Tarian Hujan🖤

1.1K 202 29
                                    

Detik pertama bayi masuk di dunia menangis. Terjatuh saat latihan sepeda menangis. Bangun tidur tidak melihat sosok Mama, menangis. Berada dekat dengan kucing, Menangis. Liat anak lain di pukul orang tuanya, Alya yang Menangis. Kali ini Alya berusaha untuk tidak berteman akrab dengan air mata.

Ia sedang ada di situasi yang memaksa untuk harus di hadapi sendiri. Alya fikir kali ini ia akan mendapatkan sesuatu. Oleh karena itu ia memilih diam dan memperhatikan semua amarah Yoga. Meskipun ia juga merasa takut berada disini bersama laki-laki yang lagi marah. Tapi mustahil gak ada yang nolongin, ini di pinggir jalan raya lalu lalang kendaraan banyak. Pasti paling tidak ada yang bisa membantu kalau kalau Yoga sampai nekat.

"Gue bikin kesalahan seberapa fatal sih, Yoga?"

Yoga berdecih, membuka helm dan di sangkutkan di lengan. Kemudian kedua tangannya bertengger di pinggang.

"Heh. Kalo kemaren kemaren gue masih main belakang gara-gara Lo nempel Mulu ama si Bram. Sorry, yang sekarang gue ogah main belakang"

"Ketua geng kaya Bram. Gak cocok menye menye cuma gara-gara cewek lemah kayak Lo..."

"...Lagian Lo gak kapok apa? Gue udah susah susah bikin foto porno Lo"

Alya terbelalak. Ternyata Yoga dalang dari rentetan kejanggalan itu. Fakta yang sangat mencengangkan kalau ternyata pelakunya adalah orang terdekat.

"Tapi--Semua itu buat apa sih, Yoga" Alya menggeleng tak percaya.

"Hah. Kenapa? Kaget Lo? Harusnya kalo Lo pinter. Lo tau semua kejadian itu tandanya Lo bawa sial! Harusnya Lo gak usah lagi ganggu Bram" tunjuk Yoga tepat di wajah Alya.

"Bram jadi manusia paling Anjing! Kerjaannya cuma nemenin Lo sakit. Mantau pergerakan Lo. Dia Lo bikin jadi Banci tarung!" Nada suara Yoga makin meninggi.

"Tapi sekarang,,, Kasian banget, Alya tinggalin Bram. Uuhh sediihh,,,," Yoga menjatuhkan bibirnya berlagak sok sedih untuk mengolok-olok Alya.

Yoga sedikit merunduk menyamaratakan tinggi nya dengan Alya. Yoga menatap tepat pada Mata Alya. Mata yang terlihat sekali syok dan menahan tangis.

"Gimana rasanya di ajak melayang tinggi terus,,, puffftt,,, di buang ke tong sampah hahaha" Yoga kembali berdiri tegak. Memasukkan kedua tangan di kantong celana.

Menarik nafas dalam,,,"Karena sekarang Lo udah gak sama Bram. Dan emang gak bakal lagi ada elo, lintah di hidung Bram. Gue kasih tau sesuatu..." tangan Yoga beralih terlipat di dada.

"Asal Lo tau, gue sampe Buang buang duit Bayar Sisil buat ngasih perhitungan ke Lo. Segala harus ngumpet ngumpet kayak maling buat tuker pesenan Lo jadi cappucino"

"Lo gila" Alya menggeleng tak percaya.

Saat ini, selain rasa tidak percaya. Alya juga tidak habis pikir, apakah seburuk itu nilai dirinya di mata seseorang. Apalagi Yoga adalah salah satu anggota WILD. Yoga adalah salah satu dari sekian banyak anggota geng motor itu yang terlihat seperti mendukung dirinya.

Sekarang mendapatkan fakta bahwa ternyata ia di benci. Mendengar bagaimana seseorang sampai menjadi jahat hanya karena kehadiran dirinya. Alya merasa jatuh dalam lubang yang tanpa sadar ia gali sendiri.

Kebahagiaan yang Bram berikan membuat Alya buta. Tidak bisa melihat bagaimana sekitar justru merasa risih. Bahagia yang Alya dapat ternyata kebencian bagi orang terdekat. Alya merasa salah karena pernah menikmati terbang di Awang bersama Bram.

"Semenjak sama Lo, semua urusan WILD jarang dia handle. Kerjaannya Bram cuma Lo. Lo. Dan Lo terus!!" beberapa pengendara yang lewat sampai menoleh karena Yoga bernada tinggi menarik perhatian.

si BramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang