Neora (Jaewoo) END

𝓝𝓮𝓸𝓻𝓪 : 𝓣𝓮𝓻𝓼𝓮𝓼𝓪𝓽 𝓑𝓮𝓻𝓼𝓪𝓶𝓪 𝓡𝓪𝓳𝓪

Nb : Typo nya mohon dimaafkan dan alurnya juga, semoga paham ya

Selir Park merupakan wanita yang tidak memiliki pendidikan, ia baru bisa menulis dan membaca sejak menikah dengan Raja, meskipun ia sudah berusia matang namun semangat belajarnya tak pernah surut. Ia ingin memiliki ilmu pengetahuan seperti istri istri raja lainnya.

Ia sering menghabiskan waktunya untuk membaca atau melatih kemampuan menulisnya diperpustakaan, siang ini ia juga ingin pergi keperpustakaan. Wanita itu telah berdiri didepan pintu ruangan yang penuh dengan buku itu.

Samar samar ia mendengar percakapan beberapa orang dari dalam perpustakaan, ia pun mendekatkan telinganya guna mendengarkan percakapan itu secara lebih jelas.

Setelah ia mendengarkan percakapan tersebut secara keseluruhan ia pun tersenyum licik

***

Angin malam mengisi jarak kedua orang tersebut yang saling berjauhan, mereka terdiam seribu bahasa tak ada satupun topik pembicaraan yang muncul setelah perkelahian mereka saat lalu.

Raja terlihat memang diam dan tetap memasang mimik angkuhnya, sementara sang Ratu juga terlihat diam bedanya didalam benaknya ia sedang berperang, ingin rasanya dia memaki maki pria yang berada jauh disampingnya itu namun ia sudah terlanjur diam dari tadi hingga terkesan aneh jika ia langsung memaki sang raja.

Hampir satu jam sudah berlalu namun mereka masih betah berdiam diri mendengarkan suara jangkrik yang menemani suasana heningnya malam.

"Apakah ada yang terluka atau sakit?"
Si ratu menoleh kearah Raja yang memandang kedepan melihat gumpalan semak belukar yang ada dihadapannya. Ia tak percaya pria itu akan memulai percakapan setelah hampir setahun rasanya mereka saling diam. Meskipun suara raja itu sangat pelan namun terdengar sangat jelas ditelinga Ratu.

"Huh.."helaan napas keluar dari mulut Ratu, "untuk apa mengkhawatrikanku seharusnya yang mulia mengkhawatirkan diri yang mulia sendiri, Bukankah aku pernah hampir membunuh yang mulia di benteng Neora?, kuharap yang mulia tidak melupakan saat itu"ucap sang ratu dengan nada dan wajah mengejek.

Raja terlihat gugup"a—aku? Di benteng Neora? Tidak pernah! Siapa bilang aku pernah kesana?" sang raja mengelak, ia melempar arah pandangannya pada pohon pohon yang menjulang tinggi.

"Ck, tidak perlu malu begitu disini hanya ada kita berdua"sang ratu melempar ranting kecil yang mengenai sepatu kulit milik Raja. "Aku tahu yang mulia pasti malu jika seisi istana tahu jika Rajanya pernah pingsan ketakutan"ejek si ratu, sementara Raja terlihat tidak peduli.

"Yang mulia tarlalu naif untuk mengakuinya, aku masih mengingat jelas tapatan mata dan wajah yang mulia saat itu, Hahaha jika saja Sungchan tidak menyebut nama yang mulia saat itu pasti rahasia itu tidak akan pernah terbongkar"sang ratu tertawa keras, "ahahaha.. aku masih ingat kala itu wajah yang mulia sangat jelek dan terlihat sangat tua, bahkan aku memanggil yang mulia dengan 'paman Jaehyun' bukan? Hahahaha"gelak tawa sang ratu membuat suasana sekitar mereka menjadi ramai, sementara Raja hanya tertunduk malu atas ejekan dan hinaan sang ratu, didalam hati, raja itu bertekad untuk menyumpal mulut Sungchan yang membuat rahasia memalukan itu diketahui ratu padahal selama ini raja sudah bersusah payah untuk menjaga rahasia di benteng Neora itu.

"Aduh.. Astaga perutku sakit sekali,"keluhnya, "paman apakah kau baik baik saja?"tanya sang ratu dengan nada mengejeknya. "Oh iya, kemana perginya janggut dan kumis paman? Padahal paman terlihat sangat cocok dengan bulu bulu itu"kembali lagi tawa sang ratu terdengar, bahkan kini ia sampai rersimpuh diatas tanah akibat terlalu banyak tertawa.

"Kau sudah lebih banyak berbicara sekarang, Bukankah kau sangat pendiam dan suka mengurung diri dikamar"mungkin raja itu sedikit kesal dengan ejekan sang ratu hingga ia berkata dengan nada yang cukup keras. tawa ratu itu terhenti sebentar, ia memandang tak suka kearah sang Raja.