𝓝𝓮𝓸𝓻𝓪 : 𝓝𝓪𝓰𝓪 𝓭𝓪𝓷 𝓟𝓱𝓮𝓸𝓷𝓲𝔁

924 121 33
                                    

An  : Vote aja dulu ntar lupa loh.

Sorry for typo






Minhyung menatap ragu kearah putra mahkota yang menatap dengan penuh tanda tanya, setelah mendengar kabar datangnya pasukan selatan, para pejabat istana menyuruhnya untuk membawa keluar putra mahkota dari ruang pertemuan, dan baru saja kasim lee memintanya untuk menjelaskan maksud dari kedatangan orang selatan itu dan juga memberikan kotak hadiah kepada putra mahkota.

"Yang mulia, izinkan hamba menyampaikan—"

"Minhyung, kau berubah! Ada apa dengan mu?! berbicara seperti biasanya saja. Lagi pula disini hanya ada kita berdua"potongnya dengan cepat yang membuat Minhyung terdiam sejenak.

"Yang mulia, negara selatan meminta kita untuk bersatu dengan mereka—"

"Ap?! Mana bisa begitu!"putra mahkota tersebut terlihat marah bahkan dengan cepat ia berdiri yang diikuti oleh Minhyung.

"Kumohon yang mulia, dengarkan penjelasan hamba terlebih dahulu"pintanya sambil kembali mengajak pemuda itu untuk duduk seperti semula. Minhyung sudah menduga bahwa putra mahkota yang ada dihadapannya itu akan menjadi sangat marah begitu mendengar kabar ini.

Putra mahkota itu mendengus menunggu Minhyung untuk segera melanjutkan ceritanya.

"Kasim lee tentu sudah menolak permintaan tersebut tetapi siapa yang tidak mengenal sifat ambisi dari Raja selatan? Mereka akan melakukan apapun demi mendapatkan apa yang mereka inginkan, dengan penolakan kasim lee kemungkinan besar dalam waktu dekat ini kita akan berperang"lanjut Minhyung menjelaskan.

Terdapat rona terkejut diwajah putra mahkota tersebut, barangkali ia tidak akan menyangka jika akan banyak terjadi hal hal besar dalam tempo yang berdekatan.

"Terus bagaimana dengan posisi raja saat ini? Dan tentang pernikahan?"tanyanya penuh selidik.

"Sangat mustahil saat ini untuk melakukan upacara besar seperti itu yang mulia, sebenarnya kekosongan posisi raja dinegara utara inilah yang membuat raja selatan serta merta ingin mengambil alih negara utara, seandainya yang mulia bersedia menjadi raja sejak lama, mungkin raja selatan masih akan berpikir duakali untuk melakukan peperangan terhadap kita"

Kerisauan kini menaungi wajah muda putra mahkota, bukan hanya risau tetapi terdapat secercah raut penyesalan diwajahnya, pikirannya melayang jauh mengingat masa dimana ia selalu bersikeras menolak untuk dilantik menjadi raja sesudah ayahnya terus menerus sakit, bukannya tanpa alasan sebenarnya ia menolak, hanya saja ia merasa usianya pada saat itu benar benar masih sangat muda dan ia juga yakin bahwa ia pasti belum siap untuk menjadi raja, entahlah dia tak merasakan adanya jiwa jiwa kepemimpinan didalam dirinya.

"Yang mulia?"panggil Minhyung, pasalnya pemuda itu seperti terhanyut dalam pikirannya.

"Aku akan ikut dalam pasukan perang!"ucapanya yang membuat Minhyung terbelalak, yang benar saja, putra mahkota itu adalah satu satunya keluarga Raja kim yang tersisa.

"Tidak yang mulia! Yang mulia harus tetap berada diistana, biarkan hamba dan pasukan kerajaan yang berperang!"sanggah Minhyung dengan keras.

"Bagaimana bisa? Penyebab terjadinya peperangan ini adalah kesalahanku, seandainya saja aku tidak keras kepala dan bersedia dilantik menjadi raja, pastinya negara selatan tidak akan berbuat senekat itu!"ia menyanggah dengan tatapan mata yang penuh dengan hasrat keyakinan.

"Yang mulia, ini sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan yang mulia, hamba mohon jangan menyalahkan diri anda sendiri yang mulia"putra mahkota itu menatap dalam kearah Minhyung.

Neora (Jaewoo) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang