"Semua yang keliatan nyaman. Pasti ada ruwet yang gak keliatan"
"Jadi, kenapa maksa harus keliatan nyaman"
"Ya Karena yang ruwet harusnya di benerin biar jadi bener bener nyaman, gak cuma keliatannya doang"
"Gimana benerin yang udah ruwet ? Kan susa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I got you. the meaning will definitely be like that.
-Bram-
. . . . . . . .
"CARI CARI!!"
"Siap Bos"
"Argh!!"
"Buru buru!"
"CARI SAMPE KETEMU!!! BANGSAT! AWAS LO BRAM ANJING"
"Argh. Shit"
Riuh suara langkah kaki dan teriakan tak luput juga erangan kesakitan. Mereka masih berusaha mencari keberadaan Bram. Rasanya kekalahan yang tak sampai hitungan jam itu membuat mereka semakin marah. Betapa kurang ajarnya makhluk semacam Bram. Menghajar membuat lumpuh kemudian pergi. Entah kenapa di tinggal pergi setelah di sakiti itu lebih terasa penghinaan nya dari pada sekedar di sakiti kemudian di tertawakan.
Dua sejoli yang hanyut dalam pangutan bibir itu sempat terlena. Sampai suara Bariton menyadarkan. Bram dan Alya seketika melepaskan pangutan mereka. Momen romantis di tengah hujan itu buyar karena mereka masih waras untuk bisa mendengar suara riuh dari para musuh yang memaksa bangkit.
"Bram gimana" keduanya saling bertatapan.
Bram mencari cara cepat di keadaan kepepet seperti ini. Apalagi saat ini ada Alya. Bisa menyelematkan Alya keluar dari sini bahkan dari tatapan Mereka saja cukup apalagi sampai bisa menyelematkan diri nya sekalian.
Bukannya Bram takut dan mau sembunyi. Tapi masalahnya Bram lagi ada di posisi serba salah. Membiarkan Alya kabur dan tetap disini untuk melawan mereka, mana mungkin Bram tenang biarin Alya pergi sendiri. Tapi kalo Alya tetep disini juga lebih bahaya, Bram gak mau mereka sampai hapal muka Alya dan jadiin Alya senjata untuk kedepannya.
"gak ada Bos" lapor salah satu suara yang dapat mereka dengar.
"LO LIAT BELAKANG DRUM COBA!!!" Teriak seseorang yang di panggil Bos itu.
Sontak Alya dan Bram saling menatap membulat.
Gerombolan itu mengangguk. Mereka langsung melaksanakan apa yang di perintahkan. Menyusuri gang kecil yang tercipta antara satu gedung dengan gedung lainnya. Di tambah sela tempat ini tertutup tumpukan drum bekas. Tempat buntu yang tidak akan ada jalan keluar.
"Disini Lo semua Anjenk!!" Seruan suara yang berasal dari lain arah membuat mereka semua teralihkan.
"Naah!!" Rama turun dari motor langsung melepaskan helm besarnya menghantam kepala salah satu lawan.
Pengalihan isu yang alami gak di buat-buat. Tiba-tiba anggota WILD datang disaat yang tepat.
BUGH!!
"Woy Bangsat!!"
"Serang!!"
Perkelahian di mulai namun kali ini lebih besar karena anggota WILD datang.
