145 - Keseimbangan × Kaname Wright × Dunia Part 2

333 39 17
                                    

Gon, Killua dan Biscuit sedang berhadapan langsung dengan Kaname pyscho. Kaname tidak terkejut sama sekali dengan kedatangan Gon, Killua dan Biscuit yang berada di hadapannya.

Kaname : Hanya kalian saja? Di mana Lucia-san?

Saat ini mereka berada di kota awal di mana saat pertama kali mereka memasuki dunia Greed Island. Mereka yang berdiri di tengah-tengah padang rumput yang di belakangnya hanya dikelilingi pohon-pohon besar yang menjulang tinggi ke atas langit.

Gon : Kaname-san, kembalilah kepada kami!

Killua : Kaname, sadarlah!

Sekarang Gon dan Killua berdiri tepat di hadapan Kaname, sedangkan Biscuit berdiri di belakang Kaname dengan posisi berbentuk segitiga, mereka mencoba untuk mengepung Kaname yang berdiri di tengah-tengah mereka.

Baik Gon maupun Killua sedang berusaha untuk membujuk dan menyadarkan Kaname, akan tetapi Kaname pyscho yang bukanlah Kaname asli pun mengabaikan mereka. Kaname yang berdiri di hadapan mereka hanya tersenyum licik cukup lebar.

Biscuit : Killua, Gon, dia bukan Kaname lagi, jangan terbawa perasaan.

Biscuit tahu kalau musuhnya kali ini tidak akan mudah untuk dikalahkan, dia pun harus melindungi Killua dan Gon, namun dia terpikirkan satu hal dan tangannya menunjukkan angka satu untuk memberi sebuah kode, Killua pun langsung refleks menggunakan Gyou lalu membaca kode itu yang berisikan, "Saat kubuatkan celah, kau harus membunuhnya."

Killua syok menbaca pesan itu, Biscuit merenggangkan otot-ototnya dan menampakkan wajah dan bentuk badan aslinya yang kekar dan besar.

Biscuit : (Killua, jika kau sayang Kaname, bebaskan dia dari kurungan badan itu dan bunuhlah dia.)

Kaname : Wah wah, kau menyimpan wujud aslimu sampai segitunya, sungguh diluar dugaan, terus di mana anak kampung satunya lagi? Diantara semua mangsaku, dialah yang akan kusiksa setragis mungkin.

Kaname menunjukkan wajah tersenyum yang menyeramkan. Dia membenci Lucia karena Lucia telah berhasil menancapkan sebuah spear darah pada bahu kirinya itu sehingga menyebabkan lengan bagian kirinya menjadi sedikit lumpuh dan kadang susah digerakkan dikarenakan racun darah Lucia yang mengalir di dalam darahnya.

(**Buat Readers yang lupa, silakan kilas balik baca di episode 141.)

Menyadari rasa kebencian itu, Gon dan Killua sempat kaget, namun hubungan di antara Lucia dan Killua tidak akan tergeserkan oleh Kaname, aura dan ekspresi wajah Killua pun seketika langsung berubah, Biscuit menyadarinya dari tatapan Killua.

Killua : Sudah kuputuskan, jika kau berniat ingin membunuh Luci sebaiknya kau mati saja.

Killua langsung berlari cepat ke arah Kaname hendak menyerangnya, namun Kaname sudah menyiapkan pisau Nen pembunuh yang kasat mata yang dia tanamkan di tanah agar Killua tertusuk.

Namun Biscuit yang tahu akan hal itu pun dengan cepat mengambil batu-batu kecil, memberikan aura Nen dan menembakannya ke arah pisau itu. Pisau Nen Kaname patah, Biscuit mensupport pergerakan Killua.

Killua menggunakan yoyo miliknya untuk menghantam wajah Kaname. Akan tetapi, meleset ke arah samping karena Kaname menghindarinya dan berniat untuk menyerang balik.

Biscuit menahan dan melancarkan tinju mautnya ke perut Kaname. Namun, Kaname sekali lagi bisa menghindar dan berhasil menyayat tangan Biscuit hingga lecet.

Killua menyerang lagi dengan teknik bela dirinya. Kaname menahan setiap serangan Killua. Biscuit terus mensupport Killua, tapi Kaname tetap lincah, hingga pertarungan sengit tersebut membuat jarak di antara mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hunter x Hunter [My version, Lucia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang