Part 2 Perjodohan

37.8K 2.7K 179
                                    

"Kita bagaikan rangkaian listrik terus mengalir tetapi kadang dihentikan oleh hambatan."

"Apa, Pa? Di jodohin?" tanya seorang remaja yang tidak terima di jodohkan dengan seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa, Pa? Di jodohin?" tanya seorang remaja yang tidak terima di jodohkan dengan seseorang.

Remaja cantik itu bernama Nesya, putri seorang pengusaha terkenal.

Seorang pria paruh baya di depannya itu tidak menanggapi kata-kata anaknya.

"Ma, Mama sama Papa nggak bisa asal mengambil keputusan untuk kehidupan Nesya." ucap siswi yang bernama Nesya tersebut.

"Keputusan Papa dan Mama sudah bulat. Kamu harus memenuhinya karena cuman kamu anak kami." ucap ayah Nesya yang tidak ingin di bantah.

Lalu ayah Nesya pergi meninggalkan anaknya.

"Ma, Nesya nggak mau di jodohkan." ucap Nesya dengan suara lirih.

"Maaf sayang, tapi Mama nggak bisa membantah ucapan Papa." Ibunya merasa bersalah.

"Tapi Ma.." Nesya memohon.

"Maaf Nak, ini adalah perjodohan bisnis. Kamu hanya perlu menikah 2 tahun saja. Setelah kontrak ini berakhir, kamu bisa bercerai dengan suamimu."

"Ma, emangnya kita masih kekurangan uang ya? Papa aja masih masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia Ma." Nesya membujuk mamanya agar mendengarkan ucapannya.

"Investor ini memiliki kekuasaan penuh terhadap saham perusahaan sayang, kamu nggak mau kan kita jatuh miskin."

Nesya membayangkan jika dia jatuh miskin, dia tidak akan mempunyai mobil pribadi lagi, tidak bisa shopping tiap detik, tidak bisa hang out dengan temannya, Nesya tidak bisa membayangkannya.

"Huhhhhh," Nesya menghembuskan napas panjang.

Keesokan harinya.
Nesya berjalan gontai ke arah kelasnya. Semangat hidupnya seolah tidak ada. Dia sudah seperti mayat berjalan yang tidak punya arah. Ini semua karena ia di tolak mentah-mentah oleh Alvaro dan dia harus bertunangan dengan seseorang yang tidak ia kenal.

"Sya," ucap seseorang yang menepuk bahunya dari belakang.

Nesya agak terdorong ke depan karena belum siap untuk menerima tepukan agak keras itu.

"Lo kenapa?" tanya Aqilla kepada Nesya.

"Gue patah hati Qil," Nesya berterus terang.

"Lo di tolak sama Alva ya?" tanya Aqilla dengan tidak enak hati.

Nesya cuman menganggukkan kepalanya lemah.

"Sabar, mungkin suatu saat Alva bisa suka sama lo."

"Nggak bisa,"

"Kenapa?" tanya Aqilla penasaran.

"Gue nggak bisa suka lagi sama Alva."

"Maksud lo?" tanya Aqilla bingung.

Aqilla yakin bahwa Nesya sudah terlalu sakit karena di tolak oleh Alvaro. Aqilla tidak percaya jika Nesya tidak menyukai Alvaro hanya karena mendapatkan penolakan. Setahu Aqilla Nesya tidak akan putus harapan untuk memperjuangkan hati Alvaro.

"Lo kesurupan ya Sya?" tanya Aqilla polos.

Nesya lalu refleks memukul lengan sahabatnya itu.

"Aduh sakit Sya," ucap Aqilla.

"Lo itu ada-ada aja, bilang gue kesurupan."

"Terus lo kenapa bilang nggak bisa suka sama Alva lagi?" tanya Aqilla.

"Gue mau nikah," ujar Nesya dengan suara lemah.

"Apa?" teriak Aqilla tidak percaya.

"Sstt, diaam." Nesya membekap mulut sahabatnya itu.

Nesya lalu membawa Aqilla ke sebuah tempat duduk di depan kelasnya. Karena jam masih menunjukkan pukul 06.30 pagi maka hanya ada beberapa orang yang lewat disana.

"Gue dijodohin Qil,"

"Sama siapa?"

"Nggak tau,"

"Kalau lo nggak tau orangnya, kok lo mau aja sih?" Aqilla sangat penasaran dengan alasan sahabatnya ini.  

"Gue kepaksa nikah kontrak karena bokap gue." ucap Nesya.

Sekarang Aqilla baru paham, Aqilla tau bahwa ayah Nesya adalah orang yang otoriter, selalu berbuat sesukanya dan tidak akan mendengarkan kata siapapun. Aqilla terkadang kasihan melihat sahabatnya ini. Orang seceria Nesya malah mempunyai ayah yang sangat dingin.

"Berapa lama?" tanya Aqilla dengan suara lirih iba dengan nasib sahabatnya.

"Hmm, 2 tahun Qil." ucap Nesya.

"Sabar yaa kalau lo butuh gue, gue akan selalu berada di sisi lo." ucap Aqilla sambil tersenyum menguatkan Nesya.

"Makasih," Nesya tersenyum lemah.

"Iya, udah jangan sedih gitu. Nanti kecantikan lo luntur." ucap Aqilla.

"Iya, iya." ucap Nesya.

Mereka berdua pun berjalan ke arah kelasnya. Nesya dan Aqilla merupakan siswi kelas 12 IPS 1 di SMA Nusa Kencana.

Bonus picture
1. Nesya

 Nesya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2. Aqilla

Syifa Jodi Pertiwi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Syifa Jodi Pertiwi.
Minggu, 17 Mei 2020

Shine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang