𝓝𝓮𝓸𝓻𝓪 : 𝓢𝓮𝓻𝓪𝓽𝓾𝓼 𝓒𝓪𝓶𝓫𝓾𝓴𝓪𝓷

594 108 368
                                    


An : Jangan lupa vote dan komen




Kepulan asap tipis melayang layang di udara sejurus batang tembakau dihisap oleh wanita yang tidak lagi muda itu, ia menghembuskan asap dari mulutnya sambil memadamkan puntung rokok di asbaknya.

Wanita yang lebih muda menelan ludah saat melihatnya, penampilan wanita tua itu sedikit menyeramkan sekarang ini.

"Kau tidak membohongiku bukan selir kim?"tanya wanita itu, ia menatap sebentar kearah wanita satunya sebelum ia lebih memilih untuk membakar satu lintingan tembakau itu pada lilin yang sudah menyala.

Dahi wanita yang diberi pertanyaan itu sedikit mengkilap basah oleh bibit keringat, Senyum samar muncul dibibirnya "membohongi? Tentu saja aku tidak berbohong ibu, bagaimana mungkin aku berani membohongi ibu"ia mencoba meyakinkan.

"Setidaknya itulah yang ku pikirkan, akan tetapi aku sedikit heran pada anak bangsat itu. Mengapa dia bisa mengatakan tuduhan yang tidak masuk akal seperti itu? Ku yakin dia Bukankah orang yang ceroboh dan bodoh untuk sekedar mencari alasan yang lebih kuat. Tetapi dia justru mengatakan alasan seperti itu? seakan dia memang mengatakan yang sebenarnya"ungkap wanita yang dipanggil Ibu itu selaras dengan asap tembakau yang terhembus dari mulutnya.

"Aku juga tidak tahu dia akan sebodoh itu ibu, mungkin karena dia terlalu takut yang mulia raja akan meninggalkannya sehingga ia asal berkata saja"jawabnya.

Yang lebih tua diantara mereka mengangguk "bisa saja memang begitu, sekarang dia sudah enyah dari tahtahnya, inilah saatnya bagimu untuk mengambil posisi ratu. Pastikan kau harus bisa mendapatkannya"ujar wanita tua itu.

"Tentu saja aku akan berusaha mendapatkan kedudukan itu ibu, aku akan meminta yang mulia raja untuk menjadikanku sebagai Ratunya"selir kim berucap percaya diri.

"Baguslah kalau begitu, kini kau harus berusaha sendiri. Mulai sekarang aku tidak akan membantu mu lagi"selir kim mengangguk, "pergilah disini banyak asap rokok, kandunganmu bisa terganggu jika terus menghirupnya"sambung ibu suri.

"Baik ibu, aku pergi dahulu untuk beristirahat"wanita itu menunduk hormat sebelum akhirnya bangkit dari duduknya dan keluar dari ruangan ibu suri tersebut.

Wanita itu bergegas menjauh dari ruangan tersebut dengan rasa jijik yang terlukis diwajahnya.

"Dasar wanita tua keparat, hampir saja aku jantungan dibuatnya. Dia melarangku merokok tetapi dirinya sendiri merokok dengan nikmat, semoga saja dia mati karena kecanduan merokok!"gumamnya memaki. Dengan langkah kesal ia keluar dari istana utama menuju istana sayap bagian utara untuk beristirahat di kamarnya.

***

Tubuh ramping yang berselimutkan kain tipis itu menggeliat tak nyaman membuat suara logam bergesekan ikut muncul ketika tubuhnya semakin bergerak, tangan panjangnya meraba raba mencoba menarik ujung selimut agar kembali menutupi seluruh tubuhnya tanpa terkecuali, namun semuanya gagal ketua suara seorang wanita membuat tidurnya terganggu.

"Yang mulia bangunlah, hari sudah siang, hamba membawakan sup tiram kering dan bubur kacang merah kesukaan yang mulia"wanita itu membangunkan, ia meletakkan nampan yang ia bawa diatas tiga tumbuk jerami.

Mendengar itu, pemuda tersebut mendudukkan tubuhnya ia menatap tak selera kearah makanan itu."Aku tidak pernah menyukai makanan itu dayang min, aku akan berubah mulai sekarang. Apapun yang ku sukai dahulu aku akan berhenti menyukainya" gumamnya sambil mengucek kelopak matanya, "Dan jangan memanggilku yang mulia, cukup panggil Jungwoo saja. Sekarang aku bukanlah orang kaya yang bisa menggajimu seperti dahulu lagi dayang min, Aku orang miskin"jelasnya dengan suara sumbang khas orang baru bangun tidur.

Neora (Jaewoo) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang