Neora (Jaewoo) END

𝓝𝓮𝓸𝓻𝓪 : 𝓣𝓮𝓷𝓽𝓪𝓷𝓰 𝓐𝓻𝓽𝓲 𝓒𝓲𝓷𝓽𝓪

An : Maafkan untuk typo dan alur yang kurang nyambung, semoga paham :)

Hubungan antara Jungwoo dan Sungchan setiap hari kian menjauh, seperti terdapat jurang yang curam diantara mereka, Jungwoo sudah berkali-kali menemui putra mahkota itu namun berkali-kali pula Sungchan menjauhinya dengan terang terangan mengatakan bahwa ia membenci Jungwoo. Jujur Jungwoo sama sekali tidak tahu apa yang salah, jika hanya karena dipergoki olehnya saat dikamar sang raja itu sama sekali tidak masuk akal. Bukankah hal yang wajar bagi sepasang suami-istri melakukan hubungan badan? Sebenarnya Sungchan lah yang salah karena tidak bersopan memasuki kamar raja tanpa mengucapkan sepatah katapun. Setidaknya begitulah kata Raja ketika ratu menyalahkannnya.

Berbanding terbalik, hubungan Raja dan Ratu pula akhir-akhir ini membaik, tak ada ucapan makian yang keluar dari mulut sang ratu yang ditujukan pada raja meski tak ada komunikasi antara keduanya tetapi Keduanya bertindak seperti remaja yang baru saja mengenal kata cinta, misalnya saja pada saat berselisi dilorong istana, baik raja ataupun ratu sama sama menunduk malu tak berani beradu pandangan, pipi mereka memerah seakan terbakar sinar matahari. Para dayang dan pejabat yang melihatnya saja sampai dibuat bingung dengan kelakuan raja dan ratu yang menurut mereka sangat aneh itu, mereka sudah menikah berbulan bulan namun mengapa kelakuan mereka masih seperti ditahap pendekatan?.

Musim dingin tahun ini cukup membuat Jungwoo kedinginan, suhu di selatan dua kali lipat lebih dingin daripada di utara, itulah yang membuat Jungwoo kini memakai pakaian hangat dan juga penutup kepala untuk menghangatkan tubuhnya, kulit pipinya memerah dengan napas yang mengeluarkan asap saat bernapas ataupun berbicara. Akan tetapi pria itu tetap bersikeras keluar dari kamarnya untuk mengawasi para pekerja yang membersihkan taman pribadinya. Pohon-pohon rindang yang biasanya tumbuh asri ditaman miliknya kini gundul akibat daunnya yang berguguran di musim dingin dan mengotori taman sang ratu. Hal itulah yang membuat ratu bersikeras membersihkan taman miliknya dengan bantuan banyak dayang.

"Jangan lupa setelah kembali ke kamar masing masing, segera minum minuman hangat, dan pakai pakaian yang tebal agar kalian tidak jatuh sakit"nasihatnya pada para dayang itu ketika mereka selesai membersihkan taman sang ratu.

"Baik yang mulia"sahut para dayang dengan kompak.

Sebelum keluar dari taman, terlebih dahulu ratu itu memberikan upah kepada para dayang karena telah membantunya, sifat murah hati ratu itulah yang membuat para dayang sangat suka ketika membantu sang ratu. Berbeda dengan orang yang memiliki kedudukan tinggi lainnya diistana yang ingin dihormati dan memperlakukan pekerja dan dayang sesukanya, sang ratu justru sangat akrab dengan abdi istana itu, Bahkan ia tak segan bercengkrama atau makan bersama mereka, dayang dan pekerja lainnya tentu sangat senang diperlakukan secara istimewa oleh sang ratu Alhasil mereka sangat patuh dan hormat pada pria yang berasal dari utara itu.

Pemuda itu melangkah ringan meninggalkan kawasan temannya setelah selesai mengunci pagar sebagai pembatas siapapun yang tidak diperbolehkan masuk olehnya. Matanya menyipit kala melihat Sungchan yang berjalan lesu menuju tempat duduk kayu yang berada dibawah pohon rindang dibelakang istana sayap utara.

Pemuda yang bergelar putra mahkota itu mendongak kala melihat ada sepasang kaki yang singgah di sampingnya, wajah lesuhnya langsung berubah masam saat mengetahui siapa orang tersebut, diapun bangkit dari duduknya dan beranjak pergi.

"Ck. Tak cukupkah kau menghindariku beberapa hari ini?"ujar orang tersebut yang membuat Sungchan menghentikan langkahnya.

"Sudahh kukatakan bahwa aku membencimu dan pria tua itu"ucap Sungchan dingin tanpa menoleh kearah belakang.

Orang itu menghembus napas kasar, "ayahmu belum tua, dia berusia matang"ucap orang itu yang membuat Sungchan memutar mata jengah.

"Aku tidak peduli dengan apapun yang kau katakan Jungwoo"datarnya, yang membuat Jungwoo menghela.