Hello GERD🖤

4K 466 15
                                    

4 bilik kamar mandi di toilet perempuan. Di bersihkan Alya dan Bram. Sementara keempat teman Bram memberitahu toilet laki-laki di sebelah. Ini sudah toilet di gedung kedua. Masih ada 3 gedung lagi + 1 gedung guru + kantin yang belum terjamah.

Bilik paling ujung kanan ada Bram. Paling ujung kiri ada Alya. Lengkap dengan sikat dan sabun khusus pembersih kamar mandi.

Kalau bukan karena teman teman Bram menjelaskan semuanya. Alya gak mau tuh repot repot ikut bersihin toilet. Ini karena Alya mau balas Budi.

"Kenapa sih harus pake berantem segala. Cuma gara-gara Panji ketauan ngomongin geng kalian doang. Terus harus ada insiden kayak gini" dumel Alya menghentak kaki sangking kesalnya karena jadi ikutan di hukum.

"Lo lagi. Gue juga gak mau kali disuruh bersihin bekas hajat orang" balas Dido.

"Tapi kalo kamu capek. Kamu bisa andelin aku kok" timpal Dyo.

Alya bergidik jijik. "Gak usah aku-kamu. Jijik gue!"

"Mampos" emang paling bahagia Rama liat jaim nya Dyo langsung di kalahkan telak gitu.

"Makan tuh aku-kamu!" Tambah Dido.

Abdi menarik nafas. Dengan kedua tangan yang masih bertengger di dalam kantong.

"Kalo cuma jelekin geng kita sih gak masalah. Ini masalahnya Panji nyebarin cerita kalo Bram jadiin cewek penggoda untuk mancing anak anak Dark"

Alya tercengang. Matanya membulat sempurna menatap Abdi.

"Dan asal Lo tau. Nama Lo udah jelek di buat Panji"

Mon maap nih yah, cewek yang kemaren ada di tengah arena tawuran kan si Alya. Jadi maksdunya Panji bilang 'cewek penggoda' apaan yah.

"Betewe kenalin nama gu---"

"Gue tau nama Lo semua" masih dengan keterkejutan nya. Alya menolak perkenalan diri Dyo.

"Bhahaha!!"

"Di tolak boy!"

Pecah tawa Rama dan Dido. Kekehan mereka membuat Dyo kesal. Ia menggaruk tengkuknya. Pertama kali di tolak mentah-mentah gini.

"Bangsat emang si Panji! Segala gue belain lagi tadi. Tambah tengsin kan gue, asem!" Dumel Alya menggigit kepalan tangan nya.

"Lo tau. Agak aneh Bram belain cewek kayak gini. Biasanya juga bodo amat" Abdi mendengus.

Kalo bukan karena penjelasan Abdi. Mungkin Alya gak akan ada disini.

"Ck. Lo bisa biasa aja gak sih siram air nya!"

Duh kenapa manusia satu itu kalo ngomong gak bisa halus dikit. Selalu aja pake nada tinggi. Bikin kaget tau.

Alya meringis melihat lantai. Menyiram satu bilik kamar mandi saja air nya sampai keluar bilik bahkan sampai ke bawah wastafel. Dan mungkin juga sampai ke bilik sebelah makanya si macan ngamuk.

"Gak sengaja!" Alya juga gak mau kalah dong. Emang cuma si Bram doang yang bisa ngomong pake nada tinggi. Nih Alya jagonya.

Bram berdecak kesal. Bilik bilik yang sudah ia bersihkan kembali kemasukan air kotor. Siapa lagi pelaku nya kalau bukan gadis di bilik sebelah. Dari tadi baru satu bilik. Sedangkan Bram sudah 3 bilik dari 4 yang ada.

Terpaksa Bram harus menyirami lagi setiap lantai yang sudah bersih tadi. Menghilang kan air kotor yang masuk.

Merasa suasana begitu sunyi. Apalagi ini jam pelajaran. Jangankan lingkungan sekolah. Toilet aja sepi.

si BramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang