An : Masih terdapat sedikit scene dan kalimat berbau dewasa yang di jabarkan secara jelas, harap dapat memilah bacaan, bagi yang mau skip silahkan, tapi jangan lupa vote dulu :)
Raja menarik kain putih tebal yang terbuat dari sutera itu lalu menyelimutkannya pada tubuh ratu yang mengigil kedinginan. Pria muda itu demam tinggi hari ini entah apa penyebabnya, tangan sang Raja terulur untuk menghapus pelan keringat yang tumbuh dipelipis sang ratu menggunakan kain bersih.
Tabib sudah datang mengobati namun obat yang diberikannya belum menampakkan hasil sedikitpun. Pria yang lebih tua terlihat sangat gelisah dengan keadaan ratunya yang lemas tak berdaya sejak bangun pagi tadi.
"Lekaslah sembuh ratu, jangan membuatku khawatir seperti ini"bisiknya pelan, ia membubuhkan kecupan kecupan kecil didahi sang ratu yang sedang tertidur tak tenang.
Dayang min yang melihat kelakuan sang raja segera membuang tatapan kesudut ruangan, pipinya memerah dan senyum malu malu terbit di bibirnya. Ia tak tahu sejak kapan Raja dan Ratu menjadi dekat seperti ini, biasanya keduanya tak pernah akur satu sama lain, terlebih lagi sang ratu yang selalu memaki sang raja dengan kata kata kasar saat ia sedang kesal karena memakai hanbok wanita yang banyak hiasannya.
Meskipun begitu dayang min tak berniat untuk menyelidiki, dia merasa bahwa itu bukan urusannya, wanita paruh baya itu hanya berharap sang ratu dapat menemukan kebahagiaannya dengan raja, terlepas dari jenis keduanya yang sama. Mereka tetaplah sepasang suami dan istri layaknya pasangan lain.
Selama ia kerja di istana tak pernah ia melihat sang raja yang begitu dekat atau seintim ini dengan istrinya, pernah beberapa kali ia menghidangkan makanan untuk raja dan istrinya yang lain tetapi mereka tidak melakukan sentuhan tubuh alih alih raja hanya diam atau membahas masalah masalah perekonomian negara yang membuat istrinya itu memasang tampang jengah seketika.
"Minhyung"
Sang ratu memanggil dalam tidurnya, raja sedikit menjauh, ia terdiam untuk mendengar secara jelas ucapan sang ratu.
"Minhyung"
Panggilnya lagi yang membuat sang raja berubah muka, ia terlihat tak senang dengan memalingkan tatapan kepenjuru ruangan. Helaan nafas terdengar gusar darinya untuk meminimalisir amarahnya.
"Ratu, apakah ratu masih sakit? Minum obat terlebih dahulu agar ratu tak sakit lagi"bujuk sang raja halus, ia berbisik ditelinga ratu.
"Hiks, tidak mau! Hiks aku mau Minhyung! Aku maunya Minhyung! Hiks"tolak sang ratu sambil menggeleng-geleng di tempat tidur sang raja, saat ini mereka berpindah ke kamar sang raja karena kamar ratu sedang mengalami perbaikan akibat diterjang badai semalam.
Wajah penuh emosi sang raja terlihat menyeramkan, kulitnya memerah padam seperti terbakar oleh sinar matahari yang teramat panas. Dayang min menunduk melihatnya. Ia takut saat ini pada sang raja. Wanita itu menebak pasti akan ada sesuatu yang terjadi.
"Dayang min"panggil sang raja pelan dengan suara datarnya.
Yang di panggil meneguk ludah kasar, "Iya yang mulia"sahutnya dengan sangat sopan.
"Bawa manusia yang bernama Minhyung kemari, cari sampai dapat, jika kau tidak bisa mendapatnya secara hidup maka bawa jasadnya kemari"titah sang raja.
"B—baik yang mulia, akan hamba laksanakan"ujar dayang min, ia membungkuk hormat sebelum akhirnya pergi keluar kamar sang raja dengan nyawa yang hampir saja melayang.
Sepeninggal dayang min, raja menarik tubuh sang ratu kedalam pelukannya, ia mengelus pucuk kepala sang ratu dengan penuh kelembutan.
"Minhyung, hiks"
KAMU SEDANG MEMBACA
Neora (Jaewoo) END
Fanfic[PRIVATE STORY] [RATE -M NC21+] [VULGAR WORDS, AND SEX SCENE] [HOMOPHOBIC GO AWAY] [DON'T LIKE DON'T READ!, EASY RIGHT?] 🏅#1 jaejung 09/10/21 🏅#6 dinasti 11/03/21 🏅#9 jaewoo 16/08/21 🏅#8 king 22/05/21 🏅#10 nc 21/05/21 🏅#3 kimjungwoo 14/08/21 C...