Untukmu 🖤

812 95 16
                                    

Masih disini, menatap makam bisu tanpa bicara. Masih betah disini sekedar duduk diam terasa seperti sosoknya juga ada di tengah antara WILD.

Keheningan mereka di hancurkan oleh segerombolan orang yang datang. Seluruh anggota WILD seketika bersiaga, siap untuk meladeni apa yang akan terjadi beberapa menit kemudian.

"Lo bisa milih waktu gak" Abdi memasukkan kedua tangannya di saku celana.

Di depan sana, geng DARK yang di ketuai oleh Gusti mereka datang dengan pakaian serba hitam. Seolah mendukung untuk mereka berada di tempat ini, pemakaman.

Gusti tersenyum dengan smirknya. Membuat tanda tanya besar bagi WILD juga Baron dan beberapa anggota BLACK. Tenaga mereka sedang terkuras untuk kehilangan yang teramat mendalam ini.

"Gue gak ada urusan sama LO!" Gusti mengibaskan tangannya mengenai Abdi hingga lelaki itu bergeser kebelakang.

Saat di depan makam. Gusti menatap satu persatu anggota WILD, juga BLACK. Terlihat sekali mereka memasang wajah tegang dan siaga, terlalu tegang. Padahal kenyataannya mereka sedang lemah karena kepergian Dyo.

"Gue pikir Bram bakal biarin anak buahnya mati, asal dia selamat" ucap Gusti.

Mendengar namanya di sebut, Bram melirik Gusti dengan malas. Dirinya sedang tidak berselera untuk apapun bahkan sekedar meladeni basa basi dari Gusti.

Gusti beralih menatap Bram.

"Gue perhatiin selain sama cewek yang namanya Alya Alya itu, ternyata kematian Dyo. Anggota Lo,,," Gusti memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong.

",,,Lo jadi sehancur ini ya"

"Gusti, Mending lo pergi sekarang. Kalo lo datang cuma mau adu bacot mending tar aja di arena" ucap Baron.

Bukannya pergi Gusti mengangguk-angguk. Kembali menatap Gundukan tanah kemudian nisan dengan nama Dyo.

"Yo, Nih lo liat. Bos geng lo ancur banget liat lo pergi kayak gini. Ternyata apa kata Lo pas di basecamp gue bener, Ke-irian gue selama ini liat Bram berhasil mimpin WILD itu salah besar"

Semuanya menjadi heran dengan ucapan Gusti. Seolah ada sebuah pertemuan antara Dyo dengan geng DARK.

Apa yang telah di katakan Gusti memancing respon dari para anggota WILD. Kecuali Bram yang masih saja diam duduk ditanah merangkul kedua lututnya dengan tatapan lurus pada gundukan tanah di hadapannya.

Baron mengambil alih untuk maju dan mengusir Gusti serta anak buahnya. melerai sebelum keadaan jadi tidak kondusif. Suasana hati seluruh anggota WILD kali ini benar-benar tidak bisa di ganggu ditakutkan malah membuat malapetaka.

"Pergi sekarang! jangan kayak anak kecil. lo cari masalah di waktu yang--" aksi Baron terhenti.

"Apa maksud lo ngomong kayak gitu?" saat Abdi menyadari ada kejanggalan dari perkataan Gusti.

Ketua geng DARK itu berbalik menatap Abdi.

"Dyo pernah datang ke gue. Dia minta gue buat berhenti cari perkara sama WILD untuk sementara waktu karena lo semua lagi ada misi lebih penting--"

"Bullshit! Anjing" potong Rama.

"Dyo gak mungkin mau jatohin harga dirinya kayak gitu" Dido menolak keras.

Kali ini pandangan Gusti terpecah untuk Rama juga Dido kemudian menatap Bram.

"Terserah Lo pada mau percaya apa engga" ucap Gusti masih dengan senyum tipis yang entah mengartikan apa.

"Tapiii,,,,Lo bener juga sih, seorang Dyo yang punya gengsi tinggi gak akan mungkin mau jatohin image nya. Kecuali untuk orang-orang yang gue rasa berarti buat dia" Gusti mengangguk-angguk.

si BramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang