EPILOG

21.8K 1.3K 845
                                    

"Seseorang itu akan terasa sangat berarti ketika dia sudah tidak ada lagi."

"Nesya nggak mungkin meninggal," ucap Arvin masih tidak percaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nesya nggak mungkin meninggal," ucap Arvin masih tidak percaya.

Arvin lalu mengambil sebuah pecahan gelas kaca yang ada didekat kakinya. Dia lalu menggoreskan ujung pecahan kaca yang tajam ke telapak tangannya.

"Sshh," Arvin menahan perih tangannya yang mengeluarkan banyak darah. Arvin kemudian tersadar ini semua bukan mimpi.

Arvin kemudian terduduk di lantai apartemennya. Dia merasakan hatinya sangat sakit, dia juga merasakan dadanya begitu sesak. Seperti ada sesuatu yang hilang dari dirinya. Perasaan ini sulit terdefinisi kan.

Arvin lalu memukul dadanya untuk menghilangkan rasa sakit ini.

Dia berpikir, Nesya tidak mungkin meninggalkannya. Dia mengingat kenangan awal bertemu Nesya.

Flashback on

1 November
Arvin melihat seorang perempuan yang sedang menangis di tengah hujan. Karena kasihan melihat perempuan itu kehujanan, Arvin kemudian berjalan ke arah perempuan tersebut, dia lalu memayunginya.

"Lo gila?" tanya Arvin kepada perempuan yang tidak diketahui namanya. Arvin tidak mengerti kenapa perempuan itu menangis di tengah tetesan hujan. Apakah perempuan itu tidak memikirkan kondisi kesehatannya nanti.

Perempuan tersebut hanya diam memperhatikan Arvin.

"Lo siapa?" tanya perempuan tersebut.

"Gue Arvin,"

Arvin kemudian memberikan payung yang dipegangnya itu kepada perempuan tersebut. Setelah itu Arvin pergi meninggalkan perempuan tersebut.

Arvin sekarang ini telah sampai di rumahnya dengan keadaan yang basah karena kehujanan, dia lalu pergi ke arah kamar mandinya untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah selesai mandi Arvin memakai pakaiannya, dia lalu merebahkan tubuhnya ke atas kasur.

Arvin mengingat perempuan yang ditemuinya tadi. Kulit perempuan itu terlihat putih tetapi matanya terlihat sembab mungkin dia sudah lama menangis pikir Arvin. Arvin berpikir mungkin perempuan itu menangis setelah diputuskan oleh pacarnya.

4 November
Arvin hari ini akan menemui calon istrinya. Arvin sebenarnya tidak ingin menikah kontrak tetapi ini berhubungan dengan bisnis keluarga. Arvin yang anak tunggal harus mengikutinya.

Dia berjalan ke arah meja yang telah dipersiapkan untuk keluarganya dan keluarga calon istrinya. Arvin melihat ada seseorang perempuan yang duduk disana. Dari jauh dia melihat, perempuan itu anak baik-baik dari cara berpakaiannya. Dia lalu mendekati perempuan tersebut. Ternyata perempuan itu adalah perempuan yang sama yang ditemuinya beberapa hari yang lalu.

Shine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang