An : vote dulu ntar lupa loh
Sorry for typo's
***
Ini sudah dua minggu sejak dilaksanakannya pernikahan besar itu, dan sudah dua minggu pula sang Ratu mengurung dirinya dikamar, tak sedetikpun ia beranjak keluar dari kamarnya, selama ini ia hanya tidur mandi dan makan hanya sekali bahkan sehari tidak sama sekali, ia Terkadang duduk termenung dengan tatapan kosong atau tidur miring yang juga dengan tatapan tak berarti, ia seakan tak bernyawa, untuk mandi dan berpakaian saja ia pasrah dibantu oleh dayang yang ditugaskan untuk melayaninya saja, wajahnya semakin tirus dan kulit putihnya semakin memutih pucat, entah apa yang terjadi padanya sehingga ia tak berniat keluar dari kamarnya itu selama ini.
Minhyung sudah berulang kali membujuknya namun sama sekali tak pernah berhasil, pemuda itu bahkan rela berjam jam membujuk sang ratu dari luar kamar karena ia tidak bisa menemui ratu secara langsung seperti dahulu, pemuda itu sudah kehabisan akal untuk merayu sang ratu, mungkin jika kasim Lee masih berada di selatan pasti pria itu berhasil membujuk ratu, namun sayangnya pria itu lebih memilih kembali keutara ketimbang menetap di selatan bersama pejabat lainnya.
Besok, adalah hari pemindahan istana utama menjadi ke istana yang sudah selesai dibangun dengan sempurna, semuanya sudah berkemas kemas bahkan sebagian barang barang sudah dibawa menuju istana tersebut, dan untuk Keluarga kerajaan besok adalah hari keberangkatannya sekaligus hari peresmian bahwa istana yang lama akan ditutup untuk sementara karena raja belum memutuskan apa kegunaan istana tersebut selanjutnya.
"Yang mulia, apakah yang mulia sudah berkemas untuk keberangkatan besok?"tanya Minhyung, pemuda itu duduk didepan pintu kamar sang ratu sambil bermonolog mengharap ada sahutan dari Ratu.
"Yang mul—"
"Ekhem"
Ucapan Minhyung terpotong oleh sebuah deheman seseorang, pemuda itu menoleh kearah samping dan langsung spontan berdiri.
"Y-yang mulia Raja, m-maafkan hamba" ucap Minhyung gugup sambil membungkuk hormat.
"Tak apa"jawab sang raja singkat dengan wajah angkuh dan sikap berwibawanya : kedua tangan di lipat kebelakang.
"Terimakasih yang mulia, kalau begitu hamba pamit undur diri"Minhyung kembali membungkuk sebelum akhirnya pergi meninggalkan kamar ratu tersebut.
Raja hanya menggeleng pelan, kemudian ia berjalan mendekati pintu kamar ratu, tanpa pikir panjang pria itu segera membuka pintu dan langsung masuk, sepi dan sunyi, seperti itulah gambaran dari ruangan tersebut, tak jauh dari pintu, netra sang raja menangkap seonggok tubuh yang tertidur berbalut selimut, raja pun menghampirinya. Ternyata ratu itu sedang tertidur.
Senyum kecil tergambar diwajah sang raja, dengan perlahan ia mendudukkan dirinya disamping ratu yang tertidur sembari tangannya menarik selimut yang menutupi tubuh tersebut. Tubuhnya ramping dibalut dengan hanbok putih yang memang digunakan untuk tidur, meskipun sedang berpakaian raja itu tahu bahwa ukuran pinggang pemuda itu begitu kecil. Rambut panjangnya tidak disanggul seperti saat pertama kali bertemu, sekarang rambut hitam itu sudah dikepang dengan pita yang mengikat diujung rambutnya. Timbul sedikit rasa iba dihati sang raja ketika melihat pemuda itu sudah terlihat seperti wanita seutuhnya. Memang sejak menikah dan menjadi ratu, ia memerintahkan dayang untuk mengubah gaya berpakaian ratu menjadi seperti wanita pada umumnya, tapi meskipun begitu sang raja tak bisa menampik bahwa tampilan ratu itu benar benar cantik sehingga raja itu terkadang lupa bahwa ratu itu adalah seorang pria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neora (Jaewoo) END
Fanfiction[PRIVATE STORY] [RATE -M NC21+] [VULGAR WORDS, AND SEX SCENE] [HOMOPHOBIC GO AWAY] [DON'T LIKE DON'T READ!, EASY RIGHT?] 🏅#1 jaejung 09/10/21 🏅#6 dinasti 11/03/21 🏅#9 jaewoo 16/08/21 🏅#8 king 22/05/21 🏅#10 nc 21/05/21 🏅#3 kimjungwoo 14/08/21 C...
