An : vote dulu ntar lupa loh
Sorry for typo
Warn : long part + gaje part, semoga tidak pusing
"Bagaimana keadaan pangeran?"tanya Minhyung pada tabib istana
"Demamnya sudah menurun tuan. Kemungkinan besok pangeran sudah sembuh meskipun belum keseluruhan, alangkah baiknya jika beberapa hari kedepan pangeran istirahat penuh"saran tabib itu sambil mengemas perlatannya, Minhyung hanya mengangguk mengiyakan tak lupa ia mengucapkan Terimakasih ketika tabib itu memberikan obat obatan untuk di minumkan kepada pangeran saat ia bangun nantinya.
Sepeninggal kepergian tabib, Minhyung hanya diam memandangi pemuda yang tertidur dengan helaan nafas yang begitu kasar, ia menyesali perbuatannya yang dirinya dan pemuda tersebut berhujan-hujanan hingga mengakibatkan pemuda itu demam tinggi, memang biasanya mereka berdua sering bermain hujan sejak kanak kanak, namun karena kondisi psikis dan fisik pemuda itu kurang sehat, jadilah ia terkena demam, seharusnya sore tadi Minhyung menyeretnya paksa untuk berteduh dari hujan bukannya saling memeluk ditengah hujan lebat, mengingat itu Minhyung benar benar merasa bersalah.
Iris matanya yang berwarna kecoklatan menatap teduh kearah wajah yang tertidur pulas itu, bibir yang pucat itu sedikit mengganggu pemandangan baginya, ia rindu warna kemerahan pada bibir tipis itu yang membuat pemiliknya semakin cantik sekaligus indah untuk dipandang.
"Ayah...."
Pemuda itu mengigau pelan namun masih dapat didengar oleh Minhyung, ia semakin mendekatkan tubuhnya kearah pemuda itu agar lebih dapat mendengar lebih jelas igauan yang diucapkan.
"Ayah... Hiks"Minhyung terkejut mendengarnya, rasa ibanya menjalar kehati, ia tak sanggup melihat tuannya itu begitu tersiksa dengan kemalangan yang menimpanya, Minhyung merebahkan tubuhnya disamping pemuda itu kemudian meraihnya dan memeluknya dengan erat seakan berbagi kehangatan agar sakit yang pada pemuda itu berpindah pada dirinya.
Minhyung mengutuk takdir yang tidak sesuai dengan keinginannya, jika saja pemuda yang ada dalam pelukannya ini adalah seorang gadis mungkin ia akan berusaha membuat pemuda ini agar mencintainya, namun apalah diharap jika mereka sama sama seorang pemuda, akan tetapi Minhyung benar benar menyayangi pemuda ini sejak ia masih kecil.
Terlalu larut dalam pemikirannya alam bawah sadarnya pun mengambil alih dirinya, perlahan matanya terpejam hingga akhirnya ia ikut menyelami dunia mimpi menyusul pemuda yang ia peluk itu.
Rembulan sudah bersinar dengan terangnya membuat cahaya temaram diseluruh permukaan bumi yang dijangkaunya, suara burung hantu terdengar samar dari kejauhan, suhu yang sedikit dingin membuat orang semakin nyenyak tertidur, namun berbeda dengan pemuda yang satu ini, ia terbangun ditengah malam ketika merasakan seseorang memeluk tubuhnya dengan sangat erat, kala ia berbalik yang pertama kali dilihatnya adalah wajah teduh Minhyung yang tertidur. Hembusan nafas pria itu menerpa wajahnya memberikan rasa hangat secara perlahan.
Dengan pelan ia melepaskan tangan Minhyung yang memeluknya agar pemuda itu tak terbangun dari tidurnya, ia terduduk sebentar mengambil alih seluruh nyawanya sambil berkalut dalam pikirannya, sekitar beberapa menit ia beranjak dari tempat tidurnya, melangkah keluar dari kamarnya dengan mengendap seperti penyusup tetapi sebelumnya tak lupa ia menyambar pakaian hangatnya yang hampir sama besarnya dengan hanbok nya.
"Meskipun yang mulia Berjalan diatas angin sekalipun, kami tetap mengetahui gerak gerik yang mulia"
Pria itu mendesis dalam hati, rencananya bahkan hampir terjalankan secara sempurna, namun kini? Ia terpergok oleh penjaga istana. Mau tak mau ia berbalik menghadap kearah pengawal tersebut dengan senyum polos andalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neora (Jaewoo) END
Fanfic[PRIVATE STORY] [RATE -M NC21+] [VULGAR WORDS, AND SEX SCENE] [HOMOPHOBIC GO AWAY] [DON'T LIKE DON'T READ!, EASY RIGHT?] 🏅#1 jaejung 09/10/21 🏅#6 dinasti 11/03/21 🏅#9 jaewoo 16/08/21 🏅#8 king 22/05/21 🏅#10 nc 21/05/21 🏅#3 kimjungwoo 14/08/21 C...