Bagian Sebelas
Saya tahu bahwa manusia bukanlah tempat bergantung untuk mencari rasa bahagia. Tapi, kamu, hadirmu di tengah kacaunya duniaku. Perlahan membuat saya yakin bahwa ada sisi baik yang semesta tawarkan setelah penuh luka, semesta menyayatku dengan berbagai masalah.
Gerhana Sabrang Asegaf-Senandi Rasa-
Desember, 2019
Tiga hari setelah malam itu, Berlin merasa ada yang berbeda dari dirinya. Setiap dirinya tidak sedang memikirkan sesuatu yang serius, mendadak ingatan mengenai kejadian malam itu kembali. Gerhana, ciuman sialan itu, juga ucapan Gerhana yang mengagetkan. Semua hal itu tampak menghantui Berlin.
Pada hari kelima sampai satu minggu setelah semuanya berlalu, Berlin pikir ia akan lupa. Dan yah... meskipun tidak separah di tiga hari awal, mengenyahkan Gerhana dari pikirannya terlihat lebih mudah pada hari-hari itu.
Gerhana tidak menampakkan diri lagi semenjak malam itu.
Yang Berlin ingat, setelah pernyataan gila lelaki itu. Berlin mendorong Gerhana hingga terjungkal, kemudian ia pergi meninggalkan Gerhana—Berlin anggap Gerhana mabuk berat malam itu. Tampaknya, apa yang ia anggap memang benar, karena seminggu setelahnya Gerhana memang menghilang.
Berlin sebenarnya tahu bahwa satu minggu ini Gerhana sedang sibuk pencalonan BEM dan puncaknya adalah hari ini, pengumuman ketua BEM akan dilaksanakan. Itu yang diberitahukan Randi beberapa hari yang lalu. Malam hari ini di Balairung, Universitas Indonesia akan merayakan akhir perjalanan dari kinerja BEM tahun ini. Bentara selaku ketua BEM akan menanggalkan jabatannya malam ini.
Di Balairung malam ini diadakan pesta kecil, perayaan selesainya masa jabatan BEM 2018-2019, juga penyambutan masa jabatan BEM 2019-2020. Ada laporan pencapaian visi dan misi, film kaleidoskop BEM UI 2019, hingga evaluasi program kerja semua akan dilakukan malam ini.
Anggota BEM baik dari universitas maupun fakultas turut diundang untuk acara malam ini, begitulah yang didengar Berlin dari rekan-rekannya sesama BEM Fakultas sejak kemarin. Namun tampaknya Berlin ingin absen saja malam ini, lagipula sudah banyak perwakilan yang akan hadir malam ini. Semua antusias mengharapkan Randi—sang perwakilan Fakultas Kedokteran, memenangkan voting pemilihan ketua dan wakil ketua BEM UI periode baru.
"Lo makek baju apa entar malem, Sar?" Sejak kelas berakhir, hingga mereka sudah berpindah ke kantin Fakultas. Tania tidak berhenti menceritakan keantusiasannya untuk acara malam ini.
"Gamis mungkin," jawab Sari sambil mengaduk minumannya. "Yang biasa aja deh kayaknya, gimana pun heboh penampilan kita kan, sorot utamanya sama yang punya jabatan."
Tania mengangguk sepaham. "Gue yakin sih Bang Gerhana sama Bang Randi bakalan menang. Bang Gerhana itu banyak fansnya, siapa juga cewek yang nggak suka sama cowok kayak mereka."
"Udah ganteng, pinter, anak orang terpandang pula. Nggak ada celah," sambar Sari mengiyakan. "Apalagi Bang Gerhana tuh. Imamable parah."
Sepanjang obrolan, Berlin hanya diam dengan pandangan lurus menatap baksonya yang tidak habis. Entah mengapa, keantusiasan Tania dan Sari sangat berbanding terbalik dengan dirinya. Berlin bahkan sudah menyiapkan planning-nya sendiri malam ini, berhubung besok adalah hari sabtu. Mungkin tidur-tiduran sambil mengisi buku TTS yang dia beli empat hari lalu di Gramedia adalah pilihan yang tepat.
"Bang Gerhana jomblo nggak sih?" Tania bertanya lagi. Tangannya memegang handphone, akun Instagram Gerhana terlihat pada layar. Berulang kali Tania melihat satu persatu postingan Gerhana. "Akun instagramnya rapi banget. Tipe cogan yang nggak sadar dirinya cogan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandi Rasa
Teen Fiction[Bab tidak lengkap, untuk baca lengkap silakan ke Karya Karsa] "Kalau ada satu hal yang ingin aku lakukan, itu adalah mempertahankanmu. Sayangnya, aku tidak bisa, entah karena keadaan atau karena takdir yang tak terelakkan." Selama delapan belas tah...