Solusi Lain🖤

1.4K 214 22
                                    

Kalo ada yang tanya. Padahal gak ada yang tanya.
Di sini pada gak pake masker ? Emang di dunianya si Bram gak ada coronces apa gimana ?

Jawabannya, yah gak ada lah. Di ajak ke dunia orange ini buat buat main-main di dunia lain yang gak melulu ngomongin masalah carut marut nya negara dan dunia real. Jadi buat dunia baru di sini. Paham ?

Sumpah ini mah gak ada yang tanya. Aku aja kepikiran sendiri terus tanya sama diri sendiri terus jawab sendiri. 🤣🤣🤣🤣

Jangan mau temenan sama aku. Suka tiba-tiba punya pertanyaan buat diri sendiri. Tapi pertanyaannya yang gak penting gitu gak jelas.

Kayak tiba-tiba aja pas lagi nonton TIkTok. Jiaahhh sapa nih yang udah follow TIkTok aku haha...
Tiba-tiba kepikiran, Kenapa sih harus di tutup dulu pintunya baru bisa di kunci? Kenapa gak sebaliknya aja gitu? biar abis nutup pintu gak perlu berhenti dulu buat ngunci. Capek tau berdiri beberapa detik buat ngunci pintu.

Kayak gak penting. Tapi penasaran. Tapi... Lah udahlah lanjut Bae......

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi ini bram bukan cuma jemputin Alya tapi juga nganterin sampai ke depan kelas. sebelum kelas full dan shyla juga belum datang. bram memutuskan untuk berlama-lama dengan alya di depan kelas.

"Hufftt" entah sudah berapa kali Alya menghela nafas berat.

"Al, Lo gak percaya ya sama gue. Kecewa banget ya"

"Yah engga, bukan gitu" gimana ya, susah jelasinnya.

Ada di masalah kayak gini. Yakali Alya bisa biasa aja. Engga lah, ini terlalu rumit dan bikin gak tenang.

Bayangin aja, pasangan kalian di jodohin. Di jodohin loh ini. Terus jodohnya ada di Deket Alya banget yang bakal ketemu hampir setiap hari. Coba geh gimana rasanya....

"Kita bisa kan lewatin sama-sama, Bram ?" Alya menatap Bram dengan penuh harap.

Bram diam. Ia hanyut menikmati dalamnya tatapan Alya. Sebuah samudera yang Bram tidak ingin kembali muncul ke permukaan. Ia ingin terus tenggelam berada di dasar tanpa mengingat bahwa ada daratan di atas sana.

Perlahan tangan Bram keluar dari kantong. Meraih kedua tangan Alya.

"Kalo ada pilihan lain. Gue bakal milih selesaiin ini sendiri tanpa harus buat Lo susah, Al" kata Bram dengan begitu lirih dan hangat.

Suara bariton Bram. Suara serak dan besar yang tidak ada lainnya. Hanya Bram satu-satunya si pemilik suara besar itu. Suara yang selalu membuat Alya jatuh luluh lantah setiap mendengar lelaki itu berkata lembut. Seperti besi yang mencoba terlihat seperti kapas di depan sang pujaan hati.

"Bram"

"Hm" cup. Kecupan di punggung tangan Alya.

"Gue takut" Alya menarik tangannya.

Ia butuh kekuatan dari jari jemarinya sendiri untuk bisa mengatakan apa yang bersarang di fikiran.

"Takut kalau akhirnya kita kejebak di keputusan orang lain, gu..gu-gue gini loh---"

"Sssttt,,, percaya sama gue. Hm"

 Hm"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
si BramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang