𝓝𝓮𝓸𝓻𝓪 : 𝓑𝓮𝓻𝓴𝓾𝓭𝓪 𝓑𝓮𝓻𝓼𝓪𝓶𝓪

791 120 219
                                    

Nb : mohon komennya kalau ada yang kurang jelas alurnya atau gak nyambung hehe.










Pikiran sang Raja saat ini sedang kosong, belakangan ini ia kurang bersemangat mengarungi hari harinya dikarenakan sudah beberapa hari ini Sang Ratu menghindarinya secara terang terangan. Pria itu tak tahu apa penyebab ratu tersebut seperti anti padanya sekarang, sejak dipergoki oleh Doyoung dikamarnya, Sang Ratu tak pernah lagi terlihat parasnya. Pernah sekali mereka berselisihan namun sang ratu malah berbalik hingga tak jadi berselisihan dengannya, padahal jarak mereka masih sangat jauh. Raja mendengus gusar. Jika dipikir-pikir mereka sedang tidak dalam masalah saat terakhir kali bertemu.

Syair yang dibacakan pejabat itu sama sekali tidak masuk kependengaran sang raja. Alih alih pikirannya semakin melayang jauh merindukan pria muda yang menjadikannya gundah gulana saat ini.

Melihat syair yang ia dibacakannya sia sia, para pejabat itu menghentikan bacaanya, beberapa pejabat yang ada diruangan itu saling menatap satu sama lain, seakan bertanya apa penyebab yang membuat sang raja melamun disinggasananya.

"Yang mulia, jika yang mulia sedang tidak enak badan maka kita sudahi saja acara ini"usul seorang pejabat mewakili yang lainnya.

"Benar yang mulia, hamba lihat yang mulia sedang memikirkan sesuatu sedari tadi agaknya sesuatu itu sangat mengusik pikiran yang mulia"timpal pejabat lainnya.

Raja menghela, ia memarahi dirinya sendiri yang tidak bisa fokus saat ini, pria itupun menegakkan posisi duduknya. "Tidak perlu, lanjutkan saja. Aku akan mendengarkan"tolaknya.

Para pejabat kerajaan itu terlihat keberatan namun apa boleh buat, mereka tetap melanjutkan kegiatan membaca syair yang ditulis oleh tetua mereka dahulu.

***

Jungwoo berjalan pelan dibawah rindangnya pepohonan yang ditanam dalam areal istana, ia bernapas lega karena bebas setelah beberapa hari mengurung diri didalam kamarnya.
Angin sejuk yang menerpa tubuhnya membuatnya tersenyum sambil memejamkan mata. "Segarnya" ucapnya sembari meregangkan tubuh.

Ia memandang kesekelilingnya untuk mencari tempat yang ia tuju, sekarang ini tak ada tempat yang ingin ia tuju, jika ia berkeliaran di istana pasti besar kemungkinan dirinya akan bersua dengan sang raja, tidak! Itu tidak boleh terjadi! Jungwoo telah berjanji pada dirinya untuk tidak menemui sang raja sampai kapanpun. Jadi sebagai seorang lelaki sejati ia harus menepati janji yang ia buat. Akan tetapi ada sedikit rasa penasaran bagaimana kabar pria yang umurnya jauh lebih tua darinya itu, sebenarnya dia bisa saja menanyakan kabar si raja pada dayang min namun sangat tidak Jungwoo namanya apabila bertanya hal tidak penting seperti itu.

Sepintas menjenguk permaisuri terbit dibenaknya, sayangnya saat ini Jungwoo tak memiliki selera untuk menemui siapapun meskipun kabarnya sakit yang diderita permaisuri tak kunjung sembuh tetapi Ratu itu tetap tak ingin mengunjunginya saat ini, toh siapa tahu permaisuri sedang diobati tabib saat ini, Bukankah menggangu jika ia datang mengunjungi jika benar seperti itu.

"Yang mulia!"teriak seseorang dari kejauhan.

Sang ratu mencoba menajamkan pandangannya, dan kemudian ia membelak. Dengan segera ia membalikan langkah dan berjalan dengan cepat.

"Yang mulia Ratu tunggu aku!"teriak orang itu lagi sambil berlari mengejar sang ratu.

Sang ratu tak peduli, ia masih melangkah kakinya dengan cepat namun harus elegan. Entah kapan sang ratu mulai memperhatikan tata krama dan aturan berjalan khas wanita itu. Akan tetapi Jungwoo hanya tak ingin jika ia kembali bertingkah jantan maka ia akan menjadi bahan tontonan para dayang lagi seperti saat ingin keluar dari jendela yang berujung menggantung di jendela kamar permaisuri.

Neora (Jaewoo) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang