Dari kejauhan Lucia sedang melihat ke arah jendela dengan menggunakan teropong kecil di atas atap rumah orang lain. Dia memerhatikan Killua, Gon, Zushi dan Wing yang berada di dalam sebuah apartemen sederhana yang berada di tingkat dua.
Hisoka : Kau sedang apa?
Lucia : Ssst. Diamlah!
Hisoka pun diam dan memerhatikan pandangan mata Lucia pada sebuah apartemen sederhana yang berada di seberang sana.
Hisoka : Hm, mereka sedang apa?
Lucia yang merasa terganggu pun menoleh dan dia pun tersentak.
Lucia : Aa! Hi-hisoka sejak kapan?!
Hisoka : Baru saja.
Lucia : . . . . Ohh...
Seketika itu juga suasana keduanya menjadi kaku dan canggung.
Lucia : Kau tidak bertanding?
Hisoka : Tiga hari lagi.
Lucia : Jangan bilang kau mengikutiku?! (sedikit mengeluarkan aura hitam)
Hisoka : Masaka... (Tidak mungkinlah...)
Lucia : Pergilah, jangan menggangguku!
Hisoka mengabaikan Lucia dan masih enggan pergi dari sana. Dia berdiri di samping Lucia. Dia yang penasaran pun hanya diam dan memerhatikan ke arah depan tepatnya ke arah Gon sambil tersenyum licik yang menyeramkan.
Lucia membiarkan Hisoka, dia melihat Wing sedang menjelaskan sesuatu dan menulis sesuatu di papan tulis kecil. Kemudian tidak lama setelah itu, tiba-tiba aura di sekelilingnya Wing langsung berbeda.
Terlihat Wing mengeluarkan sebuah aura yang ingin membunuh ke arah Killua. Killua dan Gon yang merasakan aura yang mencengkram pun merasa sedikit ketakutan. Mereka berusaha menahan aura itu sedikit lebih lama, tapi Killua gagal dan langsung melompat ke belakang.
Lucia hanya tersenyum melihat reaksi dan ekspresi Killua. Sedangkan Hisoka yang memerhatikan sejak awal di samping Lucia pun mengerti. Dia langsung tersenyum licik yang menyeramkan. Dia yang terpancing, sedikit mengeluarkan bloodlustnya.
Hisoka : (Hm, dia sedang belajar. Tapi... Masih belum. Sebentar lagi. Sedikit lagi...)
Meskipun Hisoka mengatakan di dalam hatinya. Akan tetapi, semua perkataan Hisoka bisa terdengar dengan jelas di telinganya Lucia dan seketika itu juga Lucia merasa sedikit jengkel. Setelah itu, Hisoka melompat turun dan pergi dari sana tanpa pamit terlebih dahulu ke Lucia.
Lucia : Dasar, akhirnya dia pergi juga (bergumam)
Tidak lama kemudian, terlihat Killua dan Gon keluar dari apartemen itu. Mereka berjalan pulang ke Arena Surga. Lucia melihat Wing sedang menatap tajam ke arah Killua yang semakin menjauhi apartemennya lewat jendela.
Setelah merasa aman, Lucia pun turun dari atas atap dan mengikuti Killua dan Gon dari belakang secara diam-diam.
Killua merasa sangat kesal. Di sepanjang jalan, baik Gon maupun Killua tidak berbicara apapun, mereka sibuk dengan pemikiran mereka. Gon sedang mencerna ulang dan berpikir keras tentang Nen yang tadi mereka pelajari dari Wing.
Jalanan menuju ke Arena Surga tidaklah besar dan cukup ramai. Jalanan itu hanya diterangi dengan beberapa lampu tiang, sehingga membuat jalanannya sedikit gelap.
Tiba-tiba Killua berhenti melangkah dan sedikit menyampingkan tubuhnya lalu menoleh ke arah belakang. Gon yang bingung pun berhenti berjalan lalu mengikuti arah pandang Killua dan melihat ke arah jalanan.
Gon : Killua, ada apa? (bingung)
Killua : Percuma saja kau bersembunyi begitu. Aku tahu kau di situ.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hunter x Hunter [My version, Lucia]
FanfictionAku adalah seorang gadis biasa yang berumur 29 tahun dan namaku adalah Airine. Hidupku bisa dibilang sangatlah biasa dan membosankan. Aku ini termasuk otaku, sangat menyukai anime. Untungnya masih belum akut. Pada suatu hari, saat aku terbangun dari...