Bab 30 | Sebenarnya Ini Yang Dirasakan

7.9K 586 25
                                    

Hai guys, apa kabar semuanya?

Kira-kira Amel ikut suaminya gak yaaa? Kalau menurut pendapat kalian gimana baiknya sih?
Amel dilema banget, karena bucin banget ya sama suaminya, jadi belum siap ditinggalin gituhhh.

Btw nanti Azzam bakalan ceritain perasaan dia yang sebenarnya ke Amel loh. Kira-kira udah jatuh cinta belumnya? Biar Amel nggak nanya-nanya lagi wkwkw

Jangan lupa vote dan komennya ya guys ku.

Happy reading 🌠

Sore ini mereka dalam perjalanan menuju ke rumah orang tua Azzam. Katanya Azzam ingin mengambil beberapa barangnya lagi yang sangat ia butuhkan. Jadi baru ada waktu sore ini untuk mengambil barang-barang itu. Sedari pagi sampai siang tadi, tidak ada orang di rumah untuk menjaga papanya, jadi mereka harus tetap di rumah dulu.

Perihal ke Singapura, mereka belum membicarakan hal ini ke papanya Amel. Mungkin mencari waktu yang tepat dulu untuk menyampaikan hal itu.

“Sayang, mau makan sesuatu nggak?” Tanya Azzam. Ia menyadari bahwa istrinya hanya mengisi perut sarapan tadi pagi saja, belum makan siang sama sekali dan sekarang sudah sore.

“Boleh Mas, kebetulan udah lapar banget," jawab Amel.

“Mau makan apa sayang?”

“Pengen makan ayam  geprek yang dekat kompleks perumahan Mas aja,” mendengar hal Azzam hanya menganggukkan paham.

Sesampainya di tempat makan, Amel memesan makanan untuk dirinya sendiri saja. Sebab suaminya mengatakan. “Sayang, Mas pesanin kopi saja,” mendengar hal itu membuat Amel mendesah kecewa.

“Kenapa Mas nggak ikut makan? Kalau tahu sendiri makannya, yah nggak usah tadinya,” gerutu Amel.

“Sayang, Mas udah makan siang tadinya sama papa, jadi masih kenyang,” jelas Azzam.

"Kalau Mas masih kenyang kenapa nggak bilang, aku bisa bungkus aja tadi makanannya. Nanti malah kelamaan nungguin aku makannya."

"Udah, nggak usah banyak pikiran seperti ini, Mas nggak suka kamu yang selalu merasa sungkan ke Mas."

Sedangkan Amel hanya membuang napasnya dengan kasar dan mulai menyantap makanan yang baru saja terhidang di depannya. Sekali-kali ia melihat ke arah Azzam yang begitu tenang menyesap kopi hitamnya, sambil memainkan ponselnya. “Mas, besok masuk kerja ya?" Tanya Amel.

“Belum sayang, kenapa emangnya?" Azzam menatap Amel dengan intens.

“Aku mau jalan-jalan sama Mas, tapi kita lihat situasi dulu, mana tahu oma sama yang lain masih ada rencana jalan-jalan besok kayak tadi," jelas Amel.

"Emang mau ke mana jalan-jalannya?"

“Aku mau ke danau yang Mas lihatin fotonya semalam. Kayaknya bagus deh buat nenangin pikiran. Soalnya tempatnya sepi gitu," jelas Amel dengan antusias.

“Boleh, tapi kita lihat situasi di rumah dulu ya. Ingat papa, harus selalu ada yang jagainnya."

“Oke,” setelah itu mereka kembali dengan aktifitas masing-masing.

•••••

Sesampainya di kediaman orang tua Azzam, rumah tampak sepi. Sepertinya mereka ada acara di luar. Azzam langsung membawa Amel ke kamarnya, sebab barang-barang yang akan ia bawa nanti cukup banyak.

Complement of My Heart ✓(Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang