Part 36 Terbangun

5.6K 537 269
                                    

"Terimakasih tetep setia membaca cerita ini."

Nesya membuka matanya perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nesya membuka matanya perlahan. Dia merasakan ada tangan hangat yang memegang tangannya. Nesya lalu melihat sang pemilik tangan tersebut, ternyata itu adalah Arvin.

Nesya bersyukur Tuhan memberikan kesempatan hidup untuknya lagi.

Nesya lalu menarik tangannya yang dipegang oleh Arvin perlahan. Nesya melihat ada bercak darah ditangannya. Dia menekan telapak tangannya perlahan, Nesya tidak merasakan apapun. Berarti darah itu bukan berasal dari dirinya. Nesya lalu menarik tangan Arvin, Nesya melihat banyak bercak darah di tangan Arvin.

Tiba-tiba Arvin terbangun dari tidurnya, Arvin dengan cepat menarik tangannya yang dipegang Nesya.

"Tangan lo kenapa?" tanya Nesya khawatir.

"Tangan gue kena pecahan gelas waktu bersihin gelas yang jatuh." ucap Arvin berbohong.

"Oo gitu,"

"Sya lo selama ini kemana?" tanya Arvin memandang Nesya.

"Gue diculik dan hampir jadi korban penjualan organ di pasar gelap." ucap Nesya dengan sorot mata sedih.

Nesya lalu menceritakan kronologinya yang menghadiri acara pertemuan papanya dan ibu Alvaro. Nesya juga menceritakan tentang rencana pernikahan ayahnya itu.

"Gue berharap bisa tetap hidup waktu dokter itu bilang organ gue bakal diambil. Gue takut Vin. Gue takut semua alat bedah yang ada disana. Gue takut gue bakal mati mengenaskan disana Vin. Gue takut nggak bisa ketemu semuanya Vin." ucap Nesya berbicara dengan bibir bergetar. Air mata yang ingin ditahannya akhirnya jatuh. Arvin lalu memeluk erat Nesya.

"Gue bakal ada disisi lo Sya, lo nggak boleh takut." Arvin memeluk erat Nesya, dia memberikan kekuatan kepada Nesya.

Mulai hari itu Arvin berjanji pada dirinya akan melindungi Nesya.

"Gimana kronologinya lo bisa kabur dari mereka Sya?" tanya Arvin.

Nesya mencoba mengingatnya tetapi dia tidak bisa menemukan jawaban atas pertanyaan Arvin.

"Gue nggak tau Vin," Nesya juga lupa bagaimana caranya dia sampai disini.

Siang harinya.

Arvin membawakan semangkuk bubur untuk Nesya.

"Gue nggak nafsu," ucap Nesya lemah.

"Lo harus makan," Arvin lalu menyuapi bubur itu kepada Nesya.

Nesya terpaksa memakan bubur yang dibawa oleh Arvin.

"Hmm, selama gue pergi gimana keadaan ortu gue?" tanya Nesya.

"Ibu lo nangis lo hilang, ibu lo khawatir sama keadaan lo."

"Khawatir?" Benarkah ibunya mengkhawatirkannya? Nesya merasa hatinya sedikit menghangat.

"Terus?" tanya Nesya.

Shine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang