya ternyata memeluk Arvin, dia lalu refleks mendorong Arvin sampai terjatuh ke arah lantai.

"Aaa," rintihan Arvin merasakan tubuhnya yang sakit. Tenaga Nesya sangat kuat mendorong Arvin.

"Ehh maaf Vin," ucap Nesya dengan wajah bersalah.

Ku menangis membayangkan betapa kejamnya dirimu awalnya memelukku dan akhirnya menghempaskanku 🎶🎶🎶

"Yang meluk siapa, yang ngedorong siapa. Gue ganteng gue diam." batin Arvin sabar.

Arvin mencoba berdiri.

"Gue mandi dulu," Arvin pamit kepada Nesya.

"Sya, kenapa sih lo bisa meluk Arvin?"  tanya Nesya menarik rambutnya frustasi.

Di ruang makan.
Nesya mengoleskan selai coklat pada rotinya. Dia beberapa kali menatap Arvin yang sibuk memakan rotinya.

Arvin menyadari bahwa Nesya menatapnya, Arvin kemudian menatap Nesya balik. Nesya langsung menghadap ke arah bawah ketika Arvin menatapnya.

Nesya merasa grogi didekat Arvin sekarang ini akibat peristiwa tadi. Nesya mengunyah rotinya pelan.

"Kenapa suasananya canggung banget sih?" batin Nesya.

Shine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang