Pelampiasan🖤

3K 425 79
                                    

Hai semua....
Hari ini, sebenernya suasana hati aku lagi biru banget. Alias kacau. Bawaannya pengen diem. Sendiri. Ngelamun. Nangis. Marah juga mungkin.

1 April, tepat setahun yang lalu. Di hari ini. Ada telpon masuk dari 'Keluarga Magelang'. Alias keluarga kakak ipar aku.
Panjang lebar kata penenang sebagai pembukaan mereka katakan. Dari sekian banyak kalimat cuma satu yang aku tangkep.
"Yang kuat ya Ndes, Mba Lia udah gak ada"

Kakak perempuan satu-satunya, tempat paling dekat waktu kecil bahkan sampai lulus SMA.
Kenapa cuma sampai SMA ?
Yah karena... Dunia kuliah adalah saat dimana kami berdua menemukan jati diri masing-masing dengan jalur yang berbeda. Bahkan saat kedua orang tua kami meninggal. Jalan kami semakin jauh berbeda. Cara kami bertahan menguatkan diri jauh berbeda.
Kalau Aku memilih berpegang tangan dengan adik adik. Saling menguatkan untuk banyak hal luar biasa di bumi ini yang harus kita hadapi tanpa sosok orang tua.

Sementara kakakku, ia memilih berkelana jauh. Meninggal kenangan apapun yang tersisa. Sampai tahun kemarin, ia berkelana benar benar sangat jauh bahkan meninggalkan dunia.

Dan tepat hari ini.
Bikin pengajian untuk, Bapak, Mamah, Embah, Mba Lia. Banyak yah :')
Luar biasa kekuatan dari kehilangan.

Tapi kalau pertanyaan nya,
'Apakah kamu baik-baik saja?"

Jawabannya,
'Aku sangat baik-baik saja!'

Karena semua apapun yang terjadi. Menjadi baik baik saja bukan pilihan tapi keharusan.

But one thing I know,...
Perkara kehilangan, tidak pernah ada yang benar-benar baik ;)

Dahlah biar jadi masalah hati, fikiran dan hidup ku. Kalian cukup bersenang senang dengan si Bram. Yukss....

Kok sepi ?
Nyaut kali. Elah. Pada sombong amat dah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Halo" suara serak Alya yang memang terbangun karena suara telpon.

"Gue gak mau nurutin mau Lo! Gue punya jalan idup sendiri. Jangan sok ngatur bangsat!"

Kening Alya berkerut. Matanya kini jadi segar Padahal tadi ngantuk banget. Bentakan di telpon bikin Alya seperti di siram air dingin malam malam.

"Hahahaha..... Semua aja Lo atur. Ampe tai gue lo atur dah mau keluar dimane hahahaha"

Setelah tadi membentak sekarang malah suara tawa Bram. Pasti ada yang gak beres.

Alya mengarahkan ponsel di telinga nya ke depan wajah. Melihat pukul berapa ini.

⏰ 02:35

"Apaan sih Bram. Malem-malem juga" dumel Alya bangkit dan bersandar di kepala ranjang.

"Bram. Lo dimana ?" Berbicara lebih lembut pada orang di sebrang sana.

"Harus seberapa hancur lagi idup gue Lo buat. HAH! GUE CAPEK BANGSAT!!!"

Suara bising, musik yang begitu nyaring. Sound yang begitu mendengung. Serta suara riuh memekakkan telinga. Sudah bisa di tebak.

"Halo Bram. Lo mabok ya. Lo dimana Sekarang" mata Alya makin lebar. Udah gak ada ngantuk yang tersisa sedikit pun.

Bukannya menjawab yang ada Alya terus mendengar ocehan Bram yang ngalor ngidul.

si BramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang