26. Kamu Tidak Tahu

15.3K 2.8K 1.2K
                                    

Bagian Dua Puluh Enam

Banyak manusia yang terlalu pintar berasumsi, tapi bodoh dalam hal mengetahui—Gerhana

Kamu nggak akan pernah bisa memperbaiki sesuatu, tanpa tahu apa yang sudah dirusak —Randi

-Senandi Rasa-

"Lo kenapa?" Randi yang sedang mengeringkan rambutnya sehabis mandi kini menatap Gerhana dengan pandangan bingung. Sahabatnya yang semalam memutuskan untuk menginap di rumahnya itu sedang mencengkram ponsel yang ia tempelkan di telinga dengan tatapan menerawang.

Seperti baru saja menerima panggilan darurat.

"Ger," tegur Randi sekali lagi. Kali ia lelaki itu berjalan ke arah Gerhana yang masih terduduk di kasur, tangan Randi terulur untuk menepuk pundak sahabatnya itu. "Eh, masih pagi udah bengong, kesambet entar."

Barulah, Gerhana mengerjap. Secapat mungkin dia menyingkirkan ponselnya di balik punggung.

"Kenapa sih?" Randi masih memandang Gerhana bingung, sedangkan Gerhana buru-buru menatap ke arah lain.

Panggilan dari Berlin tadi sudah cukup membuatnya kaget, dia tidak mau menambah kekagetan pagi ini dengan membuat Randi tahu mengenai hubungannya dan Berlin.

"Nggak." Gerhana menggelengkan kepala.

"Ya sudah, mending lo mandi. Katanya tadi kan lo mau bimbingan. Tuh handuknya," tunjuk Randi pada sebuah handuk yang terlipat rapi di atas tempat tidur. "Buat pakaiannya, bebas pakai aja apa yang ada di lemari gue."

Semalam, Gerhana memang secara mendadak menginap di rumah Randi, sebenarnya kegiatan itu sudah sering Gerhana lakukan. Hanya dia yang sering menginap, sementara Randi bahkan tidak pernah sekali pun datang ke rumah Gerhana. Lelaki itu terlalu tertutup mengenai kehidupan pribadinya.

Gerhana tidak menjawab, namun ia segera berangsur dari atas tempat tidur.

Lantas, Gerhana menanggalkan baju kausnya, sambil mengambil handuk yang tadi disiapkan Randi. Dia masuk ke dalam kamar mandi yang berada di kamar Randi tersebut.

Rumah Randi yang berada di Kawasan Pondok Indah, boleh dikatakan lumayan mewah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah Randi yang berada di Kawasan Pondok Indah, boleh dikatakan lumayan mewah. Maklum, rasanya sangat wajar jika anak seorang direktur rumah sakit memiliki kehidupan selayaknya Randi. Belum lagi, ibunya yang seorang dokter dan kakak perempuannya yang bekerja sebagai diplomat.

Tidak salah Gerhana bilang, kalau hidup wakil ketua BEM-nya itu hampir sempurna. Memang apa lagi yang tidak dimiliki Randi?

Saat Gerhana sudah meninggalkannya untuk mandi, Randi memilih untuk bersiap. Dia membuka lemari dan memilih pakaian apa yang pantas ia kenakan untuk hari ini. Sama seperti Gerhana, kegiatan Randi hari ini hanyalah bimbingan skripsi. Mungkin beberapa minggu ke depan, dia sudah mendapat jadwal untuk seminar proposal.

Senandi RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang