Dua Mata Pisau🖤

1.8K 185 40
                                    

"Yakin?!"

Alya memejamkan mata dan mengangguk. Entah untuk yang ke berapa kali ia harus meyakinkan keraguan Bram.

Bram sedikit membungkuk. Kedua tangannya bertumpu pada bibir brankar tepat di kedua sisi tubuh Alya. Gadis itu duduk di bibir brankar di tengah tubuh Bram yang membungkuk, terkunci oleh kurungan yang Bram buat.

 Gadis itu duduk di bibir brankar di tengah tubuh Bram yang membungkuk, terkunci oleh kurungan yang Bram buat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata tajam Bram terus mencari sesuatu di sorot mata Alya. Sesuatu yang mungkin Alya sembunyikan rasa yang bisa saja tidak Alya ungkapkan. Bram mencari kebenaran untuk memastikan keraguannya salah.

"Bram, udah yuk" rengek Alya.

"Ruangan Mama di sebelah doang. Kenapa musti buru-buru sih dari tadi" kening Bram berkerut sedikit kesal dengan desakan Alya.

"Yah bukan gitu--mundur dulu" Alya mendorong tubuh Alya.

Bram mengibaskan pundaknya menghindari tangan Alya yang mendorong menjauh. Bram gak mau mundur, Alya emang harus di sudut kan supaya jujur karena Bram ngerasa ada yang lagi Alya kejar.

"Gak enak kan udah waktunya gue keluar dari ruangan ini. Sapa tau ada yang lebih butuh"

Bram mendengus, alasan Alya gak masuk akal untuk ngeles dari Bram.

"Gue bayar ini rumah sakit sekalian juga bisa. Biar gak usah buru-buru, kan?" sebelah alis Bram terangkat dengan senyum smirknya.

Alya menelan ludahnya dengan susah payah. Ia ingin segera keluar dari ruangan ini secepatnya.

"Ck. Minggir ah, gue kangen Mama" Alya mendorong lagi tubuh Bram.

Terlalu susah membuat laki-laki itu menjauh. Alya merasa semakin terintimidasi dengan posisi seperti ini.

"Peluk gue"

"Hah?!"

Tiba-tiba minta peluk padahal natapnya tajem banget gitu. Kan agak serem gimana gitu.

"Cepet!" sentak Bram.

Alya terlonjak kaget, "Yaudah lo aja yang peluk kalo mau peluk"

"Gue bilang peluk gue. Artinya lo yang meluk gue" tekan Bram dengan matanya yang masih tajam.

"Hastagaa,,, ujungnya pelukan juga. Ribet banget siapa yang duluan. Elah" walaupun ngedumel tapi Alya langsung memeluk Bram.

Merentangkan tangannya untuk bisa menggapai seluruh tubuh Bram ke dalam dekapannya. Alya sampai mendongak karena memang posisi Bram merunduk. Gadis itu memiringkan kepalanya berada pada dada bidang Bram.

Setelah Alya menemukan posisi nyamannya. Beberapa detik kemudian Bram mulai menggerakkan tangannya ikut mendekap tubuh Alya.

 Beberapa detik kemudian Bram mulai menggerakkan tangannya ikut mendekap tubuh Alya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
si BramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang