Part 38 Monokrom

1.8K 183 56
                                    

"Saat tersulit adalah masa ketika kamu sendirian dan tidak bisa melakukan apapun."

Arvin sekarang ini berada di dalam kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Arvin sekarang ini berada di dalam kamarnya. Arvin memikirkan apa yang harus dilakukannya sekarang. Dia tau, dia tidak akan bisa menyembunyikan Nesya selamanya. Arvin masih mengingat perkataan dokter bahwa Nesya kemaren menderita sinkop vasovagal. Oleh karena itu dia harus menjaga Nesya agar tidak stress.

Arvin kemudian meraih cincin pernikahannya yang ada di dalam laci.

"Sekarang gue sadar Sya, gue suka lo." ucap Arvin kemudian memakai cincin tersebut

Arvin bertekad akan menjaga cinta pertamanya itu.

Keesokan harinya.
Nesya merasakan cahaya matahari mulai menyentuh wajahnya, dia lalu terbangun karena cahaya itu. Nesya melihat jam menunjukkan pukul 7 pagi. Nesya meraih handphone nya di meja. Tapi dia tidak merasakan handphone nya ada disana.

"Ahh iya, hp gue udah gue buang." Ucap Nesya refleks memukul dahinya.

Nesya kemudian bangkit dari tempat tidurnya, dia berjalan ke arah kamar mandi untuk memberikan diri. Setelah membersihkan diri, Nesya melihat lemari pakaian. Dia lalu mengambil pakaiannya yang sudah dipindahkan dari apartemen lamanya ke apartemen barunya.

Mata Nesya sekarang mengarah ke seragam sekolahnya, jujur dia merindukan sekolah tetapi dia tidak tau harus melakukan apa sekarang. Nesya seperti kehilangan jiwanya.

Nesya kemudian mengambil sepasang pakaian dan memakainya. Setelah itu Nesya melihat pantulan dirinya dari cermin. Nesya melihat wajahnya pucat dan matanya sayu. Dia lalu mengambil peralatan make up-nya.
Nesya memakai bedak dan tak lupa mengoleskan lipstik ke bibirnya agar wajahnya tidak terlihat pucat lagi. Setelah terasa cukup, Nesya lalu keluar dari kamarnya.

"Non Nesya, mari makan." ucap seorang ART disana.

"Baik Bi," ucap Nesya.

Nesya kemudian menyantap makanan yang telah disediakan tersebut.

Tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke apartemen Nesya, dia lalu duduk di dekat Nesya. Nesya melihat orang tersebut.

"Arvin, lo masuk kenapa gak pakai ketok pintu dulu?" tanya Nesya kesal.

"Terserah gue dong, ini kan apartemen gue." ucap Arvin seenaknya.

"Iya, tapi kan sekarang gue yang tinggal disini."

"Ini vitamin buat lo," ucap Arvin menyerahkan vitamin yang dibelinya pagi tadi.

"Vitamin?"

"Iya, walaupun lo pakai make up tebal. Wajah pucat lo masih kelihatan."

"Lo gak tau beda tebal sama tipis? Ini gue makai make up paling tipis." Ucap Nesya kesal.

"Tapi gue lihat tebal tuh," ucap Arvin dengan wajah songongnya.

Shine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang