𝓝𝓮𝓸𝓻𝓪 : 𝓗𝓾𝓴𝓾𝓶𝓪𝓷 𝓟𝓮𝓻𝓶𝓪𝓲𝓼𝓾𝓻𝓲

752 119 66
                                        



Malam yang begitu sunyi tak membuat wanita tua itu mengantuk, wajah penuh keriputnya masih terlihat menyeramkan dengan tatapan mata yang tajam mengarah pada pria yang duduk dihadapannya.

"Mengapa kau tidak menurunkan tahtanya sebagai ratu? Apa kau sebegitu bodohnya?! Padahal itu kesempatan yang bagus untuk melingsirkan dia dari jabatan ratu tanpa bisa menuntut dikembalikannya wilayah utara! Namun kau justru membelanya!" marah wanita tua itu, meskipun ia sedang marah namun gaya bicaranya masih tetap bertata kemana yang tinggi.

Ia mendengus kesal sambil memandang kearah samping, ia tak berniat memandang pria yang terdiam dihadapannya itu, "Berantam dengan anakmu sendiri hanya karena pria utara itu? Dasar memalukan. Biarkan saja anak mu melakukan sesukanya pada pria utara itu. Kalau bisa Sungchan jangan hanya memperkosanya tapi juga membunuhnya" ucap wanita itu dengan santai.

"Yang dilakukan Sungchan sama sekali tidak mencerminkan calon penerus kekuasaan-"

"Kau pikir kau sudah sangat mulia menjadi raja huh? Apa kau lupa kalau kau meniduri gisaeng sampai membuatnya hamil?! Aib yang paling besar dinasti Jeong adalah memiliki raja yang memperselir seorang wanita rendahan. Untung saja wanita itu keguguran kalau tidak pasti martabat dinasti Jeong sudah lama hancur"wanita itu memotong ucapan pria yang ada dihadapannya.

"Kau harus membunuh pria utara itu dan segera lantik selir kim menjadi Ratu, kau harus mendengarkan ibu kali ini. Jika tidak maka ibu sendiri yang akan bertindak"kalimat perintah itu terdengar memaksa.

"Mengapa ibu tidak menganggap permaisuri? Dia lebih pantas menjadi ratu daripada selir kim, ibu selalu meninggikan selir kim! Kapan ibu akan berbuat adil pada istri istriku?!"tanya si pria marah.

"Aku sudah berbaik hati tidak membunuh istri istrimu sampai saat ini Jaehyun. Permaisuri itu hanya wanita bodoh dia tidak memiliki ilmu pendidikan ia hanya mengandalkan etika yang dimilikinya, bagaimana dia bisa menjadi ratu?"jawab si wanita tua dengan tenang, ia menuang air dari teko ke gelas keramik yang berada didepannya.

"Laksanakan saja apa yang ku perintahkan tadi, dengan begitu kau tidak perlu takut pada rakyat utara lagi, terlebih lagi kulihat pria utara itu tidak ada takutnya sama mu, apa kau mau gelar raja mu diambil olehnya?!"

Pria itu menunduk diam, "maaf ibu, tapi aku tidak bisa melaksanakannya, aku memiliki rencanaku sendiri"ucapnya sopan, ia membungkuk hormat kemudian bangkit dan pergi dari ruangan yang kini hanya dihuni oleh si wanita tua.

"Kurang Ajar!!"ucapnya marah sambil membalikan meja kecil yang ada dihadapannya hingga teko dan gelas keramik itu terpental hancur.


***

Sudah empat hari terlewat sejak puncak berita perselingkuhan ratu dan Sungchan tersebar sekarang berita itu sudah redup bak tak pernah tersebar, masalah permintaan penurunan tahta ratu tidak dipenuhi sang raja, pria yang berkuasa itu tetap menjadikan putra mahkota utara itu sebagai Ratu istana yang sah.

Keadaan istana hari ini cukup sibuk karena raja memerintahkan pembangunan diwilayah utara. Kabarnya Raja akan menjadikan utara sebagai daerah penopang bahan makanan terbesar dinegeri itu, sehingga raja mengadakan pembangunan besar besaran disana.

Ratu mendengar kebijakan itu cukup senang, karena raja memenuhi perjanjian pernikahan mereka dahulu dimana raja tidak akan membedakan wilayah utara ataupun wilayah selatan.

"Sepertinya ini akan menjadi hari yang baik"gumam sang ratu.

"Benar yang mulia, hari ini begitu cerah dan indah, lihatlah bunga bunga yang tumbuh di belakang kamar permaisuri itu yang mulia, begitu cantik dipandang mata"ujar dayang Min.

Neora (Jaewoo) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang