Bab 39 | Semuanya Tidak Adil

7.3K 477 21
                                    

Kasih semangat untuk Amel dong, biar gak sedih terus...

Happy reading 🌠

"Jangan nangis lagi, kita serahkan semuanya kepada Allah SWT,” bisik Azzam dengan begitu lembut dan Amel hanya menganggukkan kepalanya. Ia hanya menunduk dan tidak tahu harus melakukan apalagi saat ini. Pikirannya benar-benar campur aduk, dengan segala kemungkinan yang mengganggunya.

Fano sedang menjalani operasi beberapa menit yang lalu. Mulai saat itu, perasaan Amel kembali gelisah. Ia sekali-kali menatap ruangan operasi tersebut dengan penuh harap.

Azzam senantiasa memeluk Amel, ia tidak ingin Amel lemah saat ini, banyak kemungkinan yang bisa saja terjadi. Istrinya ini sangat membutuhkan kekuatan dari mereka, apalagi dirinya yang tidak boleh terlihat lemah.

"Mas, papa pasti akan baik-baik saja kan? Papa pasti kuat kan menjalani operasinya?" Kembali Amel mengungkapkan kegelisahannya itu.

"Sayang, kita hanya bisa berdoa dan dokter yang memberikan tindakan terbaiknya. Mas minta sama kamu, jangan terlalu banyak pikiran seperti ini, jangan berprasangka yang tidak-tidak."

Amel kembali berkaca-kaca. Seperti apapun nasihat yang diberikan kepadanya,  rasanya semua itu tetap kalah dengan perasaan takutnya saat ini.

"Zam, apa nggak sebaiknya kalian makan dulu? Dari semalam kalian belum makan sama sekali," saran Hanum yang sangat kasihan dengan keadaan Amel.

"Nanti saja Bun, Amel belum bisa pergi dari sini,"jelas Azzam. Mendengar hal itu Hanum hanya mengangguk pasrah, membujuk Amel pun sama saja hal yang mustahil saat ini.

•••••

Akhirnya setelah satu jam lebih menunggu, seorang dokter keluar dari ruang operasi, dengan beberapa perawat yang langsung pergi.  Sedangkan dokter tersebut langsung berdiri du hadapan keluarga dan mereka yang melihat hal itu berharap apa yang akan disampaikan oleh dokter sesuai dengan keinginan mereka.

How do you doc?” tanya Azzam.

Sorry, Mr. Fano couldn't be saved, his condition was getting weaker when the operation was completed. We have tried our best, but it didn't meet our expectations,” jawab dokter Alex tersebut menghantam mereka semua. Terutama Amel yang langsung menguatkan pegangannya kepada Azzam. Tubuhnya langsung melemah mendengarkan hal itu. Ia yakin semua ini pasti hanya mimpi untuk dirinya. Ini bukan hal yang ingin ia dengar.

Dokter Alex langsung berpamitan, sedang mereka terdiam dengan pikiran masing-masing. Mereka semua tidak bisa berkata apapun lagi, Hanum langsung memeluk Azka dengan isak tangisnya. Sedangkan Amel hanya diam, tanpa mengatakan apapun, hanya air matanya yang berderai tanpa henti.

"Sayang, kamu harus kuat ya, semuanya sudah menjadi kuasa Allah SWT," ungkap Azzam dengan begitu berat saat mengatakan hal itu.

“Mas, ini semua hanya mimpikan?” tanya Amel tanpa melihat ke arah Azzam.

“Sayang, kamu harus kuat. Allah SWT sayang ke papa, makanya papa pergi lebih cepat dari apa yang kita bayangkan,” ucapan Azzam tersebut sukses membuat Amel berteriak kencang.

“NGGAK, PAPA BELUM PERGI. SEMUA INI KARENA MAS, KALAU MAS MENGATAKAN INI SECEPATNYA KE AKU, MUNGKIN PAPA NGGAK AKAN MENGAMBIL KEPUTUSAN SEPERTI INI. KALIAN SEMUA JAHAT! SEMUANYA NGGAK ADIL UNTUK AKU, PAPA SAMA MAMA SUDAH NGGAK ADA,” mereka semua kaget dengan ucapan Amel. Azzam langsung menarik Amel dan membawa ke dalam dekapannya. Tetapi Amel memberikan pukulan yang membabi buta kepada Azzam.

Complement of My Heart ✓(Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang