42. Menanyakan Rasa

15.2K 3K 5.4K
                                    

Bagian Empat Puluh Dua

Bagian Empat Puluh Dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____

Tidak akan pernah ada kata terlambat untuk mengakhiri, sebelum semuanya terlanjur berjalan tanpa rasa-A

Yang namanya perempuan itu pasti lebih mudah menutupi rasa sukanya, ketimbang rasa cemburunya-B

Gerhana

Gerhana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Randi

-Senandi Rasa-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Senandi Rasa-

"Lo kenapa?" Gerhana mendekat dan berdiri tepat di sebelah Kayana yang masih duduk dengan heels yang dia genggam bersamaan dengan sebuah paper bag. Perempuan itu duduk tanpa alas kaki. Pipi perempuan itu basah, menandakan bahwa dia baru saja menangis.

Kayana menunduk, tidak menjawab pertanyaan Gerhana dengan kalimat apapun. Dan itu membuat Gerhana menghela napas panjang, berjalan tiga langkah untuk menghabiskan jaraknya dengan Kayana. Ia memilih duduk di sebelah perempuan itu-perempuan yan sudah ia sukai beberapa tahun belakangan ini.

"Gue putus, Ger." Kalimat itu meluncur dari bibir Kayana dengan sangat pelan, bahkan suaranya terdengar agak bergetar.

Beberapa detik Gerhana habiskan dengan keterpakuan, berita seperti ini seharusnya membuat dia senang. Ah! Seperti sedang mendapatkan lotrer setelah berulang kali mencoba, seharusnya itu yang ia rasakan-seharusnya. Tapi yang terjadi, Gerhana hanya merasa kosong untuk kalimat yang selalu dia tunggu sekian tahun ini.

Senandi RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang