𝓝𝓮𝓸𝓻𝓪 : 𝓟𝓮𝓻𝓶𝓲𝓷𝓽𝓪𝓪𝓷 𝓡𝓪𝓳𝓪

611 110 323
                                    

An : Vote dan comment jangan lupa
       Harap maklum kalau alurnya    berbelit















Seharusnya malam ini bulan purnama bersinar benderang mengingat minggu ini adalah akhir bulan. Akan tetapi semuanya berbanding terbalik, sang dewi malam ternyata tak bisa menunjukkan wajahnya akibat awan hitam tebal yang menyelimuti langit.

Udara dingin berhembus halus membuat semua orang menggigil apabila bersentuhan dengannya, pohon-pohon tinggi menari-nari menggugurkan dedaunan tua yang sudah sepantasnya jatuh seiring dengan kencangnya angin malam yang menerpa.

Sesekali kilatan tajam muncul menghiasi langit menggantikan tugas bintang-bintang kecil yang biasanya bertugas menemani rembulan dikala gulita.

Walaupun cuaca sekarang ini sangat memungkinkan siapapun untuk tidur pulas dengan balutan selimut hangat, bagi Raja saat ini ia tak perlu tidur. Banyak hal yang harus ia selesaikan dalam waktu dekat ini sehingga ia harus menyiapkan segala urusannya meski waktu istirahartnya berkurang.

Dan sekarang, hanya ada satu urusan terakhir yang harus ia selesaikan, maka dari itu pria tersebut masih bersedia keluar dari ruangannya menuju ruangan lain untuk segera menyelesaikan pekerjaan terakhirnya.

"Sungchan, kau sudah tidur?"ujarnya sembari mengetuk pelan pintu kamar milik putra mahkota tersebut.

"Sungchan?"panggilnya sedikit lebih keras dari sebelumnya.

Terdengar suara derap kaki dari dalam ruangan yang perlahan mendekati pintu, dan benar saja tak lama setelahnya pintu kertas itu terbuka melihatkan sipemilik ruangan dengan hanbok putih melilit tubuh jangkungnya.

"Ayah?"ujar Sungchan bingung, Remaja itu mengetatkan hanboknya saat angin malam menerpa tubuhnya, "masuklah ayah diluar sangat dingin" sambutnya sembari menyingkirkan tubuhnya dari depan pintu mempersilakan sang Ayah masuk, tak mungkin ia membiarkan orang tuanya itu berada diluar terlalu lama dengan cuaca saat ini.

Kini ayah dan anak yang memiliki wajah sama tampannya itu tengah duduk berhadapan. Si anak terlihat sedikit mengantuk itu terlihat jelas karena beberapa kali ia menguap lebar serta mengingat waktu juga sudah larut malam ditambah cuaca yang dingin seperti sekarang.

"Apa perlu aku membangunkan dayang kim untuk menyajikan teh hangat? Sepertinya ayah terlihat sangat kedinginan"Sungchan membuka suara, sejujurnya ia masih sangat tak ingin bertemu dengan ayahnya akan tetapi siapa tahu ayahnya akan mendatanginya malam-malam seperti ini?. Mau tak mau Sungchan harus bersikap baik kepada ayahnya untuk menebus segala kesalahan yang diperbuatnya.

"Tidak perlu, ayah hanya ingin berbicara padamu sebentar"tolak sang ayah halus.

Si anak mengangkat sebelah alisnya, "Bila hanya sebentar mengapa tidak dibicarakan besok saja? Ayah seharusnya beristirahat sekarang"ujarnya.

"Kemungkinan besar ayah sudah tidak punya waktu untuk bicara padamu besok, makanya ayah mendatangimu malam ini"yang lebih tua memberi alasan.

Sungchan mengerutkan dahinya, ia sedikit kurang paham dengan maksud ucapan sang Ayah. "Apa yang ayah katakan? Tidak punya waktu? Apakah ayah akan pergi? Atau... Ayah akan mati?"tanyanya, Sungchan berucap ragu diakhir kalimatnya.

Yang lebih tua menghembuskan napas pelan mencoba untuk memaklumi perkataan anaknya "Jika hanya kematian mungkin ayah tak akan menemuimu. Ayah hanya ingin melihatmu karena mungkin kita tidak akan berjumpa dalam waktu yang sangat lama"tuturnya pelan.

Sungchan hanya diam menunggu kelanjutan kalimat ayahnya yang sepertinya terputus. Pria berusia kepala tiga itu kembali menghela, "Ayah akan pergi awal hari nanti"lanjut sang ayah.

Neora (Jaewoo) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang