Bagian Empat Puluh Dua
____
Tidak akan pernah ada kata terlambat untuk mengakhiri, sebelum semuanya terlanjur berjalan tanpa rasa-A
Yang namanya perempuan itu pasti lebih mudah menutupi rasa sukanya, ketimbang rasa cemburunya-B
Gerhana
Randi
-Senandi Rasa-
"Lo kenapa?" Gerhana mendekat dan berdiri tepat di sebelah Kayana yang masih duduk dengan heels yang dia genggam bersamaan dengan sebuah paper bag. Perempuan itu duduk tanpa alas kaki. Pipi perempuan itu basah, menandakan bahwa dia baru saja menangis.
Kayana menunduk, tidak menjawab pertanyaan Gerhana dengan kalimat apapun. Dan itu membuat Gerhana menghela napas panjang, berjalan tiga langkah untuk menghabiskan jaraknya dengan Kayana. Ia memilih duduk di sebelah perempuan itu-perempuan yan sudah ia sukai beberapa tahun belakangan ini.
"Gue putus, Ger." Kalimat itu meluncur dari bibir Kayana dengan sangat pelan, bahkan suaranya terdengar agak bergetar.
Beberapa detik Gerhana habiskan dengan keterpakuan, berita seperti ini seharusnya membuat dia senang. Ah! Seperti sedang mendapatkan lotrer setelah berulang kali mencoba, seharusnya itu yang ia rasakan-seharusnya. Tapi yang terjadi, Gerhana hanya merasa kosong untuk kalimat yang selalu dia tunggu sekian tahun ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandi Rasa
Teen Fiction[Bab tidak lengkap, untuk baca lengkap silakan ke Karya Karsa] "Kalau ada satu hal yang ingin aku lakukan, itu adalah mempertahankanmu. Sayangnya, aku tidak bisa, entah karena keadaan atau karena takdir yang tak terelakkan." Selama delapan belas tah...