Bersama🖤

3K 418 28
                                    

Bagian terbaik nya, kamu membuat ku merasa tidak sendirian.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ada apa ini!!" Satyo yang baru datang.

Ia terkejut melihat rumahnya sudah berantakan. Naras yang menangis di dekat tubuh pacarnya yang tak sadar kan diri. Bram yang berpelukan dengan seseorang. Serta....

"Daddy!!!" Seru Bintang menubruk tubuh Satyo.

"Bintang, kenapa nangis ? Ada apa ini" Satyo satu-satunya orang yang tidak tahu apa-apa. Ia bahkan kaget dengan Bintang yang tiba-tiba memeluk sambil menangis.

"Dad, pacar Mommy masuk ke kamar Bintang. Dia ngerayu Bintang. Bintang takut, Dad" adu Bintang dengan sesegukan.

"Bedebah!!!"

Satyo menyingkirkan Bintang dari dekapan nya. Lelaki paru baya yang masih terlihat gagah di usia itu berjalan dengan langkah lebar. Ia menatap nyalang laki-laki yang bahkan sudah tidak sadarkan diri.

"Haikal!!! Bangun... Hiks... Hiks"

Entah kenapa Naras bisa sebegitu nya menangisi lelaki itu. Apa yang laki-laki itu berikan selain kepuasan batin sampai sampai Naras membela mati-matian.

"Satyo tolong bantu bawa Haikal ke rumah sakit"

Cuih. Satyo meludahi tubuh Haikal.

"Satyo!!! Kurang aja kamu!!"

"Kamu yang kurang ajar. Kamu membela laki-laki biadab ini sementara anak gadis mu hampir saja hancur masa depan nya"

"Enggak!!!" Teriak Naras.

Semua mengalihkan perhatian pada Naras dan Satyo. Kecuali Alya yang memalingkan wajahnya kebelakang. Ia mencari Bintang. Merentangkan tangan agar Bintang mendekapnya.

"Kalian cuma salah paham. Kalian----"

"Saya muak dengan kelakuan mu. Sekarang kamu pergi dari rumah ini!!" Amarah Satyo begitu memuncak. Ia bahkan menunjuk ke arah pintu keluar.

"Enak aja ya kamu ngomong. Kamu harus ingat harta ini ada milikku" mata Naras menajam menatap Satyo.

"Harta ? Harta yang mana yang kamu bicarakan. Sementara ini semua atas nama saya dan bukan kamu. Kamu cuma wanita jalang yang saya nikahi dari kampung"

"Heh, Satyo Alaric! Apa kamu lupa kalo pun kita bercerai. Aku akan tetap dapat sebagian dari harta mu"

"Uang uang uang uang!!! Ituuu aja yang ada di kepala mu. Bahkan saya sudah memaklumi kamu selama bertahun-tahun tapi kamu masih saja seperti ini"

Lupakan dengan dua orang yang saling bersitegang itu. Bram menuntut Alya dan Bintang untuk pergi dari sini. Bram tidak ingin melakukan hal bodoh lagi. Mempertahankan Bintang ada di rumah ini. Keputusan ter fatal yang pernah Bram ambil.

"Sanggup bawa mobil ?" Tanya Bram.

Bintang memperhatikan Bram dan Alya bergantian. Gadis itu hanya menunggu bagaimana mereka membawa nya pergi dari sini.

"Kedepan aja dulu yah, aku nenangin diri dulu" kata Alya.

Bram mengangguk. Akhirnya mereka memutuskan untuk langsung keluar dari rumah sialan ini.

Alya duduk di kursi taman yang ada di depan rumah ditemani Bintang, sementara Bram mengambil  mobil dari garasi. Cukuplah waktu untuk menenangkan diri sendiri supaya gak terlalu gemetaran.

si BramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang