Bab 25 | Serba Mendadak

6.8K 485 25
                                    

Akhirnya bisa kembali melanjutkan cerita ini...

Mungkin kalian sudah sangat bosan menunggunya, tapi aku benar-benar baru bisa kembali untuk menulis lagi...

Pokoknya aku bakalan rajin update lagi, aku bakalan usahain itu. Azzam dan Amel kembali lagi dengan permasalahan yang semakin rumit.

Happy reading 🌠

Amel menatap lelaki di depannya ini dengan penuh tanda tanya, ia tidak mengerti mengapa Azzam mengajaknya untuk bertemu sepagi ini. Ia berharap tidak ada masalah lagi tentang perjodohan yang diinginkan oleh papanya.

"Mas, ada apa?" Tanya Amel dengan begitu penuh keraguan.

Azzam menghela napasnya dengan kasar dan ia mengeluarkan surat yang kemarin ia terima dari dokter yang menangani papa Amel.

"Ini apa?" Balas Amel yang tidak paham dengan maksud Azzam.

"Bacalah, kamu akan mengerti dengan semuanya. Saya berharap kamu bisa menyikapi hal ini dengan baik dan mungkin bisa secepatnya mengambil sikap. Kamu tahu sendiri, persiapan pernikahan saya sudah sejauh ini," tegas Azzam dengan raut wajah penuh kegelisahan.

Azzam  akhirnya mengambil sikap tegas, bahwa ia tidak bisa menuruti keinginan papa Amel. Ia tidak mungkin memberikan kecewa kepada Annisa, bahkan keluarga besarnya.

Mungkin dengan sikap seperti ini, ia menyelesaikan semuanya. Ia tidak ingin keadaan semakin sulit jika ia memutuskan untuk menikahi gadis di depannya ini.

Terlihat Amel mencengkram erat kertas tersebut, matanya tampak berkaca-kaca dan Azzam berusaha bersikap tenang. Sudah sewajarnya Amel mengetahui semua ini.

"Mas, aku mewakili papa untuk minta maaf ke Mas. Nggak seharusnya papa bersikap memaksa seperti ini, apalagi Mas sebentar lagi akan menikah. Mas jangan terbebani dengan semua ini, mungkin papa hanya cemas dengan keadaan sekarang."

Azzam mengangguk paham mendengar hal itu. "Tapi saya berharap kamu jangan marah ke papa kamu perihal ini, saya nggak mau dia malah semakin terbebani. Mungkin kita hanya bisa bersikap biasa saja dan seolah nggak ada yang terjadi."

Amel hanya mengangguk paham mendengar hal itu. Kemudian tatapannya bertemu dengan Azzam, begitu banyak luka di mata indahnya yang seakan ia simpan sendirian saat ini.

"Mas, sebaiknya Mas nggak usah datang menjenguk papa dulu. Mungkin itu yang terbaik untuk saat ini, kalau papa melihat Mas, aku takut papa akan semakin gencar untuk membicarakan hal ini dan membuat Mas akan terbebani lagi. Sebaiknya Mas menjauh dulu, kita anggap itu yang lebih baik. Kalau begitu aku permisi Mas," Amel enggan mendengar jawaban dari Azzam.

Azzam melihat punggung Amel menjauh pergi dari hadapannya. Entah kenapa ia merasa tidak bisa menerima ucapan dari Amel, karena ia tahu hal itu akan semakin menyulitkan Amel saja, sebab papanya akan menanyakan keberadaan dirinya terus menerus.

"Amel, kenapa kita bisa serumit ini? Apa yang bisa saya lakukan, agar kamu tetap merasa tenang dalam keadaan seperti ini?" Monolog Azzam penuh kegelisahan.

•••••

Di lain tempat seorang gadis cantik yang terbalut dengan gamisnya itu sudah bosan menunggu lelaki yang mengajaknya untuk bertemu hari ini. Hal bodoh yang pernah ia lakukan adalah mengiyakan ajakan dari lelaki itu.

Gadis itu adalah Zizi dan lelaki itu adalah Yuda. Semalam Yuda mengajaknya untuk bertemu hari ini, katanya ada hal yang ingin ia sampaikan kepada Zizi.

Complement of My Heart ✓(Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang